Welcome....

Selamat datang teman-teman. Saya Paulus yang biasa dipanggil PaO. Saya rindu sekali untuk membuat artikel. Disinilah saya menuangkan semua hasil pemikiran. Saya beri judul pada Blog ini, Reflection Results. Ini semua hasil pemikiran, ide, refleksi dari saya sendiri. Apabila ada kata-kata atau kalimat dari orang lain, saya berikan footnote atau resensi tulisan. Saya yakin anda mendapat pelajaran yang baik pada saat anda membacanya. Bila teman-teman sedang ada waktu, boleh sekalian dikasih komentarnya dalam setiap artikel yang dibaca. Bila ada yang tidak setuju juga tidak masalah :D all praise to Jesus! praise for ever!!

Selamat Membaca. Tuhan Yesus Kristus Memberkati.

Penulis : Pdp. Paulus Igunata Sutedjo, M.Th.

Labels

Friday, November 13, 2015

Belajar dari Rasul Yohanes 4: Consistent & Persistent - Matius 26:56; Yohanes 19:26-27



Semua murid Yesus melarikan diri saat Yesus ditangkap di Getsemani. Ironis sekali, saat gurunya mengalami masalah, murid-muridNya lari meninggalkanNya termasuk Yohanes. Tetapi apakah Yohanes terus menerus lari meninggalkan Yesus sampai akhir hidupNya? Bila kita baca lebih teliti, Alkitab mencatat bahwa ternyata Yohanes tetap mendampingi Yesus sampai Ia meninggal di kayu salib. Sekalipun tidak ada kata-kata secara langsung dalam Injil Yohanes 19:26-27, bahwa murid yang dikasihi Yesus adalah Yohanes, namun menurut tradisi yang dimaksud Yesus saat itu adalah Yohanes. Kepada dialah Maria dipercayakan oleh Yesus menjelang ajalNya. Berarti Yohanes tetap mendampingi gurunya sampai akhir hidupNya. Hal ini membuktikan, bahwa Yohanes adalah murid yang setia. Ia telah menjalin hubungan yang baik dengan Yesus, gurunya, sampai akhir kehidupanNya di bumi.

Kata kesetiaan dalam bahasa ibrani adalah 'ĕmûnâh yang berarti kokoh, tidak tergoyahkan, dan tidak berubah. Ciri-ciri orang seperti ini adalah orang yang consistent dan persistent. Dalam menjalin hubungan dengan Tuhan, kita harus consistent. Artinya, selalu mengutamakan Tuhan di dalam kehidupan sekalipun masalah menerpa hidup kita. Salah satu cara supaya kita tetap menjaga kekonsistenan hubungan dengan Tuhan adalah membaca dan merenungkan firman Tuhan setiap hari. Kata "setiap hari" membuat kesan jenuh, karena kita harus melakukan hal tersebut berulang-ulang di tiap harinya. Namun kita harus ingat, bahwa selain kebutuhan jasmani, kita juga harus memenuhi kebutuhan rohani. Melalui cara ini kita akan semakin mengenal Tuhan. Seperti yang dilakukan Dodi. Setiap hari senin, Dodi pergi ke kantor lebih awal untuk merenungkan kembali firman Tuhan yang telah ia terima hari Minggu kemarin. Dengan cara seperti ini, kerohanian Dodi semakin kuat. Ia semakin mengenal Tuhan. Sehingga saat ia menghadapi masalah, Dodi tidak langsung menyerah tetapi langsung berserah kepada Tuhan!      

Selain itu, kita juga harus persistent. Artinya, kita harus gigih menjaga kekonsistenan hubungan dengan Tuhan sampai akhir! Jadi tidak setengah-setengah dalam menjalin hubungan dengan Tuhan. Seperti yang ditulis dalam kitab Wahyu 2:10b, bahwa orang yang setia sampai mati akan dikaruniakan mahkota kehidupan. Agar kita dapat setia sampai mati, kita jangan hanya sekadar membaca dan merenungkan firman Tuhan saja, namun kita juga harus melakukan firman Tuhan itu di dalam kehidupan sehari-hari! Dibutuhkan kegigihan yang stabil untuk dapat menjalin hubungan dengan Tuhan sampai akhir kehidupan kita di bumi. Seperti yang dilakukan Rasul Paulus. Ia berhasil mencapai garis finish kehidupan dengan menjaga hubungannya dengan Tuhan. Kesetiaan diuji oleh waktu, untuk itu marilah kita consistent dan persistent dalam menjalin hubungan dengan Tuhan di kehidupan kita.


Kesetiaan tidak bisa dibuktikan lewat ucapan, 
tetapi dapat dibuktikan lewat waktu.

Tuesday, November 10, 2015

Belajar dari Rasul Yohanes 3: Yohanes VS Orang-Orang Samaria - Lukas 6:27; 9:51-54; Kisah Para Rasul 8:14-15, 25



Kemarin kita belajar tentang kearoganan Yohanes. Salah satunya adalah sikap Yohanes terhadap orang-orang Samaria. Ketika orang-orang Samaria tidak mau menerima Yesus di suatu desa orang Samaria, Yohanes dan saudaranya ingin membinasakan mereka! Sampai akhirnya Yesus menegurnya dan mereka pergi ke desa yang lain. Jelas sekali ketidaksukaan Yohanes terhadap orang-orang Samaria dalam kisah itu. Yohanes adalah putera Zebedeus dan ia seorang nelayan Galilea, berarti sangat mungkin Yohanes adalah orang Yahudi. Saat itu orang Yahudi dan orang Samaria saling memusuhi. Sekalipun Yohanes sudah mendapatkan pengajaran tentang mengasihi musuh oleh Yesus, nampaknya ia masih kesulitan untuk menerapkan pengajaran tersebut di dalam kehidupannya. Hal ini terlihat dari sikapnya yang ingin membinasakan orang-orang Samaria, saat mereka menolak Yesus yang notabene adalah orang Yahudi.

Namun perubahan secara radikal terjadi dalam diri Yohanes setelah Yesus terangkat ke Sorga! Dalam Kisah Para Rasul 8 dicatat, bahwa ketika Yohanes dan Petrus diutus ke tanah Samaria, mereka berdoa supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus. Bahkan setelah itu, dalam kepulangannya ke Yerusalem, mereka menyempatkan untuk memberitakan Injil dalam kampung-kampung di Samaria. Berarti Yohanes juga memiliki kerinduan yang mendalam supaya orang-orang Samaria banyak yang bertobat dan menerima injil. Yohanes sudah menerapkan pengajaran Yesus tentang mengasihi musuh. 

Mengasihi musuh adalah hal yang sangat sulit. Tentu harus melewati proses yang sangat panjang. Yohanes pun juga melewati proses, sampai akhirnya ia berhasil mengasihi musuhnya. Musuh adalah lawan atau orang yang bertengkar dengan kita. Jadi sangat mungkin musuh itu adalah orang yang paling dekat dengan kita. Mungkin musuh itu adalah suami, istri, anak, mantu, mertua atau bisa jadi orangtua kita sendiri. Karena saat kita berelasi dengan seseorang, kemungkinan besar kita akan mengalami konflik, sehingga hal tersebut membuat kita bertengkar dengan orang tersebut. Masalahnya adalah, apakah kita tetap mampu mengasihi musuh atau lawan kita?

Suatu hari seorang hamba Tuhan menuding langsung kepada Tono yang lagi duduk di bangku jemaat dari depan mimbar. Ia mengatakan bahwa kinerja pelayanan Tono tidak baik. Saat itu banyak jemaat yang mendengarkannya. Tono tidak bisa mengasihi hamba Tuhan tersebut, karena bagi Tono hamba Tuhan itu adalah musuhnya. Namun dengan dukungan dari rekan-rekan sepelayanan, akhirnya Tono pun dapat belajar untuk mengasihi musuhnya itu, sampai akhirnya ia dapat mengampuni. Seperti kata Alfred Plummer, "Membalas kebaikan dengan kejahatan adalah tabiat Iblis; membalas kebaikan dengan kebaikan adalah tabiat manusiawi; membalas kejahatan dengan kebaikan adalah tabiat ilahi." 


Kebaikan dibalas kebaikan adalah hal yang biasa. 
Kejahatan dibalas kebaikan adalah kemenangan terbesar!

Monday, November 9, 2015

Belajar dari Rasul Yohanes 2: Rasul Yang Arogan - Markus 9:38; 10:35-37; Lukas 9:54


Yohanes dikenal dengan rasul kasih, namun sebelum mendapat julukan itu, Yohanes adalah seorang rasul yang arogan. Mungkin hal ini sulit diterima, karena arogan artinya adalah sombong, congkak, dan angkuh. Bila kita melihat tulisan Yohanes dalam Injil Yohanes dan surat 1-3 Yohanes, kita akan mengenal Yohanes sebagai seorang yang penuh kasih. Namun pada kenyataannya, Yohanes adalah rasul yang arogan. Berikut kita akan melihat kearoganannya dalam alkitab.

Saat Yohanes melihat ada seseorang yang bukan pengikut Yesus mengusir setan demi nama Yesus, ia langsung mencegahnya tanpa minta izin terlebih dahulu kepada Yesus, padahal Yesus tidak mempermasalahkan hal itu. Dalam kisah yang lain, Yohanes dan saudaranya pernah mengajukan permintaan kepada Yesus, supaya mereka dapat duduk dalam kemuliaanNya kelak, yang seorang di sebelah kananNya dan yang seorang di sebelah kiriNya. Permintaan mereka itu terlalu arogan, seakan-akan hanya mereka berdua yang layak menempati di sebelah sisi kanan dan kiri Yesus. Kearoganan Yohanes belum selesai sampai di sini. Ketika Yesus mengirim beberapa utusan untuk masuk ke suatu desa orang Samaria, orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Yesus. Saat itu Yohanes dan saudaranya dengan arogannya minta izin kepada Yesus supaya mereka dapat menyuruh api turun dari langit sehingga dapat membinasakan orang-orang Samaria itu, namun Yesus menegurnya sehingga akhirnya mereka pergi ke desa yang lain. Dari tiga kisah yang berbeda tentang Yohanes, kita dapat melihat kearoganannya. Orang yang arogan adalah orang yang merasa paling pintar dan paling hebat, sehingga susah untuk belajar dari orang lain. 

Orang yang arogan biasanya menonjolkan superioritasnya, tentunya Tuhan tidak suka kita bersikap seperti ini. Memang sudah terbukti dalam beberapa kasus di dunia ini. Contohnya seorang Presiden Brazil yang bernama Tancredo Neves. Selagi kampanye, ia berkata, "Bila mendapat 500.000 suara dari anggota partai saya, maka tidak ada yang dapat mendepak saya dari posisi presiden, bahkan Tuhan sendiri!" Akhirnya, ia mendapat lebih dari 500.000 suara, tapi sehari sebelum peresmian jabatannya ia sakit dan mati. Begitu juga dengan kisah nyata seorang perancang kapal Titanic. Setelah pembangunan kapal Titanic, seorang reporter bertanya, "Seberapa amankah kapal Titanic tersebut?" Dengan nada mengejek perancang kapal Titanic menjawab, "Tuhan pun tidak akan bisa menenggelamkannya." Kenyataannya kapal Titanic tenggelam pada malam 14 April 1912 sampai pagi 15 April 1912 di Samudra Atlantik Utara karena menabrak gunung es.

"Di atas langit masih ada langit!" kalimat ini seharusnya mengingatkan kepada kita, bahwa ketika kita merasa lebih hebat atau pandai, jangan lupa masih ada orang lain yang lebih hebat atau lebih pandai dari kita.


Ketika kita tidak mau belajar dari orang lain, 
kita sedang menonjolkan arogansi kepintaran kita. 

Sunday, November 8, 2015

Belajar dari Rasul Yohanes 1: Lingkaran Relasi Terdekat Yesus - Markus 5:37; 9:2&9; 14:32-34


Sadar ataupun tidak, kita pasti memiliki lingkaran relasi dalam bersosialisasi. Paling tidak kita memiliki 4 lingkaran relasi. Lingkaran keempat yang paling luar, biasanya disebut dengan kenalan; lingkaran ketiga disebut dengan teman; lingkaran kedua disebut dengan sahabat; dan lingkaran pertama yang paling dalam disebut dengan sahabat karib. Yohanes termasuk lingkaran pertama yang paling dalam. Jadi dapat dikatakan, bahwa Yohanes adalah salah satu sahabat karibnya Yesus. Kita dapat membuktikannya dengan ayat-ayat Alkitab yang sudah kita baca di atas. 

Bukti pertama, Yohanes dapat diandalkan oleh Yesus. Selain Petrus dan Yakobus, Yohanes mendapat kepercayaan untuk dapat melayani bersama Yesus di rumah Yairus, sementara yang lainnya tidak diperbolehkan masuk kecuali mereka bertiga, Yairus, dan istrinya. Yohanes mendapat kepercayaan tersebut karena ia dapat diandalkan oleh Yesus. Kita adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan dengan sesama manusia lainnya. Terkadang kita membutuhkan bantuan seorang sahabat, namun tidak semua sahabat memiliki hati yang tulus untuk membantu kita. Hanya sahabat kariblah yang dapat membantu kita dengan hati yang tulus. Sahabat seperti ini adalah sahabat yang dapat diandalkan seperti Yohanes.     

Bukti kedua, Yohanes dapat menjaga rahasia Yesus. Yohanes adalah salah satu sahabat Yesus yang dapat mengemban tanggung jawab untuk tidak menceritakan kepada seorang pun tentang kejadian Yesus yang berubah rupa di gunung yang tinggi. Bila kita ingin menilai seseorang layak dijadikan sahabat, cobalah untuk memberinya rahasia kecil yang kita miliki. Apakah ia dapat menjaganya dengan baik? Bila iya, cobalah beri tanggung jawab yang lebih besar, yakni rahasia yang lebih besar dari sebelumnya. Bila ia tetap menjaga rahasia tersebut, maka orang tersebut layak menjadi sahabat karib kita.

Bukti ketiga, Yohanes dapat menjadi tempat curahan hati Yesus. Sebelum Yesus ditangkap, ia berdoa di Getsemani kepada Bapa di Sorga. Saat itu, Yesus hanya membawa tiga sahabat terdekatnya, salah satunya adalah Yohanes. Sebagai manusia, saat itu Yesus sangat takut dan gentar. Bahkan Ia sempat mengatakan, "... seperti mau mati rasanya ..." Yesus membutuhkan seseorang yang dapat mengerti keadaanNya, walau tidak mungkin dapat mengerti 100%. Yohanes menjadi salah satu sahabatNya yang berhasil menjadi tempat curahan hatiNya saat itu.

Tiga hal yang sudah dijelaskan di atas membuktikan bahwa Yohanes layak menempati lingkaran relasi terdekat Yesus. Tidak sekadar menjadi muridNya, Yohanes juga sukses menjadi sahabat yang dapat diandalkan, dapat menjaga rahasia, dan dapat menjadi tempat curahan hati. Sebelum mencari sahabat seperti Yohanes, alangkah baiknya bila kita berlaku terlebih dahulu seperti Yohanes, sehingga kita menjadi sahabat karib yang baik dalam berelasi.



Orang yang karib dengan kita, belum tentu menjadi sahabat karib. 
Sahabat karib, sudah pasti menjadi orang yang karib.

Saturday, November 7, 2015

The Impossible Love - Matius 5:44

Marietha berumur 37 tahun. Ia seorang biarawati yang berkarya di Kupang. Beberapa tahun yang lalu ia divonis menderita kanker payudara stadium 1B oleh dokter dari R.S. Panti Rapih di Yogyakarta. Akhirnya Marietha berusaha minum obat-obatan tradisional dan teh hijau selama 1 tahun. Namun setelah ia melakukan pemeriksaan kembali di R.S. Panti Rapih, ternyata kanker payudaranya bertambah stadiumnya menjadi 2B. Tidak lama kemudian ada seorang ibu dari Semarang menganjurkan Marietha untuk minta didoakan oleh Romo Yohanes Indrakusuma, O. Carm. Marietha pun menurut dan akhirnya ia bertemu dengan Romo Yohanes dan minta didoakan oleh beliau. Saat Romo Yohanes menumpangkan tangan di atas kepala Marietha, dia berkata, "Suster pasti meyimpan dendam yang sudah lama kepada seseorang di hati suster." Mendengar hal itu, Marietha tak kuasa menahan air matanya, lalu Ia berkata, "Benar romo, saya memang membenci ayah saya sejak SMP, karena ayah saya telah mengkhianati ibu, dua kakak, dan saya sendiri. Kami diusir dari rumah, kemudian ayah dan seorang wanita menempati rumah yang sudah bertahun-tahun kami tempati itu. Sejak saat itu ibu saya sakit dan akhirnya meninggalkan kami selama-lamanya. Setelah kejadian itu, saya memendam kebencian terhadap ayah." Romo Yohanes pun akhirnya menyatakan, bahwa penyebab penyakit Marietha adalah karena ia belum mau mengampuni ayahnya. 

Romo Yohanes menganjurkan kepada Marietha untuk dapat mengampuni ayahnya, serta membuktikannya dengan perbuatan. Setelah itu, Marietha minta izin dari kewajibannya selama 6 bulan untuk merawat ayahnya yang ternyata sedang terkena penyakit stroke. Selama 6 bulan, Marietha merawat ayahnya dengan kasih yang tulus. Selama 6 bulan ia tidak minum obat. Setelah masa cuti selesai, Marietha memutuskan untuk melakukan pemeriksaan kembali di R.S. Panti Rapih. Setelah diperiksa, dokter yang merawat Marietha sangat heran dan bertanya, "Suster minum obat apa selama ini?" Marietha pun menjawab, bahwa ia tidak minum obat-obatan. Dengan heran Marietha bertanya, "Apa yang sedang terjadi dengan dirinya?" Dokter menjawab dari hasil pemeriksaan darah maupun USG, semua hasilnya menyatakan, bahwa Marietha tidak menderita kanker payudara lagi! Marietha pun yakin, obatnya adalah pengampunan. Marietha telah melepaskan pengampuan kepada ayahnya.

Mungkin kita berpendapat, bahwa mengampuni orang yang kita benci adalah hal yang mustahil, karena orang tersebut tidak layak diampuni. Kisah Marietha memberi pelajaran kepada kita, bahwa kasih yang mustahil itu pun dapat kita berikan dengan cara mengampuni. 
Bahasa Yunani kata kasih dalam Mat 5:44 adalah agapao, artinya adalah kasih tanpa syarat, untuk itu berikanlah kasih tanpa syarat tersebut kepada orang-orang yang sebenarnya tidak layak mendapatkannya. Kasih yang mustahil menurut kita pun menjadi mungkin!

Mengasihi musuh adalah hal yang mustahil bagi kita. 
Namun tidak bagi Tuhan, untuk itu berdoalah kepadaNya!

Saturday, October 24, 2015

Kekuatan Dari Pelukan - Kejadian 45:1-3, 14-15



Jamie Ogg dan Emily Ogg adalah sepasang bayi kembar dari sepasang suami istri yang bernama David Ogg dan Kate Ogg. Jamie dilahirkan dengan berat hanya 900 gram bersama adik kembarnya, Emily. Bayi Emily lahir dengan selamat dan sempurna, sedangkan bayi Jamie dinyatakan meninggal setelah tidak ada tanda-tanda kehidupan selama 20 menit. Padahal, dokter telah berjuang untuk menyelamatkan bayi Jamie. Kemudian dokter menyelimuti bayi Jamie yang sudah tidak bernyawa dengan selimut dan memberikannya kepada ibunya, Kate. Hati Kate dan David sangat hancur melihat satu anak kembarnya meninggal. Dengan hati hancur, Kate memeluk bayi Jamie di dadanya selama 2 jam, sambil menceritakan tentang keluarga dan apa yang akan dilakukannya jika masih ada bayi Jamie. "Aku menaruh dia di dada dengan kepalanya di lenganku dan terus memeluknya sambil berbicara. Dia tidak bergerak sama sekali." Kata Kate dalam sebuah wawancara. 

Pelukan seorang ibu itu ternyata memberi sebuah keajaiban! Tiba-tiba hal yang mengejutkan terjadi, bayi Jamie bergerak seperti terkaget dan napasnya mulai teratur. Setelah itu, bayi Jamie mengulurkan tangannya dan meraih jari ibunya, serta menggerakkan kepalanya. Melihat keajaiban tersebut, dokter yang bertugas saat itu pun terkejut dan mengatakan, bahwa ini adalah memang keajaiban! Dokter menduga, bahwa tubuh hangat Kate bertindak seperti inkubator yang merangsang tubuh bayi agar tetap hangat. Metode seperti ini disebut Kangaroo Care, yaitu metode perawatan bayi prematur dengan cara memberikan sentuhan kulit ke kulit antara si ibu dengan bayi. Pelukan sang ibu dengan metode Kangaroo Care lebih menguntungkan dibandingkan dengan perawatan dalam inkubator. Yang menarik dari metode ini adalah, bayi tidak harus masuk dalam pemanas buatan, namun dengan metode ini, bayi akan mendapatkan pemanas alami. 

Kisah Kate dan bayi Jamie di atas mengajarkan kepada kita, bahwa pelukan itu memiliki kekuatan karena besar manfaatnya! Terlebih lagi bila pelukan itu diberikan kepada keluarga kita, seperti: suami, istri, anak, dan saudara. Saat Yusuf mengenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya, mereka tidak langsung dapat menerima Yusuf, bahkan mereka takut dan gemetar terhadap Yusuf. Namun keadaan berbalik, saat Yusuf mulai memeluk Benyamin dan saudara-saudaranya yang lain. Hubungan persaudaraan yang retak pun menjadi pulih.

Kisah bayi Jamie dan Yusuf Membuktikan, bahwa pelukan memiliki kekuatan yang luar biasa, hanya saja kita acap kali menyepelekan tindakan nyata itu. Saat ini mungkin ada seseorang yang membutuhkan pelukan dan kasih dari kita, mereka membutuhkan kekuatan dari pelukan tersebut. Untuk itu nyatakanlah kasih kita dengan sebuah pelukan dan lakukanlah hal ini sekarang juga terhadap keluarga kita yang mungkin saja sedang duduk di samping kita.

Mukjizat Seharga 1 Dollar 11 Sen - Yakobus 2:14-17

Georgi adalah kakak dari Sally. Suatu hari orang tua mereka berbicara tentang keadaan Georgi yang sedang sakit keras, sehingga hanya pengobatan mahal yang dapat menolong Georgi dari penyakitnya, namun orang tuanya tidak mampu membiayainya karena kesulitan keuangan. Sampai ayahnya berkata, bahwa hanya mukjizat yang dapat menyelamatkan Georgi. Percakapan itu didengar oleh Sally, adiknya yang baru berumur 8 tahun. Setelah ia mendengar, Sally langsung masuk ke kamarnya dan mengambil celengan yang disimpannya. Lalu Sally menjatuhkan celengannya hingga pecah. Setelah itu, ia menghitung jumlah uang koin yang tadinya ada dalam celengannya. Sally pun bergegas ke toko obat. Di toko obat, Sally berkata ingin membeli mukjizat untuk kakaknya kepada apoteker di tempat itu. Apoteker itu tidak dapat memenuhi permintaan Sally. Dengan kepolosannya Sally tetap bersikeras dan berkata, "Saya mempunyai uang untuk membelinya jadi katakan saja berapa harganya." Saat itu juga, ada seorang pria berpakaian rapi duduk jongkok di hadapan Sally dan bertanya, "Mukjizat jenis apa yang dibutuhkan saudaramu?" Sally menjawab, "Saya tidak tahu." Air mata mulai mengalir di pipinya. "Yang saya tahu, dia benar-benar sakit dan ayah saya berkata hanya mukjizat yang dapat menyembuhkannya." "Berapa banyak uang yang kau punya?" Tanya pria itu. "1 dollar 11 sen,"  jawab Sally dengan bangga. "Dan inilah semua uang yang  saya punyai di dunia ini." Pria itu pun berkata, "1 dollar 11 sen adalah harga yang tepat untuk sebuah mukjizat!" Dia mengambil uang itu, lalu dengan tangan yang satunya membimbing tangan anak kecil itu sambil berkata, "Bawa aku ke tempat kamu tinggal, aku ingin bertemu dengan kakak dan orangtuamu".

Pria itu adalah Dr. Carlton Armstrong, seorang dokter spesialis bedah. Amstrong terharu pada perjuangan Sally yang masih 8 tahun dalam mencari mukjizat dengan uang celengannya. Armstrong merasa tergerak oleh belas kasihan untuk membantu operasi bedah dalam penyembuhan kakak Sally. Operasi pun berjalan sempurna dan Georgi, kakak Sally diselamatkan. Sebuah operasi yang luar biasa dan ajaib terjadi, karena keluarga Sally hanya perlu membayar operasi tersebut dengan 1 dollar 11 sen, yang merupakan hasil tabungan dari Sally sendiri.

Ada yang mengatakan bahwa kisah ini fiktif. Fiktif ataupun nyata, yang pasti kisah ini memberi pelajaran yang menarik bagi kita, karena Sally tidak sekadar percaya bahwa kakaknya akan sembuh hanya dengan 1 dollar 11 sen. Namun Sally juga menyertai imannya itu dengan perbuatan. Ia berusaha membeli mukjizat, yang bagi kebanyakan orang bahwa perbuatan itu adalah hal yang mustahil. Untuk itu, mari kita belajar dari firman Tuhan, bahwa jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati!



Iman yang tidak disertai perbuatan sama dengan 
membuat telur asin tanpa menggunakan garam. Sia-sia!

Monday, October 19, 2015

Mie Atham


Pertama kali cobain langsung ingin balik lagi rasanya. Waktu pertama kali cobain saya enggak pesan mienya, karena saya lagi mau locuphan, setelah saya melihat pesanan teman saya jadi ngiler. Untungnya teman-teman sebakmie saya mengajak kembali makan di sini, dan tanpa pikir panjang saya pun langsung memesan mienya. Mie karetnya saya suka sekali! Tapi sayang, rasa keseluruhan terlalu asin. Jadi mendingan kalau pesan di Mie Atham lebih baik jangan pakai kecap asin.

Saya selalu memesan yang spesial, karena kalau spesial ditambah daging samcan panggang garing. Jika tidak, maka mienya hanya akan dihidangkan dengan ayam rebus, daging babi cincang kecap, chasiu merah yang rasanya lezat sekali! 

Lokasinya di Kelapa Gading sederetan dengan Mie Aloi, Mie Palu, Mie Benteng, dll. Udahlah daripada ngiler mending langsung ke sana aja. :D


Alamat:
Jl. Gading Elok Timur I
Blok BK1 No. 23,

Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Telepon:
+6282310001011

Harga:
Mie spesial: 44rb

Saturday, October 17, 2015

Pork Ribs

1. Tony Roma's
Kali ini saya akan merekomendasikan makanan yang harganya terbilang mahal, pork ribs! Bagi yang belum pernah mencicipi pork ribs harus cobain! Kenyataannya pork ribs itu memang nikmat sekali. Pertama kali saya mencicipinya di Tony Roma's dan setelah itu rasanya ingin balik kembali, namun apa daya, harganya sangat mahal bagi ukuran saya dahulu. Itu saja ada teman papi saya yang mentraktirnya, Harga itu enggak bohong! Rasa pork ribs di TR ini memang berbanding lurus dengan harganya. Oke kita lihat dulu penampakkannya.



Nah uda ngiler kan ngeliatnya? Ini menu favorit saya, baby back, red bean (kacang jogo gitu deh), dan baked potato. Lebih nikmat makan pork ribs itu pakai tangan, kalau pakai pisau dan garpu rasanya kurang greget.  


Dan menu lainnya yang biasa dibeli adalah onion loaf, pada dasarnya saya memang suka bawang bombay, jadi ya dibentuk seperti ini terlihat unik sih hehehehe... Bagaimana? Berminat? Kalau belum ada uangnya, ya tabung aja dulu hahahaha...

Alamat:
UOB Plaza, 
Lantai Mezzanine, 
Jl. MH Thamrin No. 10, 
Thamrin, Jakarta

Telepon: 
(021) 30006723

Harga:
The Original Baby Back Ribs (Regular slab - 8 ribs) 280rb
Onion Loaf (Half loaf) 60rb 
Harga belum tax!


2. Cafe De' Garage
Koko saya penggemar setia pork ribs jadi dia suka hunting sama istrinya, nah suatu saat ia beli voucher di groupon untuk menu giant ausy ribs di Cafe De' Garage (by Gandy Steak). Kata orang, ini yang namanya rejeki anak soleha, ternyata koko saya dan istrinya tidak sempat ke sana, sementara masa berlaku voucher tersebut tinggal satu hari. Yasudah voucher itu ditawarkan kepada saya, sekalipun saat itu hari Senin, saya tetap menerima voucher tersebut dengan sukacita. 

Setelah ke sana, saya melihat cafe ini memang lain dari yang lain, karena dekorasi ruangannya terbilang unik. Ada satu tembok yang dihiasi dengan plat mobil dari berbagai macam daerah dan negara. Enggak pakai lama, saya dan istri langsung memesan menunya, dan saat dihidangkan, wah... saya cukup kaget karena belum pernah makan giant pork ribs seperti ini!


Saat dimakan sih rasanya tetap lebih enak TR (harga jauh man!), tapi ribs ini benar-benar puas! Boleh banget dicoba, rasanya juga enggak kalah dari pork ribs  lainnya. 


Nah ini ekspresi saya saat menerima hidangan tersebut. Oh iya sayurannya kurang menarik sih hahahaha... Layak dicoba berhubung giant ribs seperti ini masih jarang di Indonesia.

Alamat:
Taman Kedoya Baru Blok A15 No. 29, 
Kebon Jeruk, Jakarta

Telepon:
(021) 5807165

Harga:
Baby Back Ribs (8 Bones for Australian Giant Ribs) 169rb (kurang lebih)


3. Barley Bistro
Yang ini sih langsung to the point aja, rasanya sih lumayan tapi tidak terlalu istimewa. Jadi kalau balik lagi ke sini oke-oke saja jika ada teman-teman yang mau ajak untuk kumpul sambil makan, tapi kalau spesial datang ke sini bersama istri rasanya sih enggak. Karena seperti yang saya bilang itu, tidak ada yang istimewa dari pork ribs ini. 



Bagi teman-teman yang tinggal di Sunter bolehlah mampir ke sini untuk mencicipi dan memperkaya wawasan tentang pork ribs  hehehe...



Oh iya ini dia ada menu yang unik, yaitu Volcano Pizza. Liat deh apinya aja sampai kelihatan seperti itu. Rasanya sih lumayanlah :D Yawis langsung ke sana aja untuk mencicipinya.

Alamat:
Ruko Green Lake, Jl. DanauSunter Selatan Blok M, Sunter, Jakarta

Telepon:
021 29618885

Harga:
100rb-200rb


4. Poka Ribs
Kalau yang ini sebenarnya enggak disengaja. Saat itu sedang ada keperluan, jadi saya dan calon istri (dulu) ke Summarecon Mall Serpong ada urusan untuk pernikahan kami. Setelah urusannya selesai, kami pun lapar akhirnya kami ingin makanan yang tidak ada di daerah dekat rumah kami. Iyalah mumpung jauh-jauh ke Serpong kalau makannya KFC atau A&W lagi mah sama aja bohong.

Setelah kami melihat-lihat di Downtown Walk, ternyata kami menemukan satu kedai yang menjual ribs, yasudah tanpa pikir panjang saya lihat harga dulu, lalu setelah deal dengan harganya, kami pun memesan pork ribs-nya. Ini dia!



Rasanya oke, setiap gigitan memiliki sensasinya tersendiri! Oh iya, ribs ini juga pedas. Duh, jadi ingin ke sana lagi! Teman-teman harus mencicipi ribs yang satu ini.



Saya lupa, saya pesan yang mana dan rasa apa, kayanya sih saya pesan yang bumbu Bali, karena memang bumbu Bali itu pedas rasanya. Teman-teman boleh banget deh ke sini, saya merasa tidak rugi dan harga pun terjangkau. Rasanya pun nikmat!

Alamat:
Summarecon Mall Serpong, Lantai Ground, 
Downtown Walk, 
Jl. Boulevard Gading Serpong, Serpong Utara, Tangerang

Telepon:
021 29310505

Harga:
Pork Baby Back Ribs 145rb


5. Wahaha Pork Ribs
Saat kami (saya dan istri) honeymoon ke Bali, inceran pertama kami tentunya adalah pork ribs karena memang kami juga pecinta pork ribs hahahaha... Rugi ajah kalau sudah bayar tiket ke Bali tapi enggak mencicipi pork ribs yang ada di sana. Nah saya direkomendasikan oleh teman-teman dan koko saya untuk makan di Wahaha ini. Ini dia!



Ya kalau dibilang enak sih pasti enaklah, tetapi saya merasakannya tidak sampai maknyus gitu loh... Paling tidak saya tidak penasaran dengan rasanya hehehe... btw saya suka sekali dengan dekorasinya, kalau malam pasti lebih keren. Jadi kalau ke Bali jangan lupa ke sini ya! 

Alamat:
Jalan Sunset Road Barat No.1689, 
Seminyak, Bali

Telepon:
(0361) 8475655

Harga:
Pork Baby Back Ribs 100-150rb


6. Naughty Nuri's Warung - Ubud, Bali
Nah yang ini sih benar-benar enggak boleh absen kalau ke Bali! Kudu banget harus dicoba. Rasanya lebih enak dari yang di Jakarta. Babinya seakan-akan berbicara kepada lidah dan bermain dengan gembira di mulut kita, sehingga melahirkan rasa yang ngangenin banget! Sayang lokasinya jauh sekali dari Jakarta. Penampakannya gan!




Kalau kita pesan, kita juga diberikan semangkuk kecil bumbu khasnya yang memiliki rasa pedas. Saya benar-benar enggak ingin pulang kalau mengingat iga yang satu ini. Terlebih lagi mereka juga menawarkan hidangan kentang goreng garing yang kalau dicocol pakai bumbu iganya jadi tambah melayang ke awan-awan. Dengar-dengar pork chop-nya enak, yasudahlah kapan-kapan kalau ke Bali ke sana lagi. Jadi tujuan pertama dan utama kayanya nih hahahhaha....

Alamat:
Jl. Raya Sanggingan, Desa Kedewatan, 
Kecamatan Ubud, Kec. Gianyar, Bali 80571

Telepon:
(0361) 977547

Harga:
Di bawah 200rb (tepatnya lupa)


Ya sekian dulu mengenai pork ribs nanti kita bahas makanan yang lain lagi :)




Thursday, October 15, 2015

Mie Alok


Saya dan istri sangat mencintai Mie Alok ini. Sebenarnya saya sudah tahu lama keberadaan Mie Alok ini, teman saya yang merekomendasikannya. Saat itu saya dan pacar (sekarang istri) ke Greenville hanya untuk menikmati makanan ini, tetapi sayangnya pas di sana saya kecewa sekali karena pelayanannya lama sekali. Kami harus menunggu 45 menit! Malas banget bukan? Alhasil kami tidak jadi mencicipi mie ini dan pulang dengan kecewa. Di tengah jalan ketemu mie yang serupa, yang bernama mie Asui, alhasil kami menikmati makanan itu hahahaha...

Namun saya tetap penasaran, akhirnya saya ke Kelapa Gading (sekarang sih sudah tutup) dan merasakannya, dan ternyata rasanya hau ze sen ci ping! hahahaha... Saya suka sekali dengan tekstur mienya, serta ayam rebusnya yang jika dilihat kelihatannya biasa saja, tetapi jangan komentar dulu sebelum mencicipinya! Mie dan ayamnya serasa "kawin" sehingga melahirkan rasa yang belum pernah ada! Lebay ya? Hahahaha...

Jangan lupa juga dengan kuahnya! Nikmat sekali! Baru saat itu saya merasakan kuah mie yang layak diminta tambah. Biasanya saya kalau beli mie bawa pulang, pasti saya tidak minta kuahnya, tetapi kalau yang ini rasanya harus banget deh! Dihidangkannya sih sederhana, hanya mie, ayam, dan kuah, klasik banget! Tetapi jika disantap Anda pasti merasakan Heaven on Earth! hahahaha...

Penampilan sederhana, rasa mewah! Itu deskripsi Mie Alok menurut saya.


Di Mie Alok Greenville tersedia juga somay dan baso gorengnya. Kalau ini rasanya sih standar, tidak ada yang istimewa namun layak dimakan. Yasudalah, mending




Alamat:
Jl. Mangga 2 No. 38 B, Duri Kepa, Kebon Jeruk,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11510

Telepon:

(021) 5687417

Harga:
Mie porsi besar 52rb
Mie porsi kecil 45rb

Mie Ahau Mangga Besar

Mie legendaris yang disukai oleh banyak pecinta mie adalah Mie Ahau! Rasanya belum cocok dibilang pecinta mie jika belum cobain mie yang satu ini hahahaha... Mungkin bukan mie terbaik bagi saya pribadi tetapi mie ini memang enak mau bagaimanapun juga! Hahahaha... 

Ini dia penampakkannya:

Yang ini bukan foto pribadi:
https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0CAcQjRxqFQoTCNHwn8jGw8gCFUqXlAodewIDyA&url=http%3A%2F%2Fid.openrice.com%2Fjakarta%2Freview%2Fbakmi-ahau-38-mangga-besar%2F134860&psig=AFQjCNFiTNg6sE9U56-JWEubTTXU6ffCvQ&ust=1444966666143455

Ini versi komplitnya, saya juga pernah memesan sampai komplit seperti ini, tetapi menurut saya somay dan suikiauwnya kurang greget. Mie ini kalau lengkap dihidangkan dengan pangsit goreng, suikiauw, somay, baso goreng (ini enak BANGET), telur puyuh kecap, daging babi merah, babi cokelat, dan sayuran.

Mie Ahau ini memakai gerobak, jadi memang mie pinggiran gitu. Koko saya menyebutnya dengan mie sampah (rasanya sih bukan sampah). Lokasinya di seberang sekolah Santo Leo, Mangga Besar. Tersedia dengan porsi besar dan juga ada porsi kecil. Kalau makan mie ini terlalu sering pasti cepat enek karena bagi saya rasanya terlalu manis dan gurih. Kalau engga suka micin mendingan bilang dari awal dengan kokinya untuk tidak menggunakannya.

Yang saya suka dari Mie Ahau adalah jenis mienya! Saya memang menyukai jenis mie yang besar seperti itu. Selain itu saya juga suka baso gorengnya, dan sambalnya pun memberi rasa pedas yang cukup! Pasti langsung ngiler setelah membaca artikel ini kan? Ya sudah, nyalain kendaraan Anda dan langsung berangkat ke Mangga Besar hehhehe... Oh iya, bukanya di pagi hari dan di malam hari ya. Datang siang atau sore pasti tutup hahahaha...



Alamat: 
Jl. Mangga Besar No. 38, Mangga Besar

Telepon:
081510094444

Harga:
Di bawah 50rb


Kwetiaw Goreng Medan Bun-Bun

Kwetiauw memang salah satu kesukaan makanan saya. Kwetiauw sebenarnya sejenis mie berwarna putih, yang terbuat dari beras. Biasa dimasak dengan cara digoreng atau direbus (dihidangkan dengan kuahnya).




Kali ini saya merasakan kwetiauw goreng Medan di daerah Pluit Sakti (namanya juga Pluit Sakti, daerahnya orang Tionghoa Medan hehehe...). Rasanya sih tidak ada yang istimewa jika dibandingkan dengan kwetiauw goreng Medang lainnya. Saya lebih suka kwetiauw Akang yang berada di Mangga Besar dan Kelapa Gading. Namun yang namanya kwetiauw, saya tidak bisa menolaknya! Kwetiauw Bun-Bun ini dihidangkan dengan lapchiong (sosis babi), baso ikan, telur bebek pastinya, tauge, sayuran, dan udang. 



Saya pun juga mencoba merasakan masakan kwetiauw lain yang dipesan oleh kakak ipar saya saat itu. Ia memesan kwetiauw siramnya, dan rasanya sih lebih nikmat jika dibandingkan dengan kwetiauw gorengnya hehehehe... kali ini rumput tetangga lebih hijau.



Setelah itu saya mencicipi makanan pesanan istri saya, dan rasanya juga lebih enak hahahha... mungkin saya terpengaruh dengan rasa telur bebeknya yang setengah matang itu. MMMmmmm... nikmat! Makanan ini disebut Mie tomat. Dihidangkan dengan lapchiong, baso, sayuran, udang, tomat tentunya, dan telur bebek. Kuahnya agak berwarna kecokelatan gitu.



Di tempat yang sama saya juga memesan sate padangnya karena dari pertama kali masuk ke restoran ini terlihat sate padangnya sangat menarik. Sate ini menyediakan daging sapi, ayam, dan kambing. Dan juga ada jeroannya, usus, lidah, dll. Ternyata saya lebih jatuh cinta pada sate padang ini. Rasa daging sapinya enak banget menurut saya, lebih enak dari daging ayam dan daging kambingnya. Silahkan mencicipinya!




Alamat: Jalan Pluit Sakti Raya No.35, Kota Jkt Utara,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14450

Telepon:(021) 6602139

Harga:
Kwetiauw goreng medan: 35rb/porsi
Kwetiauw siram: 35rb/porsi
Mie tomat: 35rb/porsi
Sate padang: 35rb/porsi (10tusuk)

Emie Acuan 12


Sebenernya saya tidak terlalu suka dengan masakan emie, karena mie itu bercampur dengan kuahnya seperti mie kangkung kalau di Jakarta. Saya sudah beberapa kali makan di Emie Acuan ini dan rasanya memang enak sih. Pertama diajak teman, tetapi karena memang tidak terlalu suka emie, maka setiap kali ke daerah Pluit Sakti yang biasa saya cari ya kwetiauw Medan aja hahaha... Tapi saya tidak pernah menolak, jika ada teman saya, atau keluarga saya yang membelikan emie ini untuk saya.

Bagi penggemar masakan mie dan sejenisnya, saya tetap merekomendasi Emie Acuan ini, karena rasa enggak bohong! Emie ini dihidangkan dengan daging, telur bebek, udang, kerupuk, dan kuah kental berwarna cokelat yang rasanya nikmat sekali! Setelah merasakan rasa aslinya, maka teman-teman boleh banget menambahkan sambalnya. Rasanya semakin nikmat jika teman-teman menyukai rasa pedas.



Setelah menikmati emienya, boleh banget merasakan sate babinya yang dihidangkan dengan bumbu kacang. Percayalah, jika sudah makan pasti susah berhenti, dan bumbu kacangnya saya suka makan langsung atau paling tidak dicocol dengan kerupuk yang juga dihidangkan bersama dengan emie tadi. Jangan buang waktu lagi! Silahkan meluncur ke sana!




Alamat:
Jalan Pluit Sakti Raya, Kota Jkt Utara,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14450

Telepon:
(021) 6613867

Harga:
Emie: 35rb/porsi
Sate Babi: 7rb/tusuk

Friday, September 11, 2015

Belajar dari Kitab Hagai 7: Di Balik Ketaatan - Hagai 2:16-24

Hagai mengingatkan kembali kepada para imam akan keadaan mereka dan orang-orang Yahudi saat pundi-pundi mereka berlubang. Saat itu mereka bekerja keras, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan kerja kerasnya. Namun saat mereka mulai menaati apa yang dikatakan Hagai, sehingga mereka mulai meletakkan dasar Bait Suci, Hagai berkata bahwa Tuhan berjanji akan memberi berkat! Tidak berhenti sampai di situ, dalam ayat-ayat yang sudah kita baca Tuhan pun juga berjanji kepada Zerubabel sebagai bupati Yehuda yang notabene seorang pemimpin saat itu, bahwa Tuhan akan berperang bagi orang-orang Yehuda dan akan menyelamatkan mereka dari musuh-musuh, sama seperti Tuhan telah menjungkirbalikkan kereta perang Mesir di Laut Teberau lalu (Kel. 14:26-28). 

Secara harfiah kata taat itu sendiri artinya senantiasa tunduk. Jadi orang yang taat kepada Tuhan adalah orang yang hidupnya menurut segala yang diperintahkan Tuhan melalui firmanNya. Wujud dari hidup dalam ketaatan kepada Tuhan adalah adanya sinergis antara apa yang diajarkan dalam kebenaran firman Tuhan dengan tindakan nyata. Artinya, tindakan nyata keseharian harus mencerminkan dari apa yang diajarkan oleh firman Tuhan! Wujud ketaatan orang-orang Yehuda adalah meletakkan dasar Bait Suci. Hal ini membuktikan, bahwa mereka pada akhirnya tidak hanya sekadar mendengar firman Tuhan dari Hagai semata, tetapi akhirnya mereka mewujudkan melalui tindakan nyata.

Belajar dari Kitab Hagai ke-3 yang lalu kita sudah belajar tentang ketaatan, khusus hari ini kita akan belajar tentang "hadiah" di balik ketaatan. Orang-orang Yehuda saat itu dijanjikan berkat dan perlindungan dari Tuhan. Tentu mereka tidak akan mendapatkannya, jika mereka masih berenang dalam kolam lumpur ketidaktaatan! Masalah yang sering terjadi adalah banyak orang ingin mendapatkan "hadiahnya", tetapi tidak mau menaati firmanNya. Sama saja seperti orang yang ingin makan, tetapi tidak mau bekerja. Tidak akan ada gunanya! 

Ketaatan sebenarnya akan menjaga dan melindungi kita dari hal-hal yang kita sendiri tidak inginkan. Misalkan, seorang anak yang diperingati orang tuanya supaya jangan pulang sampai malam jika bermain bersama teman karena daerah rumah temannya itu cukup rawan. Ketaatan akan menjaga anak ini dari niat pelaku kejahatan. Contoh lain, seorang karyawan dinasihati untuk bekerja dengan memberikan kualitas yang terbaik oleh atasannya. Ketaatan karyawan ini akan melindungi dirinya sendiri dari pemecatan atau PHK, bahkan jika pekerjaannya berkenan di mata atasannya, mungkin saja ia akan mendapatkan bonus!

Jika di balik ketaatan kepada atasan atau orang tua saja kita mendapatkan sesuatu yang kita inginkan dan butuhkan, apalagi jika kita taat kepada Tuhan! Tentu Tuhan sudah menyediakan berkat khusus untuk orang-orang yang taat kepadaNya.


Ketaatan yang disertai dengan tindakan nyata adalah 
bukti dari kesiapan diri dalam menerima berkat.

Thursday, September 10, 2015

Belajar dari Kitab Hagai 6: Menularkan Kekudusan - Hagai 2:11-15

Bagi orang Yahudi, aturan-aturan untuk kekudusan dalam ritual dan kurban sangat penting di dalam ibadah dan kebudayaannya mereka sendiri. Contoh-contoh yang dikemukakan Hagai dalam ayat-ayat yang sudah kita baca hari ini adalah sebuah pengajaran, sekaligus peringatan kepada para Imam, bahwa jauh lebih mudah mewariskan atau menularkan kenajisan daripada kekudusan. Mereka sedang berusaha untuk membangun kembali Bait Suci, tentu dalam prosesnya itu tidak mudah karena ada dari mereka yang najis, sehingga orang-orang yang najis ini akan dengan mudahnya menularkan kenajisan tersebut pada barang-barang atau benda-benda yang disentuh. Alhasil, barang dan benda yang disentuh itu juga menjadi najis dan tidak layak untuk dijadikan satu bagian dalam Bait Suci tersebut. Untuk itu pembangunan Bait Suci ini terancam oleh ikut sertanya orang-orang yang najis ini.  

Natur manusia dalam kehidupan sehari-hari memang seperti itu, jauh lebih mudah dan cepat menularkan hal yang tidak baik daripada menularkan yang baik. Suatu hari dekat rumah saya, pernah saya mendengar seorang ayah yang sedang berbicara kasar kepada anaknya. Tidak lama kemudian anaknya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar itu membalas dengan kata-kata yang kasar juga kepada ayahnya. Hal ini membuktikan, bahwa hal-hal yang tidak baik itu memang lebih cepat ditularkan.  

Sebagai orang percaya sudah barang tentu kita harus dapat menularkan kekudusan bukan sebaliknya, sehingga yang kita tularkan kepada orang lain adalah hal-hal yang berkenan di mata Tuhan, bukan hal-hal yang sifatnya "najis" di mata Tuhan. Sehingga nama Tuhan dapat dimuliakan lewat hidup kita. Tentunya sebelum menularkan kekudusan itu sendiri, kita harus mengejar kekudusan terlebih dahulu, karena bagaimana kita mau menularkan hal yang kudus jika kita sendiri saja belum menjadi kudus.

Dalam Ibr. 12:14 ditulis bahwa kita harus mengejar kekudusan. Mengejar adalah kata kerja, jadi ada usaha yang harus dilakukan supaya kita bisa hidup kudus. Mengejar kekudusan dilakukan hari demi hari dengan tekun ketika kita menyerahkan hidup dalam ketaatan kepada perintah Tuhan dan berusaha menjauhkan diri dari hidup lama yang fokusnya hanya memuaskan diri sendiri. Tentu tidak mudah untuk melakukan hal ini, dibutuhkan pengendalian diri supaya kita dapat melakukan suatu hal yang berkenan di mata Tuhan. Jika kita tidak mampu melakukan hal ini sendiran, kita dapat meminta tolong kepada mentor rohani untuk menjadi pembimbing kita dalam rangka mengejar kekudusan tersebut. Butuh proses yang sangat panjang, tetapi jika ada kemauan maka jalan pasti terbuka! Jika kita sudah terbiasa hidup kudus, maka tanpa disadari kita juga sudah menularkan kekudusan tersebut kepada orang lain, dan kita sudah menjadi teladan yang baik bagi orang-orang di sekitar kita.  



Menularkan ketidakkudusan itu seperti berjalan di tanah yang landai, 
sedangkan menularkan kekudusan itu seperti mendaki.

Wednesday, September 9, 2015

Belajar dari Kitab Hagai 5: Gadol & Shalom - Hagai 2:10



Hagai berkata, bahwa Bait Suci yang akan selesai dibangun nanti, kemegahannya akan mengalahkan kemegahan bangunan yang semula. Kata "kemegahannya" ini dalam bahasa Ibrani ditulis gâdôl yang menjelaskan, bahwa Bait Suci ini akan lebih besar, tinggi, panjang, keras, kuat, dan hal yang dapat dibanggakan! Orang-orang yang melihat bangunan itu nantinya akan tercengang dan takjub. Alhasil, bangunan ini selain dapat digunakan untuk beribadah sebagai fungsi utamanya, bangunan ini juga dapat dibanggakan oleh orang-orang Yahudi. Tentunya, suatu hal yang membanggakan bagi orang-orang yang membangun Bait Suci ini, jika kemegahannya melebihi bangunan sebelumnya. Mereka dapat menceritakan segala usaha dan kerja kerasnya dalam rangka membangun kembali Bait Suci itu kepada anak cucunya di kemudian hari, karena mereka mengambil bagian saat pembangunan bait suci itu berlangsung. Tetapi jika yang diceritakan hanya kemegahan semata, maka fokusnya hanya kepada bangunan fisiknya. Berarti yang dibanggakan adalah hal-hal yang hanya bisa dilihat mata, padahal ada yang lebih penting daripada hanya sekadar yang terlihat itu, yakni hal yang tidak nampak!  

Dalam ayat yang sudah kita baca, juga ditulis bahwa Tuhan akan memberi damai sejahtera! Kata "damai sejahtera" dalam bahasa Ibraninya ditulis shâlôm, yang mengandung makna aman, baik, bahagia, ramah, kesejahteraan, kesehatan, kemakmuran, serta kedamaian. Semua hal-hal ini berkaitan dengan hal-hal yang tidak nampak atau hal-hal yang tidak dapat dilihat oleh mata namun dapat dirasakan. Jadi bangunan yang megah itu pun harus diisi oleh suasana yang baik juga. Percuma saja, jika Bait Suci itu hanya dibanggakan dari kemegahan bangunan fisiknya semata, jika tidak ada shalom di dalamnya. Justru bangunan itu akan semakin "wah" jika suasananya juga "wah".

Setiap manusia memang sudah naturnya lebih memikirkan hal yang nampak, sehingga melupakan hal-hal yang tidak nampak dalam hal apapun juga. Sebenarnya memerhatikan hal-hal yang nampak itu tidak salah. Misalkan, memotong rambut untuk nampak lebih fresh, berdandan untuk nampak lebih cantik, menghias bangunan untuk nampak lebih bagus, dll. Tetapi ada hal yang tidak kalah pentingnya, yaitu memerhatikan hal-hal yang tidak nampak. Seperti memperbaiki karakter yang buruk, bertutur kata yang santun, membawa rasa damai dalam rumah, dll.

Jika kita sudah bernaung dalam satu gereja yang sudah memiliki bangunan tetap, maka bersyukurlah untuk hal tersebut. Terlebih lagi jika bangunan gereja itu megah! Namun jangan pernah lupa untuk mengisi gereja itu dengan shalom. Sehingga gereja tersebut membawa kedamaian bagi orang-orang yang berjemaat di dalamnya dan nama Tuhan dimuliakan, tentunya itu semua harus dimulai dari diri kita sendiri terlebih dahulu.


Jika hanya membanggakan kemegahan Rumah Tuhan, 
berarti kita sedang mengoyakkan kedamaian dalam Rumah Tuhan.

Tuesday, September 8, 2015

Belajar dari Kitab Hagai 4: Kesatuan Hati - Hagai 2:1-6



Hagai mendapat tugas dari Tuhan untuk mendorong bangsa Yahudi membangun kembali Bait Suci, supaya mereka dapat melihat dan menggunakan dari kemegahan bangunan itu seperti semula. Karena saat itu bangunan tersebut sudah menjadi reruntuhan dan keadaannya sungguh menyayat hati. Mengembalikan bangunan yang megah itu seperti semula tentu tidak semudah yang dikatakan. Bahkan bila ingin membangun lebih megah daripada sebelumnya, mereka harus lebih bekerja keras serta memiliki komitmen yang kuat, supaya tidak mudah goyah sehingga pembangunan itu tidak berhenti di tengah jalan.

Untuk itu, Hagai berkata kuatkanlah hatimu kepada bangsa Yahudi. Hagai menguatkan hati mereka bukan hanya kepada pemimpinnya, atau imam besarnya saja, tetapi Hagai juga menguatkan hati seluruh bangsa Yahudi. Hagai juga berjanji bahwa Tuhan akan menyertai sehingga semangat mereka tidak hanya di awal saja, tetapi mereka juga dapat semangat sampai Bait Suci itu selesai dibangun. 

Pertanyaannya adalah, mengapa Hagai harus repot-repot menguatkan hati pemimpinnya, juga rakyatnya? Bukankah jika ingin memberi semangat, Hagai hanya perlu memberi semangat kepada pemimpinnya, sehingga pemimpinnya itu yang kemudian meneruskan semangat tersebut kepada rakyatnya? Kita perlu mengingat kembali, bahwa rakyatnya atau orang-orang Yahudi ini juga menunda pembangunan Bait Suci, karena mereka lebih fokus terhadap rumah pribadinya daripada Rumah Tuhan. Untuk itu Hagai juga menguatkan hati mereka untuk membangun kembali Bait Suci, sehingga terbentuklah kesatuan hati di antara pemimpin, dan dengan orang yang dipimpin. Jika tidak ada kesatuan di antara mereka, mungkin saja Bait Suci itu tidak akan pernah dibangun kembali.

Di dalam setiap organisasi sekuler ataupun organisasi rohani, pasti ada pimpinan dan juga ada bawahan. Dibutuhkan kesatuan hati supaya tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud. Jika yang semangat saja hanya pimpinan, sementara anak buahnya tidak ada niat sama sekali untuk meraih tujuan tersebut, maka sia-sialah perjuangan, pekerjaan, serta semangat sang pimpinan. Untuk itu kesatuan hati harus dibentuk dalam organisasi tersebut.

Berarti setiap elemen dalam suatu organisasi, masing-masing memiliki tugas tanggung jawabnya sendiri. Setiap elemen tersebut harus memiliki kesatuan hati dalam menuaikan tugas tanggung jawabnya. Jika ada satu orang saja yang sudah menyerah atau putus asa, maka "roda" dalam organisasi itu akan berjalan lambat. Alangkah baiknya, jika kawan-kawan sekitarnya dapat memberi semangat kepada orang yang menyerah itu, sehingga "roda" dalam organisasi tersebut dapat berputar kembali untuk meraih suatu tujuan yang sudah ditetapkan bersama-sama. Akhirnya, hasilnya pun juga dapat dinikmati bersama-sama.



Satu lidi akan mudah dipatahkan, 
tetapi kekuatan kesatuan itu seperti seribu lidi yang sulit dipatahkan!

Monday, September 7, 2015

Belajar dari Kitab Hagai 3: Obey & Action - Hagai 1:12-14



Kata "mendengarkan" dalam Hag. 1:12 dalam bahasa Inggris versi King James Version ditulis obeyed yang artinya mematuhi. Dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa Ibrani ditulis shâma‛ yang secara harfiah artinya mendengarkan dengan cerdas. Kata ini juga biasa digunakan untuk menerangkan tentang perhatian dan ketaatan seseorang. Jadi tidak sekadar hanya mendengar, namun juga memerhatikan dengan saksama. Berarti Zerubabel, Yosua, dan orang-orang Yahudi menaati perintah Tuhan melalui Hagai. Buah ketekunan Hagai dalam menyampaikan firman Tuhan kepada orang-orang Yahudi sudah ia dapat nikmati hasilnya saat itu. Alhasil, mereka tidak hanya menaati perintah Tuhan, tetapi mereka juga menjadi takut akan Tuhan. Ketaatan mereka disertai dengan tindakan, buktinya dalam Hag. 1:14 ditulis bahwa bangsa Yahudi mulai membangun Rumah Tuhan, berarti ada tindakan! 

Mendengar perintah memang mudah, namun menaati perintah itu yang sulit dilakukan. Sebagai orang percaya, beribadah rutin setiap minggu ke gereja bukanlah suatu hal yang sulit dilakukan. Untuk mendengar setiap firman Tuhan yang disampaikan pun bukanlah suatu hal yang sulit. Tetapi melakukan setiap firman Tuhan yang disampaikan butuh usaha yang sangat keras. Karena saat kita melakukan firman Tuhan itu berarti kita sedang mengaplikasikan ke dalam kehidupan kita sendiri. 

Misalkan kita sudah mendengar firman Tuhan tentang mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Saat mendengar firman Tuhan itu, paling hanya membutuhkan waktu 45 menit atau 1 jam saja. Namun saat mengaplikasikan ke dalam kehidupan kita sendiri, membutuhkan waktu berhari-hari, bahkan seharusnya kita melakukan hal tersebut sampai akhir kehidupan kita di bumi ini. 

Yesus pernah memberi perumpamaan tentang hal ini dalam Matius 21:28-31. Ada seorang ayah yang memiliki dua anak laki-laki. Ia pergi kepada yang sulung dan memberi perintah untuk bekerja dalam kebun anggur. Anak ini hanya mendengar saja dan berkata " ... baik, bapa ... ", tetapi anak ini tidak melakukan perintah tersebut. Anak yang kedua diberi perintah yang sama, lalu anak itu tidak mau, kemudian ia menyesal dan akhirnya ia melakukan perintah ayahnya. Firman Tuhan dengan tegas mengatakan bahwa yang melakukan kehendak ayahnya adalah anak yang kedua. Jadi ketaatan itu dilihat dari tindakannya, jika ia tidak melakukannya berarti ia hanya mendengar. 

Mungkin saat ini posisi kita sama seperti orang Yahudi dan anak yang kedua dalam perumpamaan Yesus, yaitu sama-sama tidak mau melakukan perintah Tuhan. Namun jika kita masih diberi kesempatan untuk hidup sampai hari ini, berarti pintu pertobatan untuk melakukan kehendak Tuhan masih terbuka lebar. Untuk itu kita harus belajar menaati setiap perintah firman Tuhan yang disampaikan kepada kita.


Ketaatan bukanlah ketaatan yang sesungguhnya 
jika tidak disertai dengan tindakan.