Welcome....

Selamat datang teman-teman. Saya Paulus yang biasa dipanggil PaO. Saya rindu sekali untuk membuat artikel. Disinilah saya menuangkan semua hasil pemikiran. Saya beri judul pada Blog ini, Reflection Results. Ini semua hasil pemikiran, ide, refleksi dari saya sendiri. Apabila ada kata-kata atau kalimat dari orang lain, saya berikan footnote atau resensi tulisan. Saya yakin anda mendapat pelajaran yang baik pada saat anda membacanya. Bila teman-teman sedang ada waktu, boleh sekalian dikasih komentarnya dalam setiap artikel yang dibaca. Bila ada yang tidak setuju juga tidak masalah :D all praise to Jesus! praise for ever!!

Selamat Membaca. Tuhan Yesus Kristus Memberkati.

Penulis : Pdp. Paulus Igunata Sutedjo, M.Th.

Labels

Thursday, June 18, 2015

The 4gotten King



The 4gotten King, 2015
Akhirnya buku ketiga selesai ditulis. Buku ketiga ini berjudul The 4gotten King, yaitu tentang kehidupan seorang raja yang pernah memerintah di Kerajaan Israel Bersatu sebagai raja ke-4 dan memerintah di Kerajaan Selatan atau Yehuda sebagai raja pertama. Sudah lama saya ingin menulis buku tentang tokoh Alkitab yang satu ini. Hal ini bermula dari keingintahuan saya tentang Kerajaan Israel Besatu setelah dipimpin oleh Salomo. Ternyata sebelum kerajaan itu pecah menjadi dua, ada satu raja yang terlupakan, yang kisahnya jarang diceritakan oleh orang Kristen. Bahkan belum ada buku yang membahasnya (sepengetahuan saya). Untuk itu saya berusaha menggali untuk mengupas tentang kehidupannya. Saya percaya, jika kehidupannya pernah ditulis dalam Alkitab, berarti ada pelajaran yang dapat kita ambil darinya.

Sinopsis: 
Tiga raja pertama dari Kerajaan Israel Bersatu yang paling dikenal adalah Saul, Daud, dan Salomo. Banyak umat Tuhan masa kini yang melupakan raja ke-4 di Kerajaan Israel Bersatu. Buku ini akan mengupas kehidupannya, baik kegagalannya, juga kesuksesannya. Siapakah dia? Pelajaran apa yang bisa diambil dari kehidupannya? Mari baca, renungkan, dan aplikasikan segala yang baik dalam kehidupan kita! 


http://paulusutedjo.weebly.com/my-books.html

Tuesday, June 9, 2015

Pilihan Hidup Rolando Dan Ronaldo - Hakim-Hakim 11:1-3

Rolando dan Ronaldo adalah anak kembar yang lahir dari keluarga broken home. Ibunya seorang penjudi, sedangkan ayahnya seorang pemabuk. Kedua orang tuanya sudah meninggal sejak mereka masih kecil. Akhirnya, mereka tinggal di panti asuhan, namun di tempat yang berbeda. Berita tentang kedua bocah ini sampai menghiasi koran berita lokal tempat lahir mereka di negara Mexico. Sampai empat puluh tahun kemudian, seorang pemimpin redaksi ingin mengetahui keberadaan kedua bocah ini. Lalu ia mengutus tim wartawan untuk melakukan liputan khusus. Tim wartawan ini akhirnya menemukan Rolando yang sedang berada dalam sebuah bar di daerah Guadelajara dalam kondisi mabuk berat dan dilihat dari penampilannya, ia terlihat sudah berhari-hari tidak mandi. Tim wartawan ini mewawancarai si Rolando, mengapa keadaannya sampai seperti ini. Rolando berkata sambil berteriak, bahwa ia menjadi seperti ini karena ayahnya yang juga seorang pemabuk. Sehingga Rolando juga menjadi seorang pemabuk. Buah yang jatuh, tidak akan jauh dari pohonnya. Itulah hasil dari wawancara dengan Rolando. Lalu bagaimana dengan saudaranya? Apakah hidup Ronaldo juga berakhir di dalam sebuah bar dan menjadi pemabuk? Tim wartawan itu menemukan Ronaldo di Mexico City. Ronaldo sudah menjadi seorang direktur di sebuah perusahaan internasional yang memiliki keluarga bahagia dan dengan harta yang berlimpah. Mereka mewawancarai Ronaldo, apa yang menjadi motivasinya sehingga dia bisa menjadi sehebat ini. "Ayahku dulu seorang pemabuk dan penjudi. Sejak dulu aku berusaha membuktikan kalau aku bisa menjadi orang hebat, walaupun aku lahir dari keluarga pemabuk dan penjudi." Tutur Ronaldo.

Hidup adalah sebuah pilihan. Kata-kata tersebut tidak asing lagi di telinga kita, dan memang benar kenyataannya seperti itu. Memang kita tidak dapat memilih orang tua kita, namun untuk menjadi orang sukses atau gagal, tergantung pilihan yang dibuatnya. Pilihan itu dimulai dari sebuah keputusan. Keputusan itu dimulai dari pikiran. Untuk itulah kita harus mengisi pikiran ini dengan hal-hal yang positif, serta mengisi pikiran kita dengan firman Tuhan. Sehingga kita menjadi sadar, bahwa kita harus tetap bergantung kepada Tuhan Yesus atas setiap keputusan yang kita buat. Bila kita tidak pernah membuat keputusan dan menentukan pilihan, maka pada akhirnya orang lain yang akan memutuskan dan menentukan pilihan hidup kita, sehingga hidup kita dikendalikan oleh orang lain. 

Yefta memang terlahir dari keluarga yang banyak masalah. Dia anak seorang perempuan sundal dan diusir saudara-saudaranya, tetapi untuk menjadi perampok adalah pilihan hidupnya sendiri. Pilihan yang kita buat sekarang ini, sangat menentukan masa depan kita. Untuk itulah kita harus lebih bijaksana dalam mengambil sebuah keputusan, karena keputusan tersebut yang akan menentukan pilihan kita. 


Masa depan kita suram atau tidak, ditentukan dari keputusan 
akan pilihan kita di masa sekarang.



Sumber:
1. Wisdom of God
2. Renungan Harian Manna Sorgawi - Sabtu, 10 Mei 2014

Friday, June 5, 2015

Builder Or Gatherer? - Roma 14:19; 1 Korintus 14:26


Banyak orang percaya yang masih senang menjadi seorang gatherer atau pengumpul untuk mengumpulkan orang-orang guna memenuhi gerejanya dengan dalih penginjilan. Pada dasarnya, jika niatnya penginjilan tidak ada yang salah. Tetapi yang saya lihat, akhir-akhir ini sering kali fokusnya hanya untuk memenuhi bangku-bangku gereja yang kosong, sehingga melupakan satu hal yang jauh lebih penting, yakni menjadi seorang builder atau pembangun. 

Seorang gatherer fokusnya hanya mengumpulkan massa. Setelah itu tidak ada follow-up, sehingga kerohanian orang-orang yang dikumpulkan itu tidak diperhatikan dengan baik. Jika kerohaniannya menurun, dengan mudahnya kita berkata bahwa penyebabnya adalah dosa dan kesalahannya sendiri. Jika kerohaniannya meningkat itu karena kita yang membawa orang tersebut ke gereja. Jadi fokusnya ke diri sendiri. Berapa banyak jiwa yang sudah saya bawa ke gereja? Berapa jumlah jemaat yang ada sekarang karena saya?

Seorang gatherer pun juga lebih mementingkan kuantitas dibandingkan dengan kualitas kerohanian jemaat. Semakin banyak jumlah jemaat, maka orang seperti ini merasa semakin suskses. Seolah-olah satu-satunya ukuran kesuksesan dalam penginjilan hanya dilihat dari jumlah jemaat dan menghiraukan faktor kualitas kerohaniannya. Ayat firman Tuhan hari ini seharusnya mengingatkan kita, bahwa tugas kita sebagai orang percaya sebenarnya bukan menjadi seorang pengumpul atau gatherer, tetapi menjadi seorang pembangun atau builder! 

Seorang builder tahu betapa pentingnya fondasi yang kuat, sama halnya dengan rumah yang membutuhkan fondasi yang kuat. Untuk itu seorang builder akan mengorbankan apapun untuk membangun fondasi dari orang yang diajak ke gerejanya. Ia akan mementingkan kualitas kerohaniannya. Untuk itu ia berusaha mengajarkan tentang kebenaran firman Tuhan dari yang paling dasar sampai yang paling sulit. Dia tidak sekadar meluangkan waktu untuk mengajaknya ke gereja, tetapi dia akan berusaha meluangkan waktu untuk mengajar dan menasihatinya jika ada suatu hal yang dilakukan bertentangan dengan firman Tuhan. Karena fondasi itu yang nantinya menjadi sumber kekuatan bagi orang percaya baru tersebut. Suatu saat nanti, jika ada badai kehidupan menerpanya ia akan sanggup mengatasinya, karena fondasinya sudah kuat yaitu sesuai kebenaran firman Tuhan.

Untuk menjadi seorang gatherer kita hanya butuh modal kotak makanan dan mengadakan acara yang menarik sehingga dapat mengundang massa ke gereja, tetapi untuk menjadi seorang builder kita butuh modal materi, tenaga, dan waktu. Karena butuh usaha keras untuk menjadi seorang builder yang sesuai dengan firman Tuhan. Tentu fokusnya bukan kepada diri sendiri, tetapi kepada orang yang dibangun. Pilihan di tangan kita, apakah kita mau menjadi seorang gatherer atau seorang builder?