Welcome....

Selamat datang teman-teman. Saya Paulus yang biasa dipanggil PaO. Saya rindu sekali untuk membuat artikel. Disinilah saya menuangkan semua hasil pemikiran. Saya beri judul pada Blog ini, Reflection Results. Ini semua hasil pemikiran, ide, refleksi dari saya sendiri. Apabila ada kata-kata atau kalimat dari orang lain, saya berikan footnote atau resensi tulisan. Saya yakin anda mendapat pelajaran yang baik pada saat anda membacanya. Bila teman-teman sedang ada waktu, boleh sekalian dikasih komentarnya dalam setiap artikel yang dibaca. Bila ada yang tidak setuju juga tidak masalah :D all praise to Jesus! praise for ever!!

Selamat Membaca. Tuhan Yesus Kristus Memberkati.

Penulis : Pdp. Paulus Igunata Sutedjo, M.Th.

Labels

Friday, December 28, 2012

INVESTASI PENGHASILAN


Investasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah Penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Jadi Investasi dapat Penulis definisikan: Suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan sekarang/saat ini untuk mencapai keuntungan di masa mendatang.

Zaman sekarang, banyak suatu lembaga atau perusahaan yang menawarkan jasa investasi, baik dalam bentuk emas, asuransi, dll.  Pada dasarnya, investasi memang baik, karena hal ini mengajarkan kita untuk melakukan suatu kegiatan yang akan menguntungkan di masa yang akan datang. Dari sekian banyak yang dapat kita pelajari tentang investasi, berikut ini kita akan belajar tentang investasi penghasilan.

Penulis mengajak pembaca untuk mengambil secarik kertas dan alat tulis. Dengan ini kita dapat belajar bersama-sama (Penulis-pun juga harus banyak belajar tentang hal ini). Setelah kita memiliki kertas dan alat tulis, maka sekarang tuliskan berapa penghasilan per bulan kita. Bagi yang memiliki gaji tetap tentu akan lebih mudah, bagi yang berdagang tentu juga bisa dihitung keuntungan per bulan. Setelah kita tulis, mari kita tinggalkan sementara.

Prinsip 10 dan 90
Penulis akan mengenalkan suatu prinsip yang sering diketahui banyak orang percaya tapi paling susah untuk dilakukan, yaitu Prinsip 10 dan 90. Tentunya kita sudah hapal betul bahwa dari seluruh penghasilan kita (Gaji Pokok), kita harus mengembalikan persepuluhan yang memang milik Tuhan (Maleakhi 3:10). Sekarang saatnya pembaca mengambil kertas tadi dan dari penghasilan tersebut dikurangi dengan 10% dari penghasilan (Gaji Pokok). Tentunya yang ini harus dikembalikan dalam Rumah Tuhan/Gereja dimana kita diberi makanan rohani, atau yang lebih dikenal dengan Gereja lokal kita.

Tuliskan disamping persepuluhan itu – untuk Tuhan. Nah, setelah itu, pasti pembaca memiliki sisanya yang 90% dan tentunya itu masih banyak bukan? Kita dapat menggunakan untuk kebutuhan hidup kita selama sebulan dan kita juga bebas menggunakannya untuk kebutuhan pribadi kita. Apakah betul konsepnya seperti itu? Tidak! Saya sedang mengenalkan paradigma yang mungkin bagi beberapa orang termasuk baru tentang hal ini. Yaitu tentang Prinsip 10 dan 90.

Ingatlah, pada saat kita lahir, kita dalam keadaan telanjang, dan pada saat kita meninggal, kita tidak dapat membawa apa-pun dari dunia ini (walaupun mayat selalu didandan-ni), jadi maksud Penulis adalah segala yang kita miliki dalam dunia ini adalah milik Tuhan, kita hanya dipinjamkan dan kita diberi tanggung jawab untuk sebagai Pengelola. Sehingga penghasilan tiap bulan kita memang hasil kerja keras kita selama sebulan, tetapi jangan pernah lupa, bahwa berkat datangnya dari Tuhan. Jadi seluruh materi yang kita miliki adalah milik Tuhan. Kita bukan siapa-siapa tanpa Tuhan Yesus Kristus.

Yang harus dilakukan Pembaca adalah menuliskan disamping yang 90% tersebut dengan – untuk Tuhan. Sehingga hal ini mengingatkan Pembaca bahwa sebenarnya 100% yang kita dapatkan dari pekerjaan kita adalah miliki Tuhan, hanya saja 10% kita kembalikan dalam Rumah Tuhan/Gereja, dan 90% kita diberi tanggung jawab untuk sebagai Pengelola. Hal ini juga akan mengingatkan kita, bahwa Rp.1.000,- yang kita keluarkan untuk bayar parkir-pun adalah untuk kemuliaan nama Tuhan. Dan kita bertanggung jawab atas hal itu. Inilah yang Penulis sebut dengan prinsip 10 dan 90. Dengan melakukan hal ini, maka tanpa kita sadari, kita sedang berinvestasi! Hanya orang yang sudah melakukannya dengan taat yang akan merasakan dan menikmatinya.

Penghasilan :
Persepuluhan (10%) - untuk Tuhan
Tanggung Jawab Pengelola (90%) - untuk Tuhan


Mengelola 90%
Mungkin untuk mengembalikan persepuluhan ke dalam Rumah Tuhan bukan hal yang sulit lagi, apabila kita melakukannya tiap bulan dengan taat (kecuali orang pelit hehehe) tetapi sebenarnya yang paling sulit adalah mengelola yang 90%. Karena kita sudah merasa bahwa itu milik kita dan hasil jerih payah kita. Ingatlah, bahwa tidak ada yang salah dengan menikmati hasil jerih payah kita, tetapi dalam menikmati hasil jerih payah kita tersebut-pun juga harus memuliakan nama Tuhan.

Untuk lebih jelas dalam mengelola yang 90% mari kita belajar dari cerita Yusuf yang sudah kita dengar sejak dari sekolah minggu dalam  Kejadian 41:29-36. Tuhan berbicara lewat mimpi firaun tentang 7 tahun kelimpahan dan 7 tahun kelaparan dalam pasal ini.

Sebelum kita bahas lebih jauh tentang hal ini, maka kita baca terlebih dahulu dalam Pengkhotbah 3:11, “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.”

Segala sesuatu indah pada waktunya disini, bukan waktu-NYA tetapi waktu-nya. Artinya adalah segala sesuatu indah pada polanya. Mari kita lihat contohnya dalam Ayat 4, “ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;” à  inilah pola dengan urutan yang sebenarnya, yaitu ada saat dimana kita mengalami KESUSAHAN dan juga ada saat kita mengalami KESENANGAN.

Tetapi yang harus diingat bahwa polanya adalah Susah-nya terlebih dahulu, baru kemudian Senang. Bukankah peribahasa dalam Indonesia juga ada yang mengatakan mirip seperti itu? Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang kemudian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.

Sekarang mari kita lihat kembali tentang masa kelimpahan dan masa kelaparan:

7thn Kelimpahan = SUSAH -> ay.34-35, Menyimpan 1/5 bahan makanan.
Masa kelimpahan disini bukan masa senang, tetapi justru disini adalah masa kesusahan. Karena disinilah waktu dimana mereka harus berkorban 1/5 dari kebutuhan hidup yang biasanya mereka habiskan, yang sebelumnya tidak pernah diterapkan peraturan seperti ini. Sehingga butuh perjuangan keras untuk investasi 1/5 bahan makanan.

7thn Kelaparan = SENANG -> ay.36, Negeri tidak binasa karena kelaparan.
Masa kelaparan adalah masa kesenangan, karena disnilah mereka dapat menikmati makanan di masa kelaparan, bukankah ini yang dinantikan orang percaya? Dimana kita diberkati pada masa kesusahan sehingga kita-pun juga menjadi berkat bagi orang disekitar kita. Seperti bangsa Mesir pada cerita ini, mereka-pun menjadi berkat bagi bangsa-bangsa disekitarnya. Dan banyak bangsa yang datang ke Mesir untuk mendapatkan makanan. Negeri yang seharusnya binasa dalam masa kelaparan, menjadi berkat bagi banyak orang. Tentu ini karena ketaatan Yusuf juga sebagai orang kedua di Mesir, dan juga ketaatan rakyatnya untuk berinvestasi.

Lihat urutannya, Pola-nya tetap sama, yaitu SUSAH terlebih dahulu baru SENANG. Jadi dalam mengelola yang 90%, kita harus menyisihkan 1/5 atau lebih (sesuai kebutuhan) untuk ditabung. Sehingga kita dapat menikmatinya di hari tua. Seberapa-pun yang kita tabung, itu akan seperti bola salju yang bergulir dari puncak gunung sampai bawah gunung, mungkin terlihat kecil, mungkin hanya Rp.200.000,-/bulan tetapi apabila kita dengan taat dan setia, tanpa kita sadari, investasi yang kita lakukan akan sangat menguntungkan dikemudian hari.

Tetapi ingatlah, bahwa kita tidak diajarkan untuk terus selalu menabung atau berinvestasi tetapi kita juga diajarkan untuk dapat menikmati dari hasil jerih payah kita. Dalam Pengkhotbah 3:13, dikatakan  Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah.

Jadi kita harus hidup seimbang dengan menikmati hasil jerih payah kita, karena itu-pun adalah pemberian dari Tuhan. btw, Menikmati dengan boros bedanya tipis, lebih baik kita tidak usah menghakimi orang yang sedang menikmati hasil jerih payahnya, mungkin terlihat boros bagi kita, tetapi kita tidak tahu perjuangan yang telah dia lakukan sebelumnya. Namun, hal yang harus diingat, dalam menikmati-pun juga harus dapat memuliakan nama Tuhan.

Selamat berinvestasi dan Selamat menikmati hasil jerih payah.

Saturday, December 22, 2012

7 KRITERIA WANITA BIJAK (versi Ribka)


Salah satu wanita yang luar biasa dan diceritakan dalam Alkitab adalah Ribka. Kali ini, kita akan mengenal Ribka lebih lagi lewat kitab Kejadian 24. Ada 7 Kriteria Wanita Bijak yang bisa kita dapatkan dalam diri Ribka. Mari kita simak bersama-sama.


1.BEKERJA.
Kej.24:15, Sebelum ia selesai berkata, maka datanglah Ribka, yang lahir bagi Betuel, anak laki-laki Milka, isteri Nahor, saudara Abraham; buyungnya dibawanya di atas bahunya.

Pada saat utusan Abraham menemukan Ribka, ia sedang bekerja bukan berleha-leha. Ribka bekerja bukan karena dilihat, tetapi karena memang dia harus bekerja. Banyak sekali orang-orang yang tidak menggunakan waktunya dengan baik. Yang seharusnya waktu tersebut digunakan untuk bekerja, tetapi digunakan sebaliknya. Penulis pernah melihat seorang Ibu Rumah Tangga (beragama Kristen) yang tidak bekerja, bahkan tidak mengurusi rumah tangganya. apakah firman Tuhan menginginkan kita seperti ini? Mari kita lihat dalam 2 Tes.3:10-12.

2Tes. 3:10  Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. 2Tes. 3:11  Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. 2Tes. 3:12  Orang-orang yang demikian kami peringati dan nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan makanannya sendiri.

Tuhan tidak ingin kita menjadi seorang yang pengangguran walaupun sebagai ibu Rumah Tangga. Justru sebaliknya, sebagai ibu Rumah Tangga mempunyai tanggung jawab yang besar, karena anaknya sendiri menjadi “orang sukses” atau jadi “bandit” itu tergantung dari orangtuanya.


2. MENJAGA KEKUDUSAN.
Kej.24:16, Anak gadis itu sangat cantik parasnya, seorang perawan, belum pernah bersetubuh dengan laki-laki; ia turun ke mata air itu dan mengisi buyungnya, lalu kembali naik.

Disamping Ribka seorang pekerja keras, Ribka juga seorang wanita yang dapat menjaga kekudusan. Wanita yang takut akan Tuhan, pasti dia akan menjaga kekudusan walaupun ada kesempatan, baik waktu dia masih single atau-pun sudah berkeluarga. Bukan Pria saja yang bermasalah dengan kekudusan, wanita-pun juga bermasalah dengan hal ini.

Dalam arti luas, Menjaga kekudusan bukan hanya menjaga keperawanan, tetapi juga menjaga apa yang kita lihat, dengar dan ucapkan. Kekudusan hanya bisa didapat dari Allah yang Kudus. Jadi hubungan dengan Tuhan sangat penting, untuk menjaga kekudusan.


3. PEDULI DENGAN ORANG LAIN.
Kej.24:18, Jawabnya: "Minumlah, tuan," maka segeralah diturunkannya buyungnya itu ke tangannya, serta diberinya dia minum.

Ribka tidak cuek dengan orang lain, tetapi dia mau peduli dengan keadaan orang lain. Padahal Ribka tidak mengenal siapa orang itu, karena memang baru bertemu pada saat itu.

Kepedulian sangat minim untuk zaman sekarang. Seharusnya kita memberikan waktu untuk orang-orang disekitar kita, baik yang sedang ada masalah ataupun tidak. Suatu kali ada seorang ibu Rumah Tangga yang memberikan waktu untuk mendengarkan cerita orang lain, padahal dia sendiri lagi sibuk dan tentunya dia sedang ada masalahnya sendiri, tetapi ibu ini mau menyediakan waktunya untuk peduli dengan orang lain. Mari kita belajar bersama untuk lebih peduli dengan keadaan di sekitar kita dan lebih peduli.


4. MELATIH TUBUH JASMANI.
Kej.24:19, Setelah ia selesai memberi hamba itu minum, berkatalah ia: "Baiklah untuk unta-untamu juga kutimba air, sampai semuanya puas minum."

Ribka memberi minum ke unta-unta tersebut sampai puas, berarti dia harus berkerja dua kali lipat dari biasanya. Karena unta adalah binatang yang membutuhkan air lebih banyak dari binatang biasanya.

Berapa banyak air yang diperlukan untuk memuaskan 10 ekor unta? Perbandingan berikut mungkin memperjelas. Konon, untuk seekor unta yang telah beberapa hari menempuh perjalanan dibutuhkan 25 gallon air. Nah, berapa besar kapasitas buyung Ribka? 3 gallon. Kalau begitu, Ribka perlu menimba kira-kira 80 kali, naik-turun. Perhitungan : 25/3=8,34. 8x10=80gallon                           

Hanya orang yang melatih tubuh jasmaninya, yang mampu menimba air sampai 80x + naik turun. Bayangkan apabila kita naik turun tangga di rumah ukuran Ruko sampai 80x, pasti capainya luar biasa bukan? Ingatlah, tubuh jasmani kita perlu dilatih, baik melalui olahrga, makanan teratur, cukup tidur sehingga tubuh kita juga sehat. Sebagai anak Tuhan tidak selalu berbicara tentang kerohanian, tetapi kita juga harus melatih tubuh jasmani kita sendiri. Keadaan fisik bagus, maka kesehatan juga bagus.


5. MEMBERIKAN YANG TERBAIK DALAM SETIAP KESEMPATAN.
Kej.24:20, Kemudian segeralah dituangnya air yang di buyungnya itu ke dalam palungan, lalu berlarilah ia sekali lagi ke sumur untuk menimba air dan ditimbanyalah untuk semua unta orang itu.

Keadaan tubuh Ribka tentu sudah capai, tetapi dia tetap memberikan yang terbaik pada saat dia sedang letih sekalipun. Di ayat 20 ini, Ribka berlari sekali lagi ke sumur untuk menimba air dan semua unta itu diberi minum. Ribka memberikan yang terbaik dalam setiap kesempatan. Kita harus belajar untuk dapat memberikan yang terbaik dalam kondisi apapun. Mari berikan pelayanan yang baik untuk suami, anak, teman yang butuh curhat, tetangga yang meminta bantuan, juga untuk pelayanan di Gereja.


6. MURAH HATI.
Kej. 24:25, Lagi kata gadis itu: "Baik jerami, baik makanan unta banyak pada kami, tempat bermalampun ada."

Ribka tidak hanya memberikan air, tetapi ribka juga bermurah hati dengan menawarkan tempat untuk menginap. Utusan Abraham yang baru dia kenal, tetapi dia memperlakukannya dengan murah hati.

Kekristenan berbicara tentang menjadi garam, garam berbicara tentang pengaruh. Pengaruh ada efeknya pada saat ada tindakan. Murah hati = tindakan. Orang akan lebih respek dengan orang yang bermurah hati daripada orang yang banyak berbicara teori tetapi tidak pernah bertindak.


7. MEMANCARKAN KASIH TUHAN.
Kej. 24:26-27, Lalu berlututlah orang itu dan sujud menyembah TUHAN,  serta berkata: "Terpujilah TUHAN, Allah tuanku Abraham, yang tidak menarik kembali kasih-Nya dan setia-Nya dari tuanku itu; dan TUHAN telah menuntun aku di jalan ke rumah saudara-saudara tuanku ini!"

Utusan Abraham sedang mencari seseorang yang pantas untuk Ishak, yaitu orang yang takut akan Tuhan karena Abraham dan Ishak adalah orang yang takut akan Tuhan. Utusan Abraham melihat kebaikan dan kemurahan hati dari Ribka, dia langsung berlutut dan menyembah Tuhan. Berarti Ribka memancarkan kasih Tuhan karena dia bertindak seperti orang yang takut akan Tuhan.

Kita dapat dinilai sebagai anak Tuhan yang penuh kasih atau tidak tergantung daripada apa yang kita lakukan. Utusan Abraham mengetahui Ribka anak Tuhan atau tidak terlihat dari perbuatannya, bukan dari perkataannya. Jadi pancaran kasih Tuhan tergantung dari perbuatan kita. Kekristenan identik dengan Kasih karena Allah adalah kasih.

Ams. 31:30  Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.

Wednesday, December 12, 2012

Christmas dan X-mas


Natal sebentar lagi akan tiba, dan banyak orang yang sudah menyiapkan ucapan selamat natal, dalam bentuk kartu Natal atau-pun dalam bentuk SMS, BBM, dll. Dan seringkali kita mendengar atau melihat kata “Christmas” dirubah menjadi “X-mas” (termasuk Penulis :P). Dan setiap tahun,ada saja orang yang tidak setuju dengan kata “X-mas” dengan alasan kata X itu menghilangkan sesuatu yang penting dari kata Christmas, yaitu kata Christ, yang berarti Kristus. Penulis juga pernah mendengar alasan lain yang berkaitan dengan pemujaan suatu dewa dalam Negara tertentu. Sehingga dilarang menggunakan kata “X-mas”.

Tetapi, apakah benar seperti itu? Mari kita simak. Kata Christmas mempunyai arti Mass of Christ, dalam bahasa Indonesia artinya adalah “Misa Kristus” yang kemudian disingkat menjadi Christ-Mass/Christmas, dan setelah itu disingkat kembali menjadi X-mas. Kata ini, pertama kali dipakai di Eropa pada tahun 1500-an.

Sebenarnya huruf X dari kata X-mas berasal dari abjad Yunani. X adalah huruf pertama dari kata Χριστός – Christos (khris-tos') yang berarti Kristus. X juga merepresentasikan salib. Jadi huruf X dari kata X-mas, bukan dibaca X dalam bahasa Indonesia tetapi X adalah simbol bagi Kristus, dari bahasa Yunani Chi (X).

Sehingga tidak ada yang salah apabila kita mengucapkan “merry X-mas”. Karena kata ini hanya singkatan seperti JBU yang artinya Jesus Bless You, hanya saja kata X-mas adalah singkatan campuran dari bahasa Yunani dan bahasa Inggris.

So guys… JBU & merry X-mas :)




Sumber:
  1. Wisdom of God
  2. E-Sword – the Sword of the Lord with an electronic edge.
  3. Kamus Besar Bahasa Indonesia, KBBI v1.1
  4. http://artikel.sabda.org/christmas
  5. http://www.merriam-webster.com/dictionary/xmas

Saturday, December 1, 2012

The Eight Benefit of Listening


Sebelum Penulis membahas lebih jauh tentang The Seven Benefit of Listening, alangkah baiknya kita mengenal terlebih dahulu kata Listening dan  Hearing. Dalam Bahasa Indonesia, kata Listening diterjemahkan dengan mendengarkan, menyimak; sedangkan kata Hearing diterjemahkan dengan Mendengar.

Hearing dapat berarti, telinga anda menyerap atau menerima gelombang suara, sedangkan listening membutuhkan interpresentasi, respon, ingatan, evaluasi, pengertian. ~ Jeffrey Rachmat.



Listening adalah keahlian berkomunikasi yang paling dibutuhkan tetapi paling sedikit diajarkan. Seseorang bernama Igor Fyodorovich Stravinsky (Rusia: Игорь Фёдорович Стравинский) (17 Juni 1882-6 April 1971) yang adalah seorang komponis berkebangsaan Rusia. Dia merupakan komponis yang menjadi terkenal di majalah TIME. Dia merupakan komponis yang punya hobi mengubah-ubah ketukan manakala mengeksploitasi elemen ritme. Komposer yang berpengaruh di dunia musik abad ke-20 ini mempunyai quote yang menarik, yaitu: "To listen is an effort, and just to hear is no merit. A duck hears also."

Kurang lebih terjemahannya adalah, untuk mendengarkan membutuhkan upaya, tetapi mendengar tidak bermanfaat. Karena Bebek juga bisa mendengar, tetapi bebek tidak bisa menyimak. Sehingga Listening sangat penting dalam kehidupan seseorang untuk bersosialisasi.

Berikut ini adalah keuntungan-keuntungan yang akan kita dapatkan apabila kita mau mendengarkan atau menyimak dengan baik (Listening).

1. Growing Faith.
Rom 10:17,  Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. Iman kita akan bertumbuh apabila kita mau mendengarkan firman Tuhan dengan baik. Sehingga kepercayaan kita kepada Bapa di Sorga akan semakin nyata, karena iman kita bertumbuh.

2. Blessed.
Dengan mendengarkan kita juga akan diberkati Tuhan. Mari kita simak dalam kitab Kejadian 22&26:

Kej. 22:18  Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku." (taat=obey)
Kej. 26:5  karena Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya kepada-Ku, yaitu segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku." (taat=obey)

Kata mendengarkan dalam ayat diatas diterjemahkan dengan kata obey. Orang yang mendengarkan firman Tuhan = orang yang taat pada firman Tuhan, dan orang yang taat pada firman Tuhan akan mendapatkan berkat seperti Abraham.  

3. Respect Others.
Mendengarkan merupakan tanda bahwa kita menghormati seseorang yang sedang berbicara dengan kita. Kita tidak perlu setuju dengan apa yang setiap dikatakan orang lain, tetapi dengan mendengarkan kita sudah menaruh rasa hormat kepada orang tersebut. Seperti seorang guru yang sedang mengajar, tentu guru tersebut menginginkan anak muridnya mendengarkan semua penjelasan dari murid-muridnya, dan dia akan menghukum muridnya yang tidak mendengarkan atau main sendiri.

4. Knowing the value.
Dengan Mendengarkan kita dapat menilai prinsip kehidupan seseorang. Karena semakin banyak orang berbicara, kita akan semakin mengerti siapa dia sebenarnya. Seperti firman Tuhan berkata dalam Matius 15:18&19,  Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.

Beberapa orang seringkali mengatakan don’t judge the book by the cover, tetapi bagaimanapun juga, cover adalah ungkapan dari isi buku, jadi tidak sepenuhnya benar kata-kata itu. Dalam hal ini berarti, seseorang bisa kita lihat baik atau tidak dari apa yang dikatakannya, karena apa yang dikatakannya berasal dari hati. Sehingga kita juga bisa menilai seseorang dari apa yang dikatakannya.

5. Being Mature.
Mendengarkan menuntut kedewasaan, karena mendengarkan membutuhkan interest, pengertian, evaluasi, respon dan ini adalah salah satu tanda kedewasaan seseorang. Hanya anak kecil saja yang ingin didengarkan. Mari kita koreksi diri sendiri, apakah kita hanya ingin didengarkan setiap berbicara dengan orang lain?

6. Learning a New Things.
Ibr. 5:11,  Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan. (belajar=learn)

Dalam Alkitab bhs. Inggris, kata mendengarkan diterjemahkan learn yang berarti belajar. Jadi dengan mendengarkan kita akan mendapatkan pelajaran yang baru dari seseorang.

Zig ziglar berkata : When you talk, you say something you already know and when you listen you find out what someone else know. Artinya kurang lebih adalah, ketika kita berbicara, kita memberikan informasi yang kita sendiri sudah tahu dan ketika kita mendengarkan atau menyimak, maka kita mendapatkan informasi dari orang lain, walaupun mungkin ada yang sudah kita ketahui. Disinilah kita mendapatkan pelajaran yang baru.

7. Loving Others.
Mendengarkan adalah tanda atau bentuk dari kasih seseorang. Hanya mendengarkan saja tanpa memberi pendapat atau menghakimi, menawarkan solusi, sudah menyenangkan dan menenangkan hati orang lain. Ingatlah, kita diberi satu mulut dan dua telinga supaya lebih banyak mendengarkan daripada berbicara. Terkadang, hanya mendengarkan saja sudah cukup untuk mengasihi sesama dan menyelesaikan masalah.

Ketika anda bersikap sebagai pendengar yang baik, orang akan merasakan bahwa anda peduli pada mereka ~ Gerrald Green

8. Prevent Problems.
Mendengarkan juga akan mencegah masalah. Suatu kali, ada seorang dokter pernah salah dalam memberi obat karena tidak mendengarkan dengan baik. Apabila mendengarkan dengan baik, tentunya begitu banyak masalah yang dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat.

Dalam hubungan sering terjadi konflik karena mereka tidak mau mendengarkan satu dengan yang lainnya: baik hubungan dengan pacar, orang tua dengan anak, istri dengan suami. Ingatlah, apabila kita tidak mau menyimak dan hanya ingin didengar saja, bebek juga bisa mendengar!  Jadi kita tidak jauh beda dengan bebek.


Sumber
  1. Wisdom of God
  2. E-Sword – The Sword of the LORD with an electronic edge
  3. KBBI - Kamus Besar Bahasa Indonesia v1.1
  4. DVD - Sermon ~ Jeffrey Rachmat “The art of Listening”

Friday, November 30, 2012

Rahasia 4 Jenis Kasih (storge, eros, phileo dan agape)


Kita sudah sering dengar mengenai 4 jenis kasih dalam bahasa Yunani. Artikel kali ini akan membahas tentang rahasia dari empat kasih dari bahasa Yunani yang seringkali menjadi pertanyaan, yaitu adalah storge, eros, phileo dan agape. Penulis tidak akan bertele-tele, tetapi langsung kepada point-nya saja. Artikel ini lebih membahas pengertian tentang kasih tersebut dari berbagai macam bahasa, apakah ke-empat kasih tersebut ada dalam Alkitab? Apa yang diajarkan Alkitab tentang kasih? Apakah kasih Agape hanya dimiliki oleh Allah? Bagaimana urutan yang benar dari yang terkecil sampai yang terbesar dari ke-empat jenis kasih dalam bahasa Yunani? Dan kenapa Tuhan memberikan kasih Agape kepada kita? Mari kita simak.

A. BAHASA.
A.1. Dalam Bahasa Yunani.
Dalam bahasa Yunani ada empat kata yang artinya sama-sama mengasihi, tetapi dalam lingkup yang berbeda.
  1. Kata benda στοργη - STORGÊ dengan kata kerjanya STERGEIN berarti kasih mesra dari orang tua kepada anaknya dan begitu juga sebaliknya.
  2. Kata EROS dari kata Yunani, yang kita terjemahkan EROS, artinya kasih asmara antara pria dan wanita yang mengandung nafsu birahi.
  3. Kata benda φιλεω - PHILEÔ dengan kata kerjanya φιλειν - PHILEIN berarti kasih sayang yang sejati antar sahabat dekat. Biasanya kasih ini tidak mempunyai hubungan darah. Kasih ini lebih kepada persahabatan.
  4. Kata benda αγαπαω - AGAPAÔ dengan kata kerjanya αγαπαν - AGAPAN, yang kita terjemahkan AGAPE, artinya kasih yang tanpa perhitungan dan tanpa peduli orang macam apa yang dikasihinya. Seringkali disebut dengan kasih yang walaupun.

A.2. Dalam Bahasa Inggris.
Dalam bahasa Inggris mempunyai kata kerja Love (kasih, cinta, suka) dan Like (suka). Jadi ada perbedaan antara Love dan Like.

A.3. Dalam Bahasa Perancis.
Bahasa Perancis hanya menggunakan kata aimer untuk kata Love dan Like.

A.4. Dalam Bahasa Indonesia.
Kasih : Perasaan sayang (cinta, suka kpd); beri, memberi. Jadi dalam bahasa Indonesia, kasih itu identik dengan memberi. Orang yang mengasihi pasti memberi, namun orang yang memberi belum tentu mengasihi.

B. PERTANYAAN TENTANG 4 JENIS KASIH.
B.1. Apakah kasih storge, eros, phileo, agape ada dalam Alkitab?
Penulis mencari hal ini dalam software e-sword, bagian Strong’s Hebrew and Greek Dictionaries. Berikut ini adalah hasil yang didapatkan, apakah ke-empat kasih tersebut ada dalam Alkitab.

G25   ἀγαπάω   agapaō
Total KJV Occurrences: 142
love, 74. Mat_5:43-44 (2), Mat_5:46 (2), Mat_6:24, Mat_19:19, Mat_22:37, Mat_22:39, Mar_12:30-31 (2), Mar_12:33 (2), Luk_6:27, Luk_6:32 (4), Luk_6:35, Luk_7:42, Luk_10:27, Luk_11:43, Luk_16:13, Joh_8:42, Joh_10:17, Joh_13:34 (2), Joh_14:15, Joh_14:21, Joh_14:23 (2), Joh_14:31, Joh_15:17, Rom_8:28, Rom_13:8-9 (2), 1Co_2:9, 1Co_8:3, 2Co_11:11, 2Co_12:15, Gal_5:14, Eph_5:25, Eph_5:28, Eph_5:33, Eph_6:24, Col_3:19, 1Th_1:3, 1Th_3:12, 1Th_4:9, 2Ti_4:8, Jam_1:12, Jam_2:5, Jam_2:8, 1Pe_1:8, 1Pe_1:22, 1Pe_2:17, 1Pe_3:10, 1Jo_2:15 (2), 1Jo_3:11, 1Jo_3:14, 1Jo_3:18, 1Jo_3:23, 1Jo_4:7, 1Jo_4:11-12 (2), 1Jo_4:19-21 (4), 1Jo_5:2 (2), 2Jo_1:1, 2Jo_1:5, 3Jo_1:1
loved, 38. Mar_10:21, Luk_7:47, Joh_3:16, Joh_3:19, Joh_11:5, Joh_12:43, Joh_13:1 (2), Joh_13:23, Joh_13:34, Joh_14:21, Joh_14:28, Joh_15:9 (2), Joh_15:12, Joh_17:23 (2), Joh_19:26 (2), Joh_21:7, Joh_21:20, Rom_8:37, Rom_9:13, 2Co_12:15, Gal_2:20, Eph_2:4, Eph_5:25, 2Th_2:16, 2Ti_4:10, Heb_1:9, 2Pe_2:15, 1Jo_4:10-11 (3), 1Jo_4:19, Rev_1:5, Rev_3:9, Rev_12:11
loveth, 20. Luk_7:5, Luk_7:47, Joh_3:35, Joh_14:21 (2), Joh_14:24, Rom_13:8, 2Co_9:7, Eph_5:28 (2), Heb_12:6, 1Jo_3:10 (2), 1Jo_3:14, 1Jo_4:7-8 (2), 1Jo_4:20-21 (2), 1Jo_5:1 (2)
beloved, 7. Rom_9:25 (2), Eph_1:6, Col_3:12, 1Th_1:4, 2Th_2:13, Rev_20:9
lovest, 2. Joh_21:15-16 (2)
lovedst, 1. Joh_17:24

G26      ἀγάπη agapē
Total KJV Occurrences: 116
love, 84. Mat_24:12, Joh_5:42 (2), Joh_13:35, Joh_15:9-10 (3), Joh_15:12-13 (2), Joh_17:26, Rom_5:5, Rom_5:8, Rom_8:35, Rom_8:39, Rom_13:9-10 (3), Rom_15:30, 1Co_4:21, 1Co_16:24, 2Co_2:4, 2Co_2:8, 2Co_5:14, 2Co_8:6-8 (3), 2Co_8:24, 2Co_13:11, 2Co_13:14, Gal_5:6, Gal_5:13, Gal_5:22, Eph_1:4, Eph_1:15, Eph_2:4, Eph_3:17, Eph_3:19, Eph_4:2, Eph_4:15-16 (2), Eph_5:2, Eph_6:23, Phi_1:9, Phi_1:17, Phi_2:1-2 (2), Col_1:4, Col_1:8, Col_2:2, 1Th_5:8, 1Th_5:13, 2Th_2:10, 2Th_3:5, 1Ti_1:14, 1Ti_6:11, 2Ti_1:7, 2Ti_1:13, Phm_1:5, Phm_1:7, Heb_6:10, Heb_10:24, 1Jo_2:5, 1Jo_2:15, 1Jo_3:1, 1Jo_3:16-17 (2), 1Jo_4:7-10 (4), 1Jo_4:12, 1Jo_4:16-18 (7), 1Jo_5:3, 2Jo_1:3, 2Jo_1:6, Jud_1:2, Jud_1:21, Rev_2:4
charity, 28. 1Co_13:1-4 (7), 1Co_13:8, 1Co_13:13 (2), 1Co_14:1, 1Co_16:14, Col_3:14, 1Th_3:6, 2Th_1:3, 1Ti_1:5, 1Ti_2:15, 1Ti_4:12, 2Ti_2:22, 2Ti_3:10, Tit_2:2, 1Pe_4:8 (2), 1Pe_5:14, 2Pe_1:7, 3Jo_1:6, Jud_1:12, Rev_2:19
charitably, 1. Rom_14:15
dear, 1. Col_1:13
love’s, 1. Phm_1:9
loved, 1. Eph_5:2

G5368  Φιλέω phileō
Total KJV Occurrences: 26
love, 10. Mat_23:5-6 (2), Luk_20:46, Joh_15:19, Joh_21:15-17 (3), 1Co_16:22, Tit_3:15, Rev_3:19
loveth, 6. Mat_10:37 (2), Joh_5:20, Joh_12:25, Joh_16:27, Rev_22:15
kiss, 3. Mat_26:48, Mar_14:44, Luk_22:47
loved, 3. Joh_11:36, Joh_16:27, Joh_20:2
lovest, 3. Joh_11:2-3 (2), Joh_21:17 (2)
kindness, 1. Act_28:2

Dengan melihat hasil diatas, sangat jelas bahwa kata kasih dalam bahasa Yunani, dari empat yang sering kita dengar, hanya dua kata saja yang dicatat dalam Alkitab, yakni: Agape dan Phileo. Penulis pernah membaca suatu artikel, ada kemungkinan storge juga pernah ditulis, tetapi kata tersebut gabungan dari kata Phileo dan Storge. Tetapi yang lebih pasti, kata tersebut penulis tidak mendapatkannya dalam Alkitab Bahasa Yunani versi Software e-sword.

B.2 Dalam Alkitab kita diajarkan, ada tiga obyek "mengasihi" yaitu :
Luk 10:27  Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Jadi ada tiga obyek mengasihi yang Firman Tuhan ajarkan, yaitu:
  1. Mengasihi Tuhan AllahHal ini perintah yang pertama dan yang terutama, yang harus kita lakukan. Allah sudah terlebih dahulu mengasihi kita, untuk itulah kita harus mengasihi Allah.
  2. Mengasihi sesama manusiaMengasihi sesama yang baik kepada kita mungkin adalah hal yang mudah kita lakukan, tetapi bagaimana mengasihi sesama yang jahat kepada kita? Tentu hal ini sangat sulit, tetapi Firman Tuhan dengan tegas mengatakan, kita harus mengasihi.
  3. Mengasihi diri-sendiri. Mengasihi diri sendiri sering terlupakan, karena memang tidak secara langsung Alkitab mencatatnya. Mengasihi diri sendiri bukan berarti mementingkan kepentingan diri sendiri, tetapi lebih kepada penerimaan diri, Karena masih banyak orang yang tidak bisa menerima dirinya sendiri dari fisik, latar belakang keluarga, kemampuan, dll.  

B.3 Apakah AGAPE/AGAPAO hanya dimiliki oleh Allah?
Mari kita lihat dalam Matius 5:44.
ITB : Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

KJV : But I say unto you, Love your enemies, bless them that curse you, do good to them that hate you, and pray for them which despitefully use you, and persecute you;

GNT : ᾿Εγὼ δὲ λέγω ὑμῖν, ἀγαπᾶτε τοὺς ἐχθροὺς ὑμῶν, εὐλογεῖτε τούς καταρωμένους ὑμᾶς, καλῶς ποιεῖτε τοῖς μισοῦσιν ὑμᾶς καὶ προσεύχεσθε ὑπὲρ τῶν ἐπηρεαζόντων ὑμᾶς καὶ διωκόντων ὑμᾶς,

Dalam ayat ini, Tuhan Yesus memberikan perintah kepada kita untuk mengasihi musuh kita dengan kasih agapate yang merupakan akar kata dari AGAPE/AGAPAO. Apabila Tuhan memberikan perintah seperti itu, seharusnya kita sebagai manusia sanggup memberikan kasih agape kepada sesama kita, dalam ayat ini secara khusus, kepada musuh kita. Berarti manusia mampu memberikan kasih agape terhadap sesama, bahkan kepada musuh kita.

B.4 Apakah Allah selalu memakai kasih Agape?
Mari kita lihat dalam 1 Korintus 6:22.
ITB: Siapa yang tidak mengasihi Tuhan, terkutuklah ia. Maranata!

KJV: If any man love not the Lord Jesus Christ, let him be Anathema Maranatha.

GNT: ε τις οὐ φιλεῖ τὸν Κύριον ᾿Ιησοῦν Χριστόν, τω ἀνάθεμα. Μαράν ἀθά.

Ayat ini mengajarkan kita untuk mengasihi Tuhan dengan kasih phileō. Berarti Tuhan juga memberi perintah supaya kita mengasihi Dia sebagai sahabat dekat, karena Allah kita selain Allah yang Trasenden (yang jauh dan tidak bisa dijangkau), Allah juga Allah yang Imanen (Allah yang dekat dengan kita), Jadi Allah tidak selalu memakai kasih agape. Bahkan dalam ayat ini dengan jelas bahwa kita dituntut untuk mengasihi Allah kita dengan kasih sebagai seorang sahabat (phileo).

B.5 Bagaimana urutan yang benar dari kasih yang terkecil sampai yang terbesar?
Pertanyaan ini sering dengan mudah dijawab, dan biasanya ada beberapa orang yang mengatakan eros diposisikan paling rendah dibandingkan dengan yang lain, ada juga yang mengatakan storge yang lebih awal dan agape selalu paling tinggi derajatnya dibandingkan dengan yang lain. Tetapi apakah benar seperti itu? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus melihat kembali pengertian dari masing-masing empat kata kasih tersebut dalam bahasa Yunani di atas. Penulis akan mencatatnya kembali dibawah ini untuk memudahkan pembaca.

STORGÊ berarti kasih mesra dari orang tua kepada anaknya dan sebaliknya.
EROS artinya kasih asmara antara pria dan wanita yang mengandung nafsu birahi.
PHILEÔ berarti kasih sayang yang sejati antar sahabat dekat.
AGAPAÔ/AGAPE, artinya kasih yang tanpa perhitungan dan tanpa peduli orang macam apa yang dikasihinya.

Apabila kita melihat pengertian tentang 4 kasih seperti diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada urutan terbesar dan terkecil, hanya saja 4 kasih tersebut saling keterkaitan satu dengan yang lainnya.

Contoh pertama. Kasih tanpa perhitungan (agape) bisa dimiliki kasih orang tua kepada anaknya, dan berapa banyak contoh orang tua yang mau berkorban untuk anaknya, tentunya dalam hal ini adalah orang tua yang benar. Orang tua penulis-pun melakukan hal yang sama, yaitu selalu mengorbankan kepentingan dirinya sendiri hanya untuk anaknya. Jadi orang tua–pun yang juga manusia, mampu memberikan kasih agape.

Contoh kedua. Kasih suami kepada istri, sepasang suami istri-pun juga dapat memberikan kasih agape. Apabila para pembaca berkenan, dapat membaca kisah yang sangat luar biasa dan mengharukan dari pasangan dalam cerita love never fails.

Contoh ketiga. Seorang sahabat-pun juga dapat memberikan kasih yang walaupun. Penulis sangat yakin bahwa orang disekitar para pembaca ada orang yang akan memberikan kasih tersebut, walaupun tidak mempunyai hubungan darah dengan saudara. Walau mungkin ada beberapa orang yang tidak bertindak seperti itu. Bahkan Penulis pernah bertemu dengan seseorang yang Penulis tidak kenal, tetapi memberikan kasih agape. Suatu saat, ada seorang pengendara motor menolong Penulis, waktu motor Penulis mogok di tengah jalan. Dan pada saat kehabisan bensin, orang tersebut meniup lobang bensin motor saya (percaya ga percaya setelah itu motornya hidup) dan akhirnya Penulis sampai SPBU dengan selamat. Bahkan orang tersebut tidak mau dibayar.

Kesimpulannya adalah tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil dari keempat jenis kasih dalam bahasa Yunani, hanya saja kasih itu diungkapkan kepada seseorang dengan waktu, kondisi, jenis kelamin, usia dan pribadi yang berbeda!

B.6  Apabila kasih tidak ada urutannya, kenapa dalam Yoh.3:16 Tuhan memberikan Agape?
Mari kita lihat dalam ayat yang terkenal, yaitu Yohanes 3:16.
ITB: Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

KJV: For God so loved the world, that he gave his only begotten Son, that whosoever believeth in him should not perish, but have everlasting life.

GNT: οτω γὰρ ἡγάπησεν ὁ Θεὸς τὸν κόσμον, στε τὸν υἱὸν αὐτοῦ τὸν μονογενῆ δωκεν, να πᾶς ὁ πιστεύων εἰς αὐτὸν μὴ ἀπόληται, ἀλλ᾿ χῃ ζωὴν αἰώνιον.

Bahasa Yunani dari kata kasih dalam ayat diatas adalah êgapêsen yang merupakan kata kerja - dalam bentuk aorist active indicative - third person singular, kata ini berasal dari kata αγαπαω - 'AGAPAÔ', mengasihi. αγαπη – AGAPÊ.

Tuhan memberikan kasih agape dalam Yoh.3:16 untuk menunjukkan kasih yang tanpa perhitungan (unconditional love) kepada kita. Jadi, Kasih Allah yang tidak dimiliki oleh manusia adalah kasih yang diberikan oleh Allah, seperti Yoh.3:16. Sehingga, fokusnya bukan di kata “kasih” tetapi pada kata “kasih Allah”. Fokusnya kepada siapa yang memberikan kasih tersebut, dan kata “kasih Allah” tidak boleh dipisahkan, karena apabila fokusnya di kata “kasih (agape) maka manusia-pun mampu memberikannya terhadap sesamanya.

Semahal-mahalnya sebuah gitar hanya jadi barang rongsokkan apabila tidak ada yang memainkannya. Begitu juga dengan pelajaran 4 jenis kasih ini, hanya akan menjadi teori, apabila kita tidak pernah menerapkannya kedalam kehidupan kita masing-masing. 


Sumber
Wisdom of God
Lewis, C. S., “The Four Loves (Empat Macam Kasih)”, Bandung : Pionir Jaya, 2010 cet.1.
E-Sword – The Sword of the LORD with an electronic edge
KBBI-Kamus Besar Bahasa Indonesia v1.1
http://christianity.about.com
http://alkitab.sabda.org/dictionary
http://www.sarapanpagi.org






Thursday, November 22, 2012

antara KEBEBASAN dengan KETAATAN




Yang mana, yang paling anda suka… ketaatan atau kebebasan ? Saya yakin sekali, pasti para pembaca lebih menyukai kebebasan dibanding dengan ketaatan. Banyak orang yang suka sekali dengan kata BEBAS, termasuk penulis tentunya. Karena kebebasan itu terdengar unlimited (tidak terbatas), sedangkan ketaatan terdengar limited (terbatas).

Penulis pernah iri (waktu masih sekolah) dengan teman-teman yang mempunyai kebebasan dalam menggunakan waktu dan uang, seakan-akan mereka tidak mempunyai limit dalam menggunakan kedua hal tersebut. Yang membuat Penulis iri, karena Penulis tidak memiliki keduanya, baik kebebasan dalam hal waktu atau-pun dalam hal uang. Penulis dididik oleh seorang Bapa, yang disiplin dalam menggunakan waktu, sehingga harus pulang ke rumah lebih cepat dan bahkan tidak diberi uang jajan.

Jadi, pada dasarnya manusia sangat menginginkan kebebasan, tetapi pada kenyataannya, sangat tidak mungkin kebebasan yang unlimited itu diberikan kepada seseorang. Mari kita lihat contoh kebebasan yang terdapat dalam Alkitab.


CONTOH KEBEBASAN DALAM ALKITAB.
Kej. 2:15  TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
Kej. 2:16  Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
Kej. 2:17  tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Kej. 3:2  Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
Kej. 3:3  tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."

Tidak dicatat dalam Alkitab bahwa Hawa tahu dari mana tentang perintah Tuhan itu, tetapi sebagai suami istri tentunya Adam menceritakan kepada Hawa tentang perintah Tuhan itu. Point yang Penulis ingin tekankan, bahwa Adam & Hawa diberi kebebasan yang sama, untuk makan semua buah di taman Eden (bayangkan kita makan di restoran yang all u can eat!), kecuali satu yaitu buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat.

Adam & Hawa sama-sama tahu tentang sebab akibat tersebut. Yaitu, apabila mereka makan (sebab), pasti mereka mati (akibat). Tetapi mereka memilih makan dan menanggung akibat dari perbuatan mereka sendiri (ay.14-19). Akhirnya, kebebasan yang Tuhan percayakan kepada Adam & Hawa telah hilang. Kebebasan hilang karena ketidaktaatan. Jadi seharusnya kebebasan harus disertai dengan ketaatan.


KEBEBASAN YANG DISERTAI DENGAN KETAATAN.
Seorang teolog jerman dan pendeta bernama Dietrich Bonhoeffer mengatakan, bahwa bagi orang Kristen ada hubungan yang sangat erat antara kebebasan dengan ketaatan. Kebebasan tanpa ketaatan adalah kesewenangan-wenangan, sedangkan Ketaatan tanpa kebebasan, adalah perbudakan. Keduanya sama-sama tidak kristiani.

Gal 5:1  Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.
Sebagai anak Tuhan, memang kita telah bebas karena dimerdekakan dari belenggu dosa oleh Kristus, tetapi kebebasan yang kita miliki, harus tetap pada jalurnya Tuhan. Tadinya, kita adalah hamba dosa, tetapi karena kita sudah dimerdekakan dari dosa, kita menjadi hamba Tuhan. Jadi, Kebebasan yang kita miliki sebagai anak Tuhan, juga harus disertai dengan ketaatan.


HOW ?
Setelah kita tahu, bahwa sebagai orang bebas kita juga harus tetap taat pada firman-Nya, lalu bagaimana cara mewujudkan kebebasan yang disertai dengan ketaatan?  Mari kita lihat buah Roh dalam Galatia 5:23. Fokus Penulis hanya kepada salah satu buah Roh, yaitu penguasaan diri (ITB), Self-Control (NIV). Penulis memakai kata pengendalian diri dalam menterjemahkan self-control. Jadi, untuk mewujudkan kebebasan yang disertai dengan ketaatan adalah dengan pengendalian diri.

Pengendalian diri sangat penting, karena apa yang tidak kendalikan, maka hal itu yang akan mengendalikan kita. Contoh: LIDAH. Karena lidah dapat menghancurkan apa yang sudah dibangun (Yakobus 3:5-8). Dengan perkataan, kita dapat menghancurkan reputasi, pernikahan, hubungan, bahkan masa depan seseorang, hanya dalam satu malam. Contoh lain yang dapat mengendalikan kita adalah NAFSU MAKAN, SEKS, MATERI, MASA LALU, dll. Jadi, kita dapat dikendalikan oleh hal yang kita tidak kendalikan.

Begitu pula dengan kebebasan, apabila kita tidak bisa mengendalikan kebebasan, maka kebebasan-lah yang akan mengendalikan kita,dan  pada akhirnya kita tidak taat. Bicara tentang pengendalian diri, apakah setelah kita tahu bahwa kita harus mengendalikan kebebasan yang kita miliki,  dengan semudah itu kita mampu mengendalikannya? Tentu tidak, pengendalian diri bukan hal yang mudah, tetapi mari kita coba belajar tentang pengendalian diri yang benar.


PENGENDALIAN YANG BENAR.
Marthin Luther, sang reformator terkenal antara lain karena ungkapan-ungkapannya yang paradoksal. Ketika Luther menjelaskan ttg bagaimana situasi orang Kristen setelah ia dibenarkan oleh Tuhan, maka ia menyebutnya sebagai : simul iustus et peccator, artinya adalah orang yang benar, namun sekaligus berdosa. Maksudnya, kita adalah orang yang dibenarkan karena iman percaya kepada Yesus, tetapi sekaligus kita juga manusia yang berdosa. Apabila kita masih mempunyai potensi untuk berbuat dosa, berarti kecil sekali kemungkinan kita untuk dapat mengendalikan diri.

Pengendalian diri berarti, kita yang mengendalikan diri kita sendiri. ß pandangan yang kurang tepat! Karena, apabila kendali kita yang pegang, maka sangat mungkin kita jatuh di lubang dosa yang sama berulang-ulang. Lalu, apa yang harus kita lakukan? Apa itu pengendalian diri yang benar?

Ada hal yang harus kita ingat, bahwa pengendalian diri adalah bagian dari buah Roh, bukan buah roh (perbedaan di huruf besar). Di dalam Galatia 5:22, kata buah Roh (ITB) diterjemahkan dipimpin oleh Roh Allah (IBIS). Jadi pengendalian diri yang benar adalah berikan kendali hidup kita ke tangan Tuhan Yesus Kristus. Biarkanlah Tuhan yang mengendalikan hidupmu!


KONKLUSI.
Kebebasan harus disertai dengan ketaatan, sehingga kita tetap pada jalurnya Tuhan. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan pengendalian diri yang benar. Pengendalian diri yang benar adalah memberi kendalinya ke tangan Tuhan. Kendali dalam tangan Tuhan berarti, bukan lagi melakukan apa yang kita inginkan, tetapi melakukan apa yang Tuhan inginkan.

My quote : 
Self-control is not talk about how we can control ourselves. but about give the control to the hands of God.