Welcome....

Selamat datang teman-teman. Saya Paulus yang biasa dipanggil PaO. Saya rindu sekali untuk membuat artikel. Disinilah saya menuangkan semua hasil pemikiran. Saya beri judul pada Blog ini, Reflection Results. Ini semua hasil pemikiran, ide, refleksi dari saya sendiri. Apabila ada kata-kata atau kalimat dari orang lain, saya berikan footnote atau resensi tulisan. Saya yakin anda mendapat pelajaran yang baik pada saat anda membacanya. Bila teman-teman sedang ada waktu, boleh sekalian dikasih komentarnya dalam setiap artikel yang dibaca. Bila ada yang tidak setuju juga tidak masalah :D all praise to Jesus! praise for ever!!

Selamat Membaca. Tuhan Yesus Kristus Memberkati.

Penulis : Pdp. Paulus Igunata Sutedjo, M.Th.

Labels

Wednesday, September 29, 2010

KITAB KEJADIAN 3



I. SERANGAN ULAR

Gen 3:1  Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
Gen 3:2  Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
Gen 3:3  tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
Gen 3:4  Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,
Gen 3:5  tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."


Pembahasan :
·         Ay.1, Ular berbicara dianggap sebagai dongeng. Tetapi sebetulnya tidak ada sesuatu yang aneh dalam bagian ini. Tuhan bisa membuat keledai Bileam bicara. Setan bisa membuat ular bicara. Dalam kekristenan ada bahasa lidah / Roh. [1]

·         Ay.1, cara menipu yang dipakai ular menghadapi Hawa ialah mengubah arti dari larangan Allah dan kemudian membuat larangan yang telah diubah tersebut dicemoohkan. Si penggoda pura-pura terkejut bahwa Allah melakukan kesalahn dengan mengeluarkan perintah seperti itu. Kemudian dia berusaha untuk meruntuhkan iman perempuan tersebut dengan menanamkan benih-benih keraguan, kecurigaan dan gambaran-gambaran palsu mengenai Yang Mahakuasa dan tujuan-tujuanNya di dalam pikiran perempuan itu.[2]

·         Ay.1, Ular mencoba menyerang Hawa dengan memutarbalikan fakta, apa yang diperintahkan oleh Tuhan Allah sebelumnya (Kej.2:16). Tentu Hawa tahu bahwa itu salah, tapi serangan awal ini hanya untuk menggoda Hawa untuk mencoba mengajak diskusi. Sehingga pada akhirnya Hawa pun memulai berdiskusi dengan Ular.

·         Ay.2, Hawa menghilangkan kata ‘semua’ yang menggambarkan bahwa Hawa hanya berfokus pada pohon yang Tuhan larang untuk dimakan. Berarti Hawa sudah terpengaruh pada serangan iblis.

·         Ay.3, Tuhan berkata ‘janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati (Kej.2:17), penekanan kata-kata itu berarti Hawa akan langsung mati pada saat itu juga, tetapi Hawa merubah kalimat tersebut  dengan, ‘Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati’.

Berarti Hawa sudah mengurangi perintah Tuhan yang sebenarnya dengan kata ‘nanti’. Yang Tuhan katakana adalah ‘langsung’ bukan ‘nanti’. Terlihat jelas bahwa serangan iblis sangat mempengaruhi Hawa.

·         Ay.4-5, Ular memulai serangan tahap akhir, yaitu memberikan sebuah ‘hadiah’ apabila Hawa memakan buah terlarang itu dengan cara memutarbalikan fakta.  Selanjutnya tinggal keputusan Hawa, serangan Ular berakhir disini, yaitu hanya sebagai si ‘penggoda’.

Ular yang dimaksudkan di ayat ini adalah benar-benar binatang Ular bukan iblis, dalam bahasa ibrani jelas tertulis naw-khawsh yang berarti a snake. Iblis bisa memakai ular atau apapun di dunia ini, iblis  tidak datang dalam bentuk aslinya, dia datang memakai ‘kedok’ supaya ada yang ‘dikambinghitamkan’ dan dapat diterima oleh si korban.

Yang harus diingat adalah, pencoba hanya dapat mencobai saja.[3] Keputusan ada di tangan kita untuk terporosok lebih dalam atau berusaha untuk bangkit kembali.


II. KEJATUHAN ADAM DAN HAWA

Gen 3:6  Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
Gen 3:7  Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
Gen 3:8  Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
Gen 3:9  Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"
Gen 3:10  Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."
Gen 3:11  Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?"
Gen 3:12  Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."
Gen 3:13  Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."


Pembahasan :
·         Ay.6 Iblis memperngaruhi telinga lalu mata, kemudian keinginan hati, dan akhirnya kemauan. Hawa membiarkan telinganya mendengarkan perkataan pencoba, lalu membiarkan matanya menikmati benda yang ditunjukkan oleh pencoba, kemudian membiarkan keinginan hatinya menguasai kemauannya.[4]

·         Ay.6, Pada akhirnya Hawa membagi dosa itu dengan Adam dan Adampun memakannya, tanpa bertanya terlebih dahulu. Seharusnya Adam sebagai kepala harus lebih bijaksana, tetapi dia pun juga tidak perduli lagi dengan firman Tuhan.

·         Ay.6, Dosa pertama yang mereka buat adalah : tidak taat pada perintah Tuhan dan berambisi menjadi sama dengan Tuhan sesuai dengan bujukan Ular.

·         Ay.7, maka terbukalah mata mereka (pakah), Kata pakah melukiskan terjadinya sebuah mukjizat secara mendadak. Janji si penggoda dengan segera terpenuhi; persepsi langsung diperoleh. Mereka melihat dan menjadi tahu. Namun yang mereka saksikan jauh berbeda dengan gambaran indah yang dikemukakan ular itu.[5]

·         Ay.8, Bunyi langkah Tuhan Allah ... pada waktu hari sejuk (ieruah artinya angin sepoi). Mereka bisa menyembunyikan diri dari Allah namun mereka tidak bisa meloloskan diri dariNya. Sang Khalik yang penuh kasih tidak mungkin mengabaikan ketidaktaatan mereka, Dia juga tidak mungkin meninggalkan orang-orang berdosa yang gemetar itu dengan kebutuhan mereka yang sangat.[6]

·         Ay.9, Ini adalah konsep keselamatan yang sebenarnya, yaitu Tuhanlah yang mencari kita terlebih dahulu, karena manusia takut dan malu atas dosanya.  Jadi keselamatan adalah inisiatif Tuhan, tanpa inisiatif Tuhan, kita semua tidak akan bisa diselamatkan. Ini adalah bentuk Kasih Allah yang terbesar, yaitu menyelamatkan kita dari dosa.

·         Ay.11-13, Dosa yang dibuat Adam dan Hawa selanjutnya adalah saling menyalahkan dan membuat kambing hitam untuk pembelaan diri. Tetapi ingatlah bahwa Tuhan Maha Tahu dan Maha Hadir, tidak ada yang tersembunyi bagiNya (Maz.139:7&8).


IV. AKIBAT DOSA

Gen 3:14  Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.
Gen 3:15  Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
Gen 3:16  Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu."
Gen 3:17  Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:
Gen 3:18  semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;
Gen 3:19  dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."


Pembahasan :
·         Ay.14,  Tuhan mengutuk ular dari segala ternak dan binatang, berjalan dengan dengan perut. Kita dapat melihatnya sampai sekarang Ular berjalan dengan perut.

·         Ay.15, Ayat ini terkenal dengan sebutan, PROTO EVANGELIUM (Injil yang pertama). Sekalipun kata-kata ini ditujukan kepada ular / setan, tetapi artinya penting sekali untuk manusia, karena ini adalah janji Allah bahwa dari keturunan Hawa akan ada seorang yang akan mengalahkan setan. Nubuat ini telah digenapi dengan kedatangan, kematian, dan kebangkitan Yesus yang sudah mengalahkan setan. [7]

PROTO EVANGELIUM ini sudah digenapi dengan kelahiran, perjalanan hidup, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus dalam injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.

·         Ay.16, Akibat dosa perempuan adalah mengandung dan pada saat melahirkan akan kesakitan, yang kita tahu sampai sekarang mengandung dan melahirkan seorang anak adalah perjuangan berat bagi seorang wanita. Karena harus menangung malu dengan perut buncitnya. Pada saat melahirkan pun akan terdengar suara nyaring dari seorang ibu, saking kesakitannya. Dan keturunan Hawa harus tunduk pada keturunan Adam yang sudah menjadi suaminya.

·         Ay.17-18, Tuhan tidak mengutuk Adam, tetapi Tuhan mengutuk tanah karena Adam.  Dan kaum Adam selamanya harus bersusah payah untuk mencari nafkah untuk keluarganya. Inilah akibat dosa bagi kaum Adam. Kita dapat melihatnya, sampai sekarang kaum Adam harus bersusah payah untuk mencari makan, apapun dipertaruhkan demi kebahagiaan keluarga.

Usaha keras mencari makan untuk keluarganya akan terus berlanjut sampai pada akhirnya kita menjadi debu kembali, karena memang pada awalnya kita adalah debu.


 
KESIMPULAN

Serangan dan godaan iblis tidak berhenti sampai cerita Adam dan Hawa, tetapi hal ini akan terus berlangsung di dalam kehidupan kita.

Kita harus mengetahui taktik iblis dalam rangka menyerang dengan cara menggoda kita terlebih dahulu, dengan cara memutarbalikan fakta yang ada. Bahkan iblis akan memberikan ‘hadiah’ apabila kita melakukannya. Ketahuilah iblis akan memakai segala cara untuk dapat menyerang kita. Iblis tidak berbentuk dengan rupa yang menyeramkan, iblis menggoda melalui kelemahan dan kesenangan manusia. Jadi kita harus berhati-hati atas setiap godaan yang ada, tentunya manusia susah untuk mengendalikan dirinya sendiri, tetapi apabila ada kemauan dan terus bersandar pada firman Tuhan, maka semua pasti akan terlewati.

Jatuh dalam dosa adalah keputusan kita sendiri, karena yang berkuasa atas diri kita, adalah kita sendiri. Iblis hanya mencobai saja, manusialah yang memutuskan untuk jatuh atau tidak. Jadi jangan salahkan iblis atas perbuatan diri kita sendiri. 

Segala bentuk perbuatan kita pasti ada akibatnya dan apabila memang kita sudah jatuh, segera bertobat karena Tuhan adalah setia dan adil, pasti kita akan diampuni (1Yoh.1:9). Ingatlah bahwa Allahlah yang mempunyai inisiatif pertama kali untuk menyelamatkan kita dari lumpur dosa (Kej.3:9).





--==(0)==--



[1] Pdt. Budi Asali MDiv., Eksposisi Kitab Kejadian, http://www.golgothaministry.org/kejadian/kejadian-3_1-24.htm
[2] Kyle M. Yates, Sr., Th.D., Ph.D., The Wycliffe bible commentary, Malang, 2004, Gandum Mas, hal. 37
[3] J. Sidlow Baxter, Menggali Isi Alkitab (Kejadian s/d Ester), Jakarta, 1989, Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Hal.26
[4]  Ibid, Hal.26
[5] Opcit, hal. 38
[6] Opcit, hal. 39
[7]  Pdt. Budi Asali MDiv., Eksposisi Kitab Kejadian, http://www.golgothaministry.org/kejadian/kejadian-3_1-24.htm

Quotes From Me (16-20)

 
16. I am not trying to be perfect, but i learned to be faithful 
17. I do not promise to always be there by your side, 
      but i promise not to leave you. 
18. Persiapan walaupun tidak ada tugas, 
      adalah tanggung jawab seorang pelayan Tuhan. 
19. Hamba yang mendapatkan 10 talenta mendapatkan 
      tambahan bonus 1 talenta karena dia berhasil 
      mengeluarkan apa yang dia miliki dengan waktu yang sama 
      (24jam sehari) dan tanggung jawab yang berbeda (5 talenta). 
      ~ stuck in me, PaO 
20. I hate monday!!! 
      mau mengeluh karena senin atau melakukan yang terbaik 
      dalam setiap tanggung jawab? Pilihan ada di tangan kita.

    Tuesday, September 28, 2010

    Quotes From Me (11-15)

    11.      Kita memang bisa belajar dari kegagalan, tetapi bukan 
              berarti kita harus gagal terus menerus.Belajarlah untuk tidak gagal lagi.


    12.     Segala sesuatu boleh kita makan, tetapi tidak semua berguna. 
             Jagalah apa yang kita makan, karena tidak semua berguna.


    13.     Hidup akan terpancar/berkilau, 
             apabila kita 'mematikan keinginan daging' kita sendiri.


    14.     Memberi belum tentu mengasihi, tetapi mengasihi sudah pasti memberi. 
             mari kita mengasihi sesama dengan kasih tanpa batas.


    15.     Hidup seperti bermain bola. Ada penonton dan pemain. 
             Seharusnya kita menjadi pemain yang mengeluarkan seluruh potensi 
             untuk mencapai satu goal! bukan seperti penonton yang hanya duduk
             mendukung orang lain dan menonton kesuksesan orang lain.

    Monday, September 27, 2010

    Cara untuk Menumbuhkan KECERDASAN EMOSI


    Sebelum membahas lebih dalam, ada baiknya kita melihat pengertian kecerdasan terlebih dahulu. Berdasarkan pengertian tradisional, kecerdasan meliputi kemampuan membaca, menulis, berhitung, sebagai jalur sempit ketrampilan kata dan angka yang menjadi fokus di pendidikan formal (sekolah), dan sesungguhnya mengarahkan seseorang untuk mencapai sukses di bidang akademis (menjadi professor). Tetapi definisi keberhasilan hidup tidak melulu ini saja. Pandangan baru yang berkembang : ada kecerdasan lain di luar IQ, seperti bakat, ketajaman pengamatan sosial, hubungan sosial, kematangan emosional, dll. yang harus juga dikembangkan.

    Pada zaman sekarang banyak orang yang hanya mementingkan IQ (Kecerdasan Intelektual) sehingga EQ (Kecerdasan Emosi) seseorang sangat kurang. Dan ternyata bukan orang biasa saja yang mempunyai EQ rendah, bahkan pendeta pun banyak yang mempunyai EQ rendah.

    Saya pernah melihat seorang pendeta yang saya kenal, sedang berkendara motor dengan sangat cepat. Pada saat itu adalah hari minggu, jadi saya berasumsi bahwa orang tersebut sedang mengejar jam khotbahnya. Mungkin waktunya sudah mepet. Dan saya sangat terkejut sekali, karena pendeta tersebut menyerempet seorang wanita tua, sehingga wanita tua tersebut jatuh dan barang-barang bawaanya berantakan. Lalu apa yang terjadi ? ternyata pendeta tersebut sama sekali tidak berhenti, bahkan tetap memacu motornya dengan sangat cepat. Sehingga banyak orang sekitarnya yang memanggil pendeta tersebut untuk kembali dan bertanggung jawab. Tetapi pendeta itu sama sekali tidak memperdulikan teriakan orang-orang sekitar.

    Seperti yang saya sudah sebutkan, saya mengenal pendeta tersebut. Dan saya tahu, bahwa pendeta tersebut sering diundang khotbah di berbagai macam gereja. Saya juga tahu, bahwa dia adalah orang pintar, yang mempunyai kecerdasan intelektual tinggi. Bahkan pendeta tersebut mempunyai gelar S2 dibelakang namanya.

    Dari banyaknya buku tentang kecerdasan emosi, saya belajar dari buku yang berjudul Emotitude, Josua Iwan Wahyudi (Young EQ Trainer Indonesia). Saya sangat diberkati lewat buku tersebut, dan saya juga ingin membagikan kepada saudara/i pembaca.

    Dari sekian banyak cara untuk menumbuhkan kecerdasan emosi dari buku tersebut, saya akan membahas 3 cara untuk menumbuhkan kecerdasan emosi kita dari sudut pandang firman Tuhan, antara lain adalah sebagai berikut:

    1. You are what you think – Anda adalah apa yang anda pikirkan.
    Amsal 4 : 23 - Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

    Emosi dan perasaan anda sangat dipengaruhi oleh keadaan isi hati Anda. Ketika hati anda diisi penuh dengan kebencian, maka perkataan, tindakan, dan sikap anda akan bermuatan emosi kebencian. Itulah sebabnya Alkitab memperingatkan untuk selalu menjaga hati Anda dengan sangat waspada. Melalui cerita diatas saya percaya sekali bahwa sebagai pendetapun dia tidak mempunyai muatan hati yang baik. Sehingga dia tidak perduli pada keadaan orang lain.

    Ilustrasi : ada penelitian yang dilakukan terhadap 2 orang kembar identik yang memiliki perilaku, selera, dan pola pikir yang sangat mirip. Penelitian ini dilakukan dengan aktivitas otaknya. Sebut saja Jane dan Fonda. Pada kondisi normal, keduanya berperilaku sangat mirip dan bisa dibilang memiliki selera yang sama, hampir di semua hal. Para peneliti meyakini, bahwa perilaku dan selera mereka bisa diubah dengan memberikan berapa “peristiwa” tertentu. Untuk membuktikan itu, Jane dan Fonda dipisahkan. Jane diperdengarkan lagu riang dan ceria dengan lirik yang positive, sedangkan Fonda diperdengarkan lagu dengan nuansa sedih dan tenang. Jane diperlihatkan sebuah film komedi, dan Fonda diberikan film drama yang memiliki cerita sedih. Jane membaca buku yang berkalimat positive, sedangkan Fonda membaca buku yang berkalimat negative.

    Kesimpulannya : Ternyata, ketika manusia menerima rangsangan positif : musik riang, melihat kejadian menyenangkan, membacan kata-kata positive, maka otak manusia akan memproduksi hormon serotonin. Hormon inilah yang berperan untuk memberikan perasan senang dan nyaman. Semakin banyak hormon ini diproduksi, seseorang akan menjadi lebih positif, dan lebih toleran terhadap hal negative yang menimpa dia.

    Bagaimanakah kita dapat menjaga hati kita? dengan menjaga apa yang masuk ke dalam otak kita, apa yang masuk ke dalam pikiran kita, itulah yang mempengaruhi isi hati kita. Mulailah dengan memasukan sesuatu yang positif dan sesuai dengan Firman Tuhan ke dalam pikiran Anda. Misalkan dengan mendengarkan jenis-jenis musik yang riang dan berisi lirik yang positif, cobalah memperbanyak kata-kata positif yang masuk ke dalam otak kita, atau kita bisa baca buku rohani yang sudah banyak tersedia di toko buku rohani.

    Marilah kita lebih bijaksana lagi dalam memilih apa yang masuk ke dalam pikiran kita, apakah sampah yang masuk atau hal-hal yang positif.


    1. Ekspresi
    Markus 14:33-35 - Dan Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes serta-Nya. Ia sangat takut dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah." Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat itu lalu dari pada-Nya.

    Menyadari dan menerima emosi kita adalah salah satu hal yang sangat penting. Banyak orang berusaha mengingkari dan menyembunyikan emosi mereka. Ada orang yang merasa malu bila menangis, ada orang yang memendam kemarahan dan juga ada mengingkari bahwa ia sedang sedih. Menyembunyikan perasaan kita yang sesungguhnya adalah bukan tindakan yang baik, seharusnya yang kita lakukan adalah mengekspresikan perasaan kita yang sesungguhnya.

    Disini kita butuh komunitas yang bisa saling memahami dan mengarahkan kita. Kita membutuhkan mereka untuk mencurahkan hati kita dan mengekspresikan perasaan kita. Karena itu biasakanlah untuk menceritakan perasaan anda kepada orang yang tepat. Tidak semua teman kita dapat kita ceritakan perasaan kita, pilihlah sahabat yang dapat dipercaya, tentunya yang mempunyai hubungan yang intim dengan Tuhan Yesus.

    Pendeta yang saya ceritakan di awal tadi, seharusnya dia dapat berkomunitas, sehingga dia dapat mendapat nasihat dan wejangan dari sahabat-sahabatnya, seperti yang dilakukan Yesus adalah berdoa dan bercerita kepada BapaNya. Dan kita dapat meneladani Yesus yang sedang mengekspresikan perasaannya.

    Tidak ada yang salah dengan tangisan, kemarahan, ketakutan dan kekhawatiran kita, yang salah adalah apabila hal itu menguasai kita.


    1. Tuan dan Budak
    1 Samuel 18:8-11 - Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya." Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud.

    Salah satu kesalahan Saul adalah, dia membiarkan emosinya mengambil alih kendali dan menjadi tuan atas semua keputusan dan tindakannya. Sebagai anak Tuhan kita harus dapat mengendalikan emosi kita. Karena itu adalah satu tuntutan kita sebagai anak Tuhan yaitu salah satu buah-buah roh yang disebutkan dalam Alkitab.
             
    Dalam keadaan normal, tidak ada satu manusiapun yang punya niatan untuk membunuh dan menyakiti orang lain. Mereka hanya akan melakukannya bila ada dorongan kuat yang “memaksa” dan mengambil alih, yaitu emosi. Seharusnya kita dapat berlatih untuk dapat mengendalikan emosi kita. Sehingga kita tidak menyakiti orang lain seperti cerita pendeta diatas yang menyerempet seorang ibu tua, bahkan dengan egoisnya memacu motornya untuk meninggalkan tanggung jawab atas dari perbuatan yang dilakukannya.

    Emosi bisa menjadi budak yang baik, atau Tuan yang jahat. Bila kita tidak bisa mengendalikannya, kita akan menyesal dikemudian hari.


    Saya simpulkan, bahwa sebagai manusia yang masih hidup dalam daging, tentu sangat sulit untuk menumbuhkan kecerdasan emosi kita. Terlebih lagi, bila hal itu sudah menjadi kebiasaan, dan kebiasaan itu sudah menjadi karakter kita. 

    Tetapi orang yang ingin maju dan ingin berubah dari cara hidup yang lama, pasti ingin menumbuhkan kecerdasan emosinya. Dari sekian banyak cara, kita bisa memulainya dengan 3 cara yang saya simpulkan, yaitu dengan cara :
    1. Memfilter apa yang masuk ke dalam pikiran kita, apakah hal positive atau sampah.
    2. Ikut dalam satu komunitas yang sehat, dan bisa saling mengingatkan, menegur, juga saling membangun.
    3. Kendalikan atau kuasai emosi kita yang meluap-luap.


    --==(Tuhan Yesus Memberkati)==--




    the Lessons from Samaritan


    Lukas 10:25-37

    Tingkat keperdulian antar sesama manusia zaman sekarang, sangat minim sekali. Banyak orang yang egois dan selalu mementingkan kepentingan sendiri. Bahkan saya melihat ada banyak anak Tuhan, yang katanya mereka bergama, tetapi berbuat hal yang serupa.

    Saya juga melihat kehidupan orang Kristen masih banyak yang seperti itu. Memang kita tinggal di kota yang sibuk, tetapi itu bukan alasan untuk kita tidak perduli dengan sesama. Bukankah kita diberi perintah untuk mengasihi Allah dan juga mengasihi sesama seperti diri kita sendiri? (Luk.10:27).

    Mari kita pelajari tentang seseorang dari Samaria, dan saya akan mencoba membawa anda untuk dapat mempelajari dari ayat per ayat dalam Lukas 10:25-37.

    The Lessons
    Ay.25 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 26 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?"  27 Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." 28 Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." 29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"

    Yang dimaksud Ahli Taurat dari ayat tersebut adalah seorang pengajar dan penafsir PL, khususnya kelima kitab musa (Pentateukh). Ahli Taurat dapat dengan mudahnya untuk mengasihi sesama Ahli Taurat, tetapi untuk saling mengasihi kepada orang Samaria, adalah merupakan suatu beban bagi mereka. Karena dilihat dari latar belakangnya bahwa ternyata Ahli Taurat yang orang Yahudi juga sangat membenci orang Samaria. Antara lain, karena orang Samaria “kawin campur’. Jadi dari latar belakangnya, memang orang Yahudi dan orang Samaria saling bermusuhan.

    Tetapi yang Tuhan inginkan adalah, supaya kita tetap mengasihi seluruh umat manusia, tanpa terkecuali. Baik beda suku, beda agama, beda kebangsaan, beda ekonomi, beda derajat, dll. Inilah yang harus kita perhatikan terlebih dahulu.


    30 Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. 31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. 32 Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.

    Dikatakan pada ayat diatas bahwa ada seorang Imam dan seorang Lewi. Imam adalah suatu jabatan dalam umat Israel yang penting peranannya. Tugasnya adalah mempersembahkan korban, mengadakan doa syafaat dan memberi berkat. Sedangkan orang Lewi adalah orang-orang lewi (anggota suku lewi) yang mempunyai tugas khusus dalam menyelenggarakan ibadah di Bait Suci.

    Jadi  seseorang yang disebut Imam atau Lewi, adalah orang yang sudah mengerti isi Firman Tuhan. Dan memang ditunjuk Tuhan untuk menjadi pelayanNya. Ternyata seseorang yang sudah mengerti isi Firman Tuhan tidak membuat kita menjadi orang saleh.

    Bahkan contoh dari seorang Imam dan Lewi diatas, meninggalkan orang Yahudi yang sedang sekarat. Mereka tidak perduli dengan keadaan orang Yahudi tersebut. Mereka bukan musuh orang Yahudi, justru mereka adalah teman, tetapi ternyata seseorang yang diharapkan untuk menolong, malah bertindak sebaliknya.

    Ketidakperdulian kita terhadap sesama, sama saja dengan membunuhnya perlahan-lahan, apabila kondisinya seperti ayat diatas. Memang kita harus bertindak bijaksana pada zaman sekarang, memang kita harus hati-hati, karena banyaknya penipuan. Tetapi bukan berarti hal itu dijadikan alasan kita untuk tidak perduli terhadap sesama.

    Kita harus tetap waspada dan bijaksana apabila ada seseorang yang kecelakaan dan kita berniat untuk menolongnya. Tetapi reflek kita sebagai anak Tuhan seharusnya bukan menghindari, tetapi reflek kita seharusnya mendekat dan memberikan bantuan, dengan bertindak bijaksana, yaitu tetap hati-hati dan siap-siap apabila kejadian itu adalah penipuan.

    Tidak salah apabila kita berhati-hati dengan menyiapkan sebuah kayu, apabila terjadi sesuatu. Tetapi tetap reflek kita seharusnya adalah menolong bukan menghindari.


    33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.

    Mungkin dalam benak pikiran orang Yahudi yang menjadi korban tersebut, “Ah... seorang Imam dan Lewi saja tidak berbuat apa-apa, bahkan meninggalkan saya, apalagi orang Samaria yang memang sudah bermusuhan dengan orang Yahudi.”

    Saya hanya menduga saja, tetapi kemungkinan mempunyai pikiran seperti diatas, bisa saja terjadi. Tetapi ternyata seseorang yang tidak diharapkan untuk menolong, malah datang untuk menolong.  Seseorang yang dianggap sebagia musuh, malah datang sebagai teman.

    Mengasihi sesama berarti mengasihi semua orang tanpa batas, walau beda status ekonomi, beda ras, beda suku, beda agama. Inilah yang saya namakan Unlimited Charity. Tidak perduli mereka pernah menyakiti kita, tidak perduli mereka pernah membuat kita susah. Ingatlah! Perintah Tuhan tetap sama, yaitu “Kasihilah sesamamu!”, dan diayat itu tidak ada kata “kecuali”.

    Dalam 1 Yoh.4:20, berkata : Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Berarti apabila kita tidak mengasihi yang walaupun dia adalah musuh kita, berarti dia adalah seorang pendusta. Bagaimana dengan anda?


    34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. 35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.

    Kita dapat belajar dari ayat ini, bahwa untuk menolong, jangan melihat siapa yang kita tolong. Kita harus segera mengambil tindakan langkah pertama, yaitu membalut luka-lukanya. Mungkin luka itu bisa luka fisik, atau luka batin. Kita beri langkah pertama yaitu, “mengobatinya”, tentunya menolong sesuai dengan kemampuan kita.

    Dikatakan pada ayat diatas bahwa orang Samaria itu menaikkan orang Yahudi yang sedang sekarat itu ke keledai tunggangannya sendiri, berarti orang Samaria itu jalan kaki sambil menuntun keledai yang sekarang ditunggangi orang Yahudi tersebut. Orang Samaria ini menolong tidak setengah-setengah, dia menolong benar-benar dengan sepenuh hati, bahkan ia rela untuk jalan kaki.

    Setelah itu, dia membawa orang Yahudi tersebut ke penginapan. Orang samaria ini tidak menghitung untung rugi dalam menolong sesama. Selama dia bisa melakukan kebaikan, dia akan tetap terus melakukannya sesuai dengan kemampuan yang dimilikiannya.

    Inilah yang Tuhan inginkan, supaya kita tetap terus menolong sampai tuntas. Apabila kita melakukan hal itu, apalagi terhadap musuh kita, maka Kasih Tuhan akan terpancar melalui perbuatan-perbuatan yang kita lakukan.

    Dikatakan juga bahwa orang Samaria itu meninggalkan sejumlah uang dan dia akan menggantinya apabila dibelanjakan lebih dari pada jumlah yang dia kasih. Tidak hanya setengah-setengah saja, orang Samaria ini menolong. Tetapi dia melanjutkan pertolongannya. Dia mungkin ada urusan pribadi, tetapi hal itu tidak membuatnya berhenti untuk menolong. Bahkan dia janji untuk datang kembali, dan menolongnya kembali.

    Mungkin kita sudah menolong seseorang, tetapi kita harus tetap lanjutkan, karena pertolongan itu juga harus “To Be Continue”. Ya, inilah yang diinginkan Tuhan, kita harus mempunyai kasih yang terus berlanjut. Saya dapat artikan mengasihi tanpa titik. Karena sering juga kita sudah menolong orang sekali, tetapi setelah itu kita sudah pergi entah kemana, hilang tanpa jejak. Tuhan tidak ingin kita berbuat seperti itu. Mari kita terus mengasihi tanpa titik.


    36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" 37 Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"

    Ingatlah bahwa orang Kristen itu identik dengan Kasih, karena dalam kitab Yohanes, Allah yang orang Kristen sembah adalah Kasih. Sehingga kita juga bertanggung jawab untuk memancarkan kasih Allah tersebut kepada sesama kita.

    Tuhan tidak ingin kita hanya sekedar tahu isi Firman Tuhan, tetapi Tuhan ingin kita merenungkan firman itu siang dan malam (Maz.1:2). Berarti kita juga harus melakukan isi firman Tuhan tersebut.

    Dalam memberikan pertolongan harus sesuai dengan kemampuan kita, tidak usah menunggu kita menjadi kaya baru menyumbang. Tetapi kita bisa mulai dari apa yang kita punya dalam memberi pertolongan dengan cara menyisihkan uang kita.

    Memberi belum tentu mengasihi, tetapi seseorang yang mengasihi, sudah pasti memberi, karena kasih identik dengan memberi. Mari kita tunjukan UNLIMITED CHARITY atau MENGASIHI TANPA TITIK terhadap sesama umat manusia, tanpa memandang suku, agama dan ras.

    Kebahagiaan sejati adalah bukan pada saat kita memiliki, tetapi pada saat kita dapat memberikan sesuatu kepada orang lain.

    Seperti yang ay.37 katakan, “PERGILAH, DAN PERBUATLAH DEMIKIAN!”



    Tuhan Yesus memberkati.