Welcome....

Selamat datang teman-teman. Saya Paulus yang biasa dipanggil PaO. Saya rindu sekali untuk membuat artikel. Disinilah saya menuangkan semua hasil pemikiran. Saya beri judul pada Blog ini, Reflection Results. Ini semua hasil pemikiran, ide, refleksi dari saya sendiri. Apabila ada kata-kata atau kalimat dari orang lain, saya berikan footnote atau resensi tulisan. Saya yakin anda mendapat pelajaran yang baik pada saat anda membacanya. Bila teman-teman sedang ada waktu, boleh sekalian dikasih komentarnya dalam setiap artikel yang dibaca. Bila ada yang tidak setuju juga tidak masalah :D all praise to Jesus! praise for ever!!

Selamat Membaca. Tuhan Yesus Kristus Memberkati.

Penulis : Pdp. Paulus Igunata Sutedjo, M.Th.

Labels

Tuesday, December 17, 2013

#DREAMSbook available!

Hari yang dinantikan telah tiba!

Salah satu anak bangsa Indonesia telah menelurkan satu buku!

Buku yang diawali dari mimpi dan menjadi kenyataan!

Buku untuk para pemimpi yang ingin mewujudkan mimpinya!

Buku yang akan membuat Anda tetap semangat untuk mewujudkan mimpi, sekalipun bertemu dengan tembok kegagalan!

Buku yang akan membuat Anda menjadi kreatif, inovatif, dan realistis!

Buku yang setiap babnya bersifat afirmatif!

Buku yang tidak hanya membahas orang-orang terkenal, melainkan membahas orang-orang biasa yang memiliki mimpi luar biasa dan berusaha mewujudkan mimpinya!

Buku yang juga membahas pengalaman pribadi penulis dalam usaha mewujudkan mimpinya!

Buku yang mengambil nilai-nilai kehidupan berdasarkan firman Tuhan!



this is it!



Desire Responsibility Education Ability Maturity Spirituality




Kata mereka tentang buku DREAMS:


Pdp. Ir. Hendy Kasidi
Sahabat Pao
"Buku DREAMS wajib jadi bacaan para pendaki tebing sukses. Untuk bisa sampai ke puncak, tidak cukup persiapan seadanya, namun harus membangun 6 kelengkapan dengan tekun dan disiplin. Pao telah menyajikannya secara apik nyaris tanpa cacat, mudah ditangkap, tidak membosankan, dan sangat mengobarkan semangat untuk mencobanya. Kendati ini baru buku perdananya." 






Pdp. Karmelia Suryanto Komala, S.E., M.Div
Wakil I Gembala Jemaat Gereja Bethel Indonesia Jemaat 'AlBerTa'
"Sering kali mimpi-mimpi kita berkisar tentang hal-hal yang besar, hebat, dan spektakuler. Namun, kita tidak pernah memulainya, apalagi berhasil mewujudkannya. Buku ini 'menyentil' kita untuk mulai memerhatikan hal-hal kecil di sekitar kita, yang mendorong kita untuk memulai bahkan, tidak mustahil, mewujudkan mimpi-mimpi kita. Diperlengkapi dengan contoh yang diambil dari kisah tokoh-tokoh di Alkitab."




Josua Iwan Wahyudi
Master Trainer EQ Indonesia   |   www.josuawahyudi.com   |   @josuawahyudi
"Saya pikir masih jarang sekali seorang anak muda yang menuliskan pesan mendalam untuk generasi sejamannya. Paulus memiliki pemikiran yang 2 kali lebih "tinggi" dari rekan-rekan seusianya. Membaca buku ini menjadi mutlak dan wajib untuk siapapun yang mau hidup melebihi orang biasa!"










Marcella Flaorenzia, S.Th.
Penulis Buku : Radical For Jesus, The Matter Of Heart, SHE (Single Happy Excellent) dan Our Love Story.
"Buku ini membuat saya merasa tertantang untuk terus bermimpi, dan memberi saya semangat untuk mulai menggali kembali setiap mimpi yang selama ini mungkin sempat terkubur. Saya percaya Tuhan sudah memberikan setiap kita talenta dan potensi untuk kita kembangkan. Ia ingin memakai kehidupan kita untuk menjadi kesaksian serta berkat bagi orang lain. Tidak ada hal yang mustahil bagi Tuhan. Buku ini adalah salah satu bukti bagaimana Tuhan menyertai seorang Paulus Igunata Sutedjo dalam mewujudkan mimpinya. Dan saya percaya enam hal yang dibahas di dalam buku ini akan membantu Anda dalam mewujudkan mimpi-mimpi Anda di dalam Tuhan. It's a great book!"



Harison Jannes Ompusunggu, S.Th.
Penulis Buku 100 Renungan Doa dan Penulis tetap di Renungan Harian Manna Sorgawi.
"Buku ini mengingatkan kita akan pentingnya mimpi, serta memberi kita cara-cara praktis untuk mewujudkan mimpi tersebut. Judulnya sangat menarik, DREAMS, yang berarti mimpi-mimpi. Tetapi itu juga sekaligus merupakan akronim dari Desire, Responsibility, Education, Ability, Maturity, Spirituality. Inilah enam hal yang harus kita miliki agar dapat mewujudkan mimpi-mimpi kita. Pembahasan buku ini dilakukan secara sistematis, namun praktis dan enak dibaca. Buku ini juga disertai dengan contoh-contoh praktis dari orang-orang yang telah berhasil meraih mimpi-mimpi mereka, termasuk tokoh-tokoh yang ada di Alkitab. Selain itu, penulis buku ini juga menceritakan pengalamannya sendiri dalam meraih mimpi-mimpinya. Saya sangat diberkati dengan pembacaan buku ini, Buku ini memotivasi saya untuk semakin sungguh-sungguh lagi dalam mewujudkan mimpi-mimpi saya yang belum terealisasi selama ini. Saya percaya, Anda pun pasti diberkati melalui pembacaan buku ini, dan semakin termotivasi untuk meraih mimpi-mimpi Anda."





Sekarang giliran Anda untuk membaca buku ini, 
sehingga Anda juga termotivasi untuk mewujudkan mimpi Anda sendiri!

Harga promo Rp.38.000,-  (belum ongkir)
langsung contact saya di: 0818 08 326 818

Harga normal Rp.42.600,- (belum ongkir)
dapat dibeli di: 








Thursday, December 12, 2013

Critical Moment - Kejadian 39:6-10; 2 Samuel 11:1-5


Saul dan Mina adalah teman satu kantor di sebuah perusahaan. Mereka menjalin relasi hanya sebagai teman kantor, tidak lebih daripada itu. Suatu ketika, Saul memandang Mina dengan berahi. Saul mendekati Mina untuk bercumbu dengannya, tetapi ternyata Mina menyambut pelukan tersebut, akhirnya tidak hanya sekadar pelukan saja, mereka pun saling berciuman. Padahal Saul dan Mina adalah sesama anak Tuhan dan Mina sudah mempunyai seorang pasangan. Berulang kali mereka melakukan hal itu di kantor. Mereka mengetahui bahwa apa yang dilakukannya salah, apalagi mereka juga sesama pelayan Tuhan. Mereka menyadari atas kesalahan yang dilakukannya, tetapi mereka tetap melakukannya hari demi hari. 

Critical moment adalah masa krisis di mana seharusnya kita bisa menolak perbuatan dosa yang tentunya tidak berkenan di hadapan Bapa. Dalam kehidupan ini, kita pasti pernah mengalami masa krisis ini. Masa tersebut adalah masa yang sangat sulit, antara kita mau melakukan perbuatan dosa atau meninggalkannya. Seperti kisah Saul dan Mina di atas, mereka tenggelam dalam perbuatan dosanya, karena pada saat masa krisis datang, mereka mengabaikannya dan mereka tetap melakukan perbuatan dosa hari demi hari. Dalam Alkitab, ada kisah yang sudah terkenal, yaitu kisah Yusuf dengan istri Potifar dan kisah Daud dengan Batsyeba. Mereka juga mengalami masa krisis. Ada persamaan dan perbedaan antara Yusuf dan Daud.  Persamaannya adalah mereka sama-sama dikatakan elok parasnya dalam Alkitab dan mereka sama-sama mendapat godaan dari istri orang. Inilah masa krisis yang seharusnya mereka bisa tolak. Tetapi yang membuat berbeda adalah Yusuf berani menolak istri Potifar pada saat masa krisis itu datang, sedangkan Daud tidak bisa menahan nafsu berahinya, sehingga ia berzina dengan istri orang lain.

Dalam hidup kita, pasti akan mengalami masa krisis. Masa krisis tersebut tidak selalu berupa godaan seksual, tetapi bisa jadi dalam bentuk godaan mencuri uang perusahaan, berbohong kepada relasi, selingkuh dengan suami orang, dsb. Di sini kita harus belajar untuk melewati critical moment. Ada beberapa hal yang harus dilakukan pada saat masa krisis tersebut datang: Pertama, menyadari bahwa Tuhan maha hadir. Ia tahu persis apa yang sedang kita lakukan. Dengan menyadari hal ini, akan membuat kita malu dan sadar untuk tidak melakukan dosa. Kedua, berani untuk mengatakan tidak untuk dosa! Kita harus melatih diri dalam hal ini, tentu tidak mudah untuk mengatakan tidak. Tetapi, dengan belajar pengendalian diri, maka dengan sendirinya kita dapat terlatih. Ketiga, menghubungi sahabat terdekat. Untuk mengingatkan diri sendiri memang sulit, tetapi apabila kita mempunyai sahabat yang dapat dipercaya, maka kita bisa saling mengingatkan dan menasihati. Masa krisis adalah masa di mana iman kita akan diuji, keputusannya di tangan kita.


Godaan akan selalu tampak indah. 
Pilihan di tangan kita, 
menolak atau tetap melakukannya.




________________________
Sumber:
1. Wisdom of God.
2. Renungan Harian Manna Sorgawi 12 November 2013.


Wednesday, December 4, 2013

Dyslexia - Amsal 17:6; Efesus 6:4


Taare zameen par atau yang lebih dikenal dengan like stars on earth adalah judul film yang diproduksi oleh Aamir Khan, salah satu aktor film India. Film ini bercerita tentang seorang anak yang menderita dyslexia. Dyslexia berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys yang berarti kesulitan untuk dan lexis yang berarti huruf atau leksikal. Jadi, dyslexia adalah suatu keadaan ketidakmampuan belajar pada seseorang yang disebabkan oleh kesulitan pada orang tersebut dalam melakukan aktivitas membaca dan menulis. 

Anak yang menderita dyslexia ini bernama Ishaan yang duduk di kelas 3 Sekolah Dasar. Ia sangat gemar melukis. Bagi orang-orang yang di sekelilingnya, Ishaan terkenal bandel, pemalas, bodoh, dan idiot. Semua pelajaran di sekolahnya mendapatkan nilai nol. Bahkan dalam satu ujian matematika, Ishaan hanya menjawab satu soal saja dan itu pun salah. Dia kesulitan membaca, sehingga setiap kali Ishaan membaca, huruf-hurufnya seperti menari-nari. Hukuman menjadi makanan sehari-hari baginya. Sampai akhirnya, orang tuanya mengirim Ishaan ke sekolah asrama yang terkenal disiplin. Orang tuanya berharap Ishaan mengalami perubahan di sekolah itu dan menjadi anak yang rajin, pintar, serta disiplin. Tetapi, yang terjadi malah sebaliknya, Ishaan merasa terbuang dari keluarganya. Ia merasa tidak diharapkan dalam keluarganya, tidak seperti kakaknya yang selalu menjadi juara dalam semua mata pelajaran. Di sekolahnya yang baru, Ishaan kehilangan keceriaannya, juga kenakalannya, bahkan juga kesenangannya untuk melukis. Keadaan Ishaan semakin terpuruk. Sampai suatu ketika, ada seorang guru seni bernama Nikumbh menyadari keadaan Ishaan. Nikumbh berusaha mengajari Ishaan. Perlahan, Ishaan belajar mengeja lagi, lalu menulis, dan berhitung sebagai kemampuan dasarnya. Ia pun mulai gemar melukis lagi. 

Perbuatan Ishaan seperti malas belajar dan suka bertengkar dengan temannya adalah akibat dari suatu masalah. Sering kali kita langsung menuduh atau menghakimi anak kita sendiri sebagai anak yang bandel dan pemalas, tanpa kita mengenalnya terlebih dahulu. Dari film ini kita dapat belajar, bahwa dukungan, pelukan, ciuman serta kasih sayang dari orang tua sangat penting. Pendidikan yang paling utama bukan didapatkan dari sekolah, tetapi dari orang tua. Jadi, apabila anak kita bermasalah, yang harus diselidiki bukan akibatnya, tetapi penyebabnya. Apa yang menyebabkan anak kita menjadi pemalas dan bandel. Seandainya anak kita ternyata mengidap dyslexia, jangan pernah takut! Itu bukan akhir dari segalanya. Banyak orang sukses yang mengidap dyslexia, antara lain adalah Steve Jobs, Tom Cruise, Lee Kuan Yew, Whoopi Goldberg, Deddy Corbuzier dan bahkan Albert Einstein. Seorang anak memang bertanggung jawab atas dirinya sendiri, tetapi orang tua juga bertanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.


Ketidakmampuan belajar seorang anak berasal dari 
ketidakmampuan mengajar orang tua.



________________________
Sumber:
1. Wisdom of God.
2. Renungan Harian Manna Sorgawi 9 November 2013.

Monday, December 2, 2013

NgeTweet - Yesaya 50:4







Gara-gara nge-tweet, gelandang muda Liverpool, Jesus Fernandez Saez alias Suso, didenda 10.000 pounds atau sekitar Rp150 juta. Federasi Sepak Bola Inggris tanggal 17 Desember 2012 yang lalu mengatakan, "Ia dinyatakan bersalah dengan tindakannya yang tidak benar dan berkomentar yang bersifat merendahkan nilai pertandingan yang diungkapkan melalui akun twitter, termasuk ekspresinya terhadap seseorang atau menyangkut orientasi seksual dan kekurangan atau cacat seseorang." Twitter adalah sebuah situs web yang dimiliki dan sekaligus dioperasikan oleh Twitter Inc., yang menawarkan jejaring sosial berupa mikroblog sehingga memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan yang disebut kicauan atau tweets. Kicauan adalah teks tulisan hingga seratus empat puluh karakter yang ditampilkan pada halaman profil pengguna. Kicauan dapat dilihat secara bebas, namun pengirim dapat membatasi pengiriman pesan ke daftar teman-teman mereka saja. Pengguna dapat melihat kicauan penulis lain yang dikenal dengan sebutan pengikut atau follower. Mengirim pesan yang disebut dengan kicauan ini, di Indonesia lebih sering dikenal dengan istilah nge-tweet. Yang jadi masalah adalah, ada beberapa orang yang menyalahgunakan teknologi tersebut, sehingga kicauan yang dikeluarkan sering kali berupa hinaan kepada seseorang atau bentuk ekspresi lainnya yang menunjukkan ketidaksukaan kepada seseorang, seperti kisah striker muda asal Spanyol yang bernama Suso itu. 

Manusia adalah makhluk sosial yang sudah pasti akan menjalin relasi dengan orang lain. Dalam menjalin relasi dengan orang lain, pasti ada masanya di mana kita akan mengalami konflik kehidupan karena kesalahpahaman. Dan, sering kali ada yang mengungkapkan ketidaksukaannya pada jejaring sosial seperti twitter. Dalam ayat yang sudah kita baca, dikatakan bagaimana kita seharusnya menggunakan lidah kita untuk dapat memberi semangat. Ayat ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk dapat mengintrospeksi diri, karena seharusnya kehadiran kita mendatangkan damai sejahtera bagi orang lain bukan malah sebaliknya. Dalam setiap kata yang kita ucapkan, seharusnya berguna bagi diri kita dan juga orang lain, baik ucapan kita secara verbal ataupun ucapan kita dalam jejaring sosial yang sudah pasti dilihat oleh banyak orang. Itu semua kita lakukan untuk saling membangun satu dengan yang lainnya.

Perkataan kita dapat memberi semangat dan menjadi berkat bagi orang lain tergantung sumbernya. Sumbernya tentu adalah diri kita sendiri, sehingga kita harus mengisi diri kita dengan hal-hal yang positif, seperti membaca firman Tuhan dan membaca buku dengan kata-kata yang membangun. Apabila kita sudah terbiasa untuk memberi semangat kepada orang lain, maka waktu nge-tweet, kata-kata yang keluar adalah kata-kata yang membangun. 


Teknologi bisa menjadi berkat bagi orang lain atau tidak tergantung penggunannya.



________________________
Sumber:
1. Wisdom of God.
2. Renungan Harian Manna Sorgawi 8 November 2013.

Wednesday, November 20, 2013

Produk Masa Lalu - 1 Yohanes 1:5-10

Ada orang yang menghabiskan seluruh hidupnya dengan berlari dari rasa bersalah dan menyembunyikan rasa malunya karena hasil perbuatannya sendiri di masa lalu. Orang seperti ini adalah orang yang membiarkan masa lalu mengendalikan masa depannya, sehingga hidupnya dipenuhi dengan rasa bersalah. Setiap orang pernah bersalah, tetapi bukan berarti harus hidup di dalam perasaan rasa bersalah tersebut. Hidup di dalam perasaan bersalah sangat sulit, di satu sisi dia harus hidup di masa sekarang dengan kesulitan-kesulitan yang baru, di sisi lain dia harus menanggung beban rasa bersalahnya di masa lalu, sehingga hidupnya dua kali lipat beratnya.

Kita adalah produk dari masa lalu, tetapi kita tidak perlu menjadi tawanan masa lalu. Jadi, kita hidup dengan perasaan rasa bersalah atau tidak, itu adalah keputusan kita sendiri. Yang seharusnya kita lakukan adalah minta ampun kepada Tuhan dan jangan biarkan Iblis menguasai kita dengan kesalahan kita di masa lalu. Tuhan bukanlah Pribadi yang kejam, walaupun terkadang kita sendiri menafsirkannya seperti itu. Kita harus merenungkan kembali janjiNya di dalam 1 Yoh 1:9. Di ayat ini dengan jelas dikatakan bahwa Dia akan setia menunggu sampai kita mengaku dosa. Untuk memahaminya, maka kita bisa merenungkan kembali kisah tentang anak yang hilang di dalam Luk 15:11-32. Dalam cerita tersebut, Tuhan yang diilustrasikan sebagai bapa, menanti kedatangan anaknya yang bungsu, yang telah berbuat dosa. Bahkan setelah dia melihat dari jauh, dia langsung berlari ke arah anak yang bungsu dan merangkul, lalu menciumnya. 


Dari cerita ini membuktikan, bahwa Bapa kita di Sorga dengan setia menunggu kedatangan kita yang telah berbuat dosa. Tidak peduli seberat apa pun kesalahan kita, Dia tetap akan menerima kita apa adanya. Tetapi, Dia tetap akan memberikan hukuman yang adil atas kesalahan yang pernah kita lakukan. Karena bagaimanapun juga kita harus menanggung hukuman atas kesalahan yang telah kita perbuat. Ingatlah, apa yang kau tabur, itulah yang akan kau tuai. Perbedaannya adalah kita tidak sekadar mendapatkan hukuman, tetapi lebih dari pada itu, kita juga mendapatkan pengampunan. Seperti yang firman Tuhan katakan, bahwa, "Ia akan mengampuni segala dosa kita." Artinya, seluruh dosa yang kita pernah perbuat, baik itu dosa yang kita anggap sudah berat sekalipun, Tuhan tetap akan mengampuni kita. Bahkan juga dikatakan, Dia akan, "Menyucikan kita dari segala kejahatan." Kita akan disucikan kembali dari segala kejahatan yang pernah kita lakukan, karena Bapa sangat mengasihi kita.

Bapa ahli di dalam memberi awal yang baru. Contohnya, Dia mengubah Musa dari pembunuh menjadi pemimpin. Apabila kita mengaku dosa atas kesalahan kita, maka Tuhan akan mengubah kita menjadi pribadi yang baru dan tentunya lebih baik daripada sebelumnya. 


Kita adalah produk dari masa lalu kita, tetapi kita
tidak perlu menjadi tawanan masa lalu.




________________________
Sumber:
1. Wisdom of God.
2. Renungan Harian Manna Sorgawi 29 Oktober 2013.

Thursday, November 14, 2013

Pamer Tefillin Dan Tallit - Matius 23:5




Sebutan lain untuk tali sembahyang dalam ayat yang sudah kita baca adalah tefillin, yang arti harfiahnya adalah doa. Bentuk dari tefillin adalah dua kubus, dibuat dari kulit binatang halal. Besarnya berbeda-beda, tetapi rata-rata sekitar 4x4 cm. Tali sembahyang untuk kepala dibagi menjadi empat bagian yang sama, untuk tangan tidak ada pembagian. Di dalamnya ditempatkan keempat bagian firman Tuhan, yaitu, Kel 13:1-10; 13:11-16; Ul 6:4-9; 11:13-21. Ditulis dengan tangan pada perkamen, empat potongan untuk tefilin yang diletakkan di kepala, satu potongan untuk yang di tangan. Tali sembahyang dibubuhkan pada tali pengikat dari kulit, yang diikatkan pada tangan kiri dan tengah-tengah dahi oleh laki-laki sebelum waktu doa pagi, di rumah atau di sinagoge. Tali sembahyang itu dikenakan setelah selendang doa atau tallit. Selendang doa ini dipakai orang Yahudi waktu doa pagi. 


Selendang doa mempunyai ciri khas pada jumbai yang dipilin dan diikat, yang digantungkan pada keempat sudut-sudutnya. Jumbai ini disebut sebagai tzitzit. Pemasangan tzitzit merupakan salah satu dari 613 perintah Taurat yang harus dikenakan pada pakaian-pakaian orang Yahudi (Bil 15:38). Jadi tefillin dan tallit adalah perlengkapan orang Yahudi untuk berdoa dan juga simbol kesalehan seseorang. 

Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, karena beberapa orang dari mereka terkesan memamerkan diri dengan membuat kotak yang lebih besar daripada yang seharusnya. Sehingga, mereka terlihat lebih saleh, lebih suci, lebih taat, dan lebih giat dalam menjalankan hukum Taurat daripada orang-orang lain. Selain itu, mereka juga merasa harus memakai jumbai yang lebih besar dan panjang daripada yang biasa, untuk memenuhi keinginannya agar lebih diperhatikan sebagai orang yang lebih saleh daripada orang lain. Mereka memperbesar kotak di tali sembahyang dan jumbai-jumbai pada punca baju mereka, sementara hati mereka sangat kurang dan sangat miskin akan kasih kepada Tuhan dan sesama. Padahal yang Tuhan Yesus prioritaskan adalah bagaimana sikap hati kita pada saat berdoa.  Jadi perlengkapan doa mereka hanya sekadar untuk menutupi sifat asli mereka.

Kesalehan memang harus dikejar dan dilakukan, tetapi bukan berarti hal itu menjadi ajang pameran. Beberapa orang Kristen, terkadang masih suka ingin diperhatikan tentang kesalehannya, sehingga lupa makna sesungguhnya menjadi orang Kristen. Tanpa kita menunjukkan apa yang sedang kita lakukan, pada saatnya nanti, pasti orang lain akan melihat buahnya, sehingga dengan sendirinya orang lain akan memuji, menghormati, dan menghargai kita. Seandainya perbuatan baik kita tidak dihargai sekalipun, seharusnya kita tetap tidak kecewa. Karena, apa yang kita lakukan semata-mata untuk kemuliaan nama Tuhan Yesus Kristus, bukan nama pribadi kita sendiri. Untuk itu, kejarlah kesalehan dan jangan pamer kesalehan! 

Makna kesalehan seseorang bukan dilihat dari tindakannya, 
tetapi dilihat dari hatinya.


______________________
Sumber: 
1. Wisdom of God.
2. Renungan Harian Manna Sorgawi 31 Oktober 2013.

Tuesday, November 12, 2013

Susah tapi Senang - Kejadian 41:29-36


Dalam kehidupan manusia, masa kelimpahan mungkin dapat kita artikan sebagai masa di mana kita dapat menggunakan seluruh harta kekayaan kita untuk kesenangan dan keinginan kita, tanpa memedulikan bagaimana ke depannya nanti. Pada kenyataannya, memang banyak anak Tuhan yang berhutang di mana-mana, karena pada saat "masa kelimpahan", mereka tidak menggunakan waktu tersebut dengan baik. Masa kelimpahan dapat kita artikan sebagai masa muda kita. Masa muda adalah masa produktif, di mana kita bisa menggunakan waktu yang kita miliki untuk bekerja. Sedangkan masa kelaparan dapat kita artikan sebagai masa tua kita, di mana kita tidak bisa lagi bekerja karena keterbatasan fisik kita. Jadi, apa yang harus kita lakukan untuk membuat hidup seimbang dalam masa muda dengan masa tua kita, sehingga kita juga dapat menikmati hasil jerih payah di masa tua nanti?

Kita harus merubah cara berpikir tentang masa kelimpahan dan masa kelaparan. Tujuh tahun masa kelimpahan, sebenarnya bukanlah masa yang menyenangkan, karena di sinilah waktu mereka harus berkorban untuk menabung seperlima dari kebutuhan hidup yang biasanya mereka habiskan. Sebelumnya tidak pernah diterapkan peraturan seperti itu, sehingga bagi mereka yang biasanya menghabiskan bahan makanan, butuh perjuangan keras untuk menyisihkan seperlima bahan makanan dari kebutuhan hidupnya. Sedangkan tujuh tahun masa kelaparan, adalah masa kesenangan, karena di sinilah mereka dapat menikmati makanan di masa kelaparan.

Bukankah ini yang dinantikan orang percaya, di mana kita diberkati pada masa kesusahan dan tidak berhenti sampai di situ, tetapi juga menjadi berkat bagi orang di sekitar kita. Seperti bangsa Mesir pada cerita ini, mereka pun menjadi berkat bagi bangsa-bangsa di sekitarnya. Banyak bangsa yang datang ke Mesir untuk mendapatkan makanan. Negeri yang seharusnya mengalami masa kelaparan, menjadi berkat bagi banyak orang. 

Begitu pula dengan hidup kita, seharusnya dalam masa kelimpahan, yaitu masa muda, kita dapat berkorban seperlima dari penghasilan yang kita miliki atau lebih, sesuai dengan kebutuhan hidup untuk ditabung. Sehingga pada masa tua, yang seharusnya menjadi masa yang susah untuk bekerja, kita dapat menikmati hasil jerih payah masa muda kita. Tidak berhenti sampai diberkati saja, tetapi dalam masa tua, kita pun juga dapat menjadi berkat bagi orang di sekitar kita. Masa tua yang seharusnya susah, menjadi senang karena kebijaksanaan kita mengelola penghasilan di masa muda.

Mari kita belajar dari masa muda untuk menabung dan mengelola penghasilan dari yang Tuhan sudah percayakan kepada kita, sehingga di masa tua kita dapat menikmati hasil jerih payah kita sendiri. 


Masa tua kita akan senang, apabila kita dapat
mengelola penghasilan di masa muda.




__________________
Sumber:
1. Wisdom of God.
2. Renungan Harian Manna Sorgawi 25 Oktober 2013.

Friday, November 8, 2013

Siapa Yang Menjadi Tuhan? - Lukas 22:42


"Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." 


Apa yang Anda lakukan apabila sudah berdoa bertahun-tahun tetapi tidak juga dikabulkan oleh Tuhan? Atau mungkin ada keinginan pribadi yang benar-benar ingin didapatkan, namun sudah berdoa bersungguh-sungguh tetap saja Tuhan tidak mengabulkan. Seorang anak muda menginginkan sebuah motor balap, sejak remaja ia sudah mendoakan hal tersebut kepada Tuhan. Setelah bekerja pun ia tetap mendoakan. Terkadang, ia merasa kenapa Tuhan begitu kejam, orang lain dengan mudahnya diberikan oleh orang tuanya sebuah motor balap, tetapi dia yang sudah bekerja saja belum bisa memilikinya. Keinginan itu masih ada sampai sekarang. Walaupun terkadang sudah tidak secara khusus mendoakan motor balap tersebut, anak muda ini tetap mempunyai keinginan yang kuat untuk memilikinya. Tetapi kenyataannya adalah dia hanya memiliki sebuah motor bebek yang sudah tua, bahkan sudah sering rusak. Keluar masuk bengkel sudah puluhan kali. Tidak terhitung lagi biaya yang dikeluarkan untuk motor tua tersebut. Bahkan sampai sekarang ia masih menggunakannya, walaupun terkadang harus mendorong karena mogok di tengah jalan. Dalam hati yang terdalam, anak muda ini masih menginginkan motor balap. 

Dalam doa anak muda ini sebenarnya sederhana, ia hanya meminta apa yang ingin dimilikinya. Salahkah kita berdoa untuk sesuatu yang kita inginkan? Bukankah Yesus pernah berkata, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu ...." (Mat 7:7). Bila kita renungkan cerita di atas, tanpa disadari, terkadang kita seakan-akan memerintah Tuhan untuk mengabulkan semua yang kita inginkan. Dan kita memintanya dalam doa, sehingga terkesan rohani. Lalu, kita tinggal menunggu jawaban doa. Orang Kristen masih banyak yang berpikir seperti itu, bahwa di dalam doa-doa yang dipanjatkan, sering kali adalah sebuah keinginan yang harus dikabulkan. Apabila memang seperti itu, tentu yang menjadi Tuhan adalah kita, sedangkan Tuhan yang kita sembah hanya menjadi pesuruh bagi kita. Tuhan memang maha kuasa, Ia mampu melakukan segala perkara, tetapi bukan berarti segala keinginan kita harus dikabulkan, karena tidak semua keinginan kita baik dan benar. Mungkin kita merasa bahwa keinginan kita baik, tetapi segala sesuatu yang baik itu belum tentu benar di mata Tuhan. Untuk itulah, Tuhan selalu memberi jawaban yang terbaik untuk kita. Mungkin anak muda tersebut belum dapat motor balap karena memang belum pantas menggunakannya, walaupun sudah bekerja. Yesus sendiri, tidak semua doaNya dikabulkan oleh Bapa di Sorga. Buktinya, Bapa tidak mengabulkan doaNya pada saat Ia berkata, "Ambillah cawan ini dari padaKu." 

Mari kita tetap belajar seperti Yesus, bahwa di dalam setiap doa-doa yang kita panjatkan, tetap fokusnya kepada kehendak Bapa, bukan lagi kehendak kita. Karena, Bapa di Sorga lebih mengetahui hal-hal yang terbaik untuk kita.



Apa pun isi doanya, jawabannya tetap kehendak Tuhan 
yang terjadi di dalam hidup kita.



__________________________

Sumber :
1. Wisdom of God.
2. Renungan Harian Manna Sorgawi, Kamis, 20 September 2013

Monday, November 4, 2013

Dambaan Setiap Orang - Amsal 12:24

Tangan orang rajin memegang kekuasaan, tetapi kemalasan mengakibatkan kerja paksa. 


Banyak orang yang bertalenta luar biasa di Indonesia ini. Salah satunya adalah Irwin Yousept. Dia meraih gelar doktornya di usia 26 tahun dengan predikat summa cum laude di Technische Universitat Darmstadt dan kini bekerja di almamaternya tersebut, di Technische Universitat Darmstadt, Universitat di Hessen, Jerman sebagai pengajar. Yousept hanya membutuhkan waktu dua setengah tahun untuk merampungkan Strata I dan II, serta dua setengah tahun untuk mendapatkan gelar Doktor, yaitu Ph.D. Setelah lulus dari SMA Tarakanita, Pluit, pria kelahiran Jakarta 14 April 1982 ini mengaku mantap memilih melanjutkan studinya di Jerman. Pesan yang menarik dari Yousept untuk seluruh pelajar dan mahasiswa di Indonesia adalah jangan putus asa apabila mengalami kegagalan, kita harus gigih dan kerja keras. Dengan kerja keras kita akan mencapai apa pun yang kita inginkan. Setiap usaha pasti ada halangannya, tetapi kita harus tetap berani menghadapi halangan tersebut, berani gagal. 

Di sisi lain, pasangan ganda campuran Indonesia Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir, berhasil meraih gelar All England 2013. Kemenangan ini sekaligus membuat pasangan Indonesia ini berhasil meraih gelar All England dua kali berturut-turut, yaitu 2012 dan 2013. Setelah pertandingan, Tontowi mengungkapkan bahwa kemenangan itu merupakan hasil dari latihan keras dan juga persiapan matang. Pasangannya, Liliyana menyatakan bahwa keberhasilan mempertahankan gelar juara All England tahun ini sebagai momen yang tak terlupakan.

Setiap orang yang bekerja, belajar, atau yang menjalankan usahanya pasti ingin mendapatkan kesuksesan. Hal ini menjadi dambaan bagi setiap orang. Sukses seorang dokter adalah pada saat dia dapat menyembuhkan pasiennya. Sukses seorang guru adalah bisa meluluskan semua muridnya dengan nilai yang terbaik. Sukses seorang penulis adalah pada saat ia bisa memberkati dan membantu orang lain lewat tulisannya. Sukses seorang pengusaha adalah pada saat ia bisa memberi kompensasi yang layak kepada semua karyawannya dan mendapatkan keuntungan yang besar. 

Masing-masing orang mempunyai tujuan kesuksesannya sendiri, sesuai dengan bidangnya. Yang jadi masalah adalah ada beberapa orang yang tidak menggunakan waktunya dengan kerja keras, bahkan sebaliknya, mereka hanya bermalas-malasan, sehingga mereka sukses menjadi seorang pemimpi saja. Mereka tidak merealisasikan mimpinya. Firman Tuhan mengajarkan kepada kita untuk menjadi orang yang rajin. Orang yang rajin akan berusaha memberikan yang terbaik dengan kerja keras, sehingga seluruh mimpinya dapat tercapai. Dalam sejarah manusia, tidak ada orang yang bermalas-malasan kemudian menjadi orang sukses. Sejarah manusia selalu mengajarkan, bahwa orang yang sukses adalah orang yang berusaha dengan kerja keras. Tentunya Tuhan juga turut campur tangan dalam setiap kesuksesan kita. 


Orang yang bekerja keras pasti menghasilkan kesuksesan, 
orang yang malas pasti menghasilkan kegagalan.




__________________________

Sumber :
1. Wisdom of God.
2. Renungan Harian Manna Sorgawi, Kamis, 19 September 2013

Friday, November 1, 2013

Membuka Payung Sebelum Hujan - Matius 6:25-34

Ateis adalah orang yang tidak percaya akan adanya Tuhan, sedangkan ateis praktis adalah orang yang sekalipun percaya bahwa Tuhan itu ada, tetapi hidup seakan-akan Tuhan tidak ada. Salah satu ciri orang ateis praktis adalah orang yang khawatir terus-menerus akan hidup dan masa depannya. Mungkin, dia adalah orang percaya yang rajin ke gereja, tetapi dia khawatir dengan hal-hal yang bahkan belum tentu atau mungkin tidak pernah terjadi. Ateis praktis dapat diumpamakan seperti orang yang membuka payung sebelum hujan turun.

Orang yang membuka payung sebelum hujan adalah orang yang khawatir akan adanya hujan tetapi hujan belum turun. Lalu apa fungsinya bila payung tersebut dibuka sebelum hujan? Seharusnya cukup dengan menyediakan payung saja, tidak perlu dibuka, seperti peribahasa berkata "sedia payung sebelum hujan". Dapat kita artikan, kekhawatiran ada dua macam: Pertama, khawatir positif, yaitu seperti orang yang sedia payung sebelum hujan. Kedua, khawatir negatif, yaitu seperti orang yang membuka payung sebelum hujan. Jadi persamaan antara orang yang membuka payung sebelum hujan dengan ateis praktis adalah mereka sama-sama khawatir akan suatu hal yang belum terjadi atau tidak akan pernah terjadi.

Seorang rohaniwan Jerman, ahli teologia Kristen, pendiri Gereja Lutheran dan tokoh reformasi gereja terkemuka yang bernama Martin Luther adalah seseorang yang dapat dikatakan tukang khawatir dan sering menderita periode panjang depresi. Pada suatu pagi ia bangun dan menemukan istrinya berjalan keliling rumah mengenakan pakaian berkabung hitam. Tirai dipasang dan lilin dinyalakan seolah-olah keluarga sedang berkabung. Karena gelisah melihat hal itu, ia bertanya, "Siapa yang meninggal?" Istrinya berbalik kepadanya dan berkata, "Tuhan yang meninggal!" Ia berkata, "Jangan bercanda! Tuhan tidak meninggal!" Istrinya kemudian menjawab perkataannya, "Oh, tidak? Lalu mengapa kau bertingkah seperti itu sejak minggu lalu?"

Dari zaman Yesus, sampai sekarang, kekhawatiran selalu menjadi masalah. Buktinya  salah satu khotbah di bukit adalah tentang hal kekhawatiran. Kita seharusnya belajar dari khotbah Yesus tentang hal kekhawatiran. Memang hidup dan tubuh tidak akan bertahan tanpa makanan dan pakaian, tetapi Yesus berkata bahwa hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh lebih penting dari pakaian. Kita bisa hidup dan diberikan tubuh, merupakan salah satu anugerah yang besar dari Tuhan Yesus Kristus. Jadi, apabila Tuhan sudah memberikan suatu hal besar kepada kita, yaitu hidup dan tubuh, maka Tuhan pasti akan memberikan hal kecil, yaitu mencukupi seluruh kebutuhan hidup kita, baik sandang, pangan ataupun papan, sehingga masa depan kita terjamin di dalam tanganNya. Oleh sebab itu, yang seharusnya kita lakukan adalah bekerja, sehingga Tuhan dapat memberkati kita. 


Orang yang selalu khawatir akan hidupnya, 
sama dengan orang yang tidak percaya bahwa Tuhan itu ada.




_______________________

Sumber:
1. Wisdom of God.
2. Renungan Harian Manna Sorgawi, Kamis, 22 Agustus 2013.

Thursday, October 31, 2013

The VOW - Matius 19:6; Markus 10:8-9

Janji di altar pernikahan tidak bisa main-main, karena itu adalah janji seumur hidup. Tetapi banyak orang yang menyepelekan janji ini dan berakhir dengan perceraian. The Vow adalah sebuah film yang ceritanya diambil dari kisah nyata dan dapat memberi pelajaran bagi kita semua tentang janji pernikahan. Kisah nyata yang diperankan oleh Channing Tatum dan Rachel McAdams itu dialami oleh pasangan suami-istri Kim dan Krickitt Carpenter yang berasal dari Las Vegas, New Mexico. Pada suatu malam, ketika pasangan itu berangkat ke rumah orang tua Kim di Arizona, Phoenix, sebuah truk menabrak mobil mereka dari belakang dengan keras dan mengakibatkan mobil pasangan tersebut rusak berat setelah terguling di jalan raya sepanjang puluhan meter. Hal itu menyebabkan Krickitt mengalami koma.

Akhirnya Krickitt sadar dari koma, namun dia kehilangan ingatannya selama dua tahun terakhir sebelum kecelakan itu terjadi, termasuk pernikahannya dengan Kim. Pasca Krickitt bangun dari koma, merupakan masa sulit bagi pasangan itu. Perubahan yang terjadi pada dirinya, diakui Krickitt membuat ia tertekan. Krickitt yang telah berubah total, merasa melakoni "akting sebagai istri dan ibu" dalam kehidupan rumah tangganya bersama Kim. Namun walaupun begitu, baik Krickitt dan Kim memilih tetap bersama di dalam ikatan pernikahan mereka. Kim dan Krickitt akhirnya menjalani beberapa konsultasi, dan mulai mencoba untuk membina kembali hubungan mereka dari awal. Mereka kembali berkencan, menonton film bersama, makan malam, dan segala hal romantis untuk menumbuhkan cinta di antara mereka. Usaha Kim dan Krickitt tidak sia-sia, tiga tahun setelah kecelakaan yang merenggut kebahagiaan mereka terjadi, pasangan itu kembali menikah untuk memberikan ingatan yang segar mengenai pernikahan kepada Krickitt.

Apabila kita memosisikan diri sebagai salah satu pasangan tersebut, tentu tidak mudah untuk menjalani hubungan itu. Mungkin terlintas di pikiran kita untuk bercerai. Tetapi, kisah ini memberi kita pelajaran penting tentang suatu janji pernikahan, bahwa apa pun yang terjadi dengan pasangan kita, kita harus tetap setia sampai maut memisahkan. Bukan karena pasangan kita cakep, cantik, pandai, menarik, berhasil dalam pekerjaan atau memiliki reputasi yang baik, tetapi karena kita sebagai anak Tuhan sudah seharusnya menaati firman Tuhan untuk tidak bercerai, apa pun yang terjadi dengan pasangan kita.

Kisah nyata yang sangat menginspirasi ini menjadi pelajaran bagi kita semua, terutama bagi pasangan suami-istri untuk dapat setia sampai mati dan belajar memahami pasangan seumur hidup. Kesetiaan diuji oleh waktu, untuk itu tetaplah setia pada pasangan. Seperti yang firman Tuhan katakan, "Mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."   

Kelanggengan suatu pernikahan tergantung
bagaimana kita menerapkan janji pernikahan tersebut!




_______________________

Sumber:
1. Wisdom of God.
2. Renungan Harian Manna Sorgawi, Rabu, 21 Agustus 2013.

Wednesday, October 30, 2013

Dibandingkan Dengan Satpam? - Mazmur 121:1-8

Pertama kali saya bekerja dalam suatu perusahaan, saya mengalami kecelakaan yang cukup parah. Pulang kerja, saya langsung mengambil motor dan melaju dengan kencang supaya sampai di rumah dengan cepat. Tetapi ternyata di tengah jalan, tiba-tiba ada sebuah mobil yang melintas di depan mata dari arah kanan. Saya tidak sempat untuk mengerem atau banting stang motor, akhirnya saya menabrak pintu depan mobil tersebut dan badan saya terpelanting ke depan. Kepala saya menghantam pintu mobil depan dan terjatuh. Waktu kepala masih pusing, saya buka helm dan banyak orang yang menolong saya, serta orang saya tabrak pun ikut membantu. Setelah kejadian itu, saya pulang dan mengaca untuk melihat bagian muka saya yang rusak, karena saya merasa mulut saya rada bengkok. Tetapi puji Tuhan, mulut saya hanya jontor.    

Setelah direnungkan kembali kejadian tersebut, sebenarnya sangat tidak masuk di akal, karena saya tidak ke rumah sakit dan saya mengalami luka ringan, yang bisa disembuhkan memakai obat merah, sekalipun kecelakaan yang saya alami cukup parah. Bahkan keesokan harinya saya masih bisa bekerja dengan berjalan kaki dari rumah ke kantor, karena motor rusak parah. Motor itu diperbaiki di bengkel dalam waktu yang cukup lama karena bagian depannya sudah bengkok dan susah untuk diperbaiki. Montir di bengkel tersebut berkata, apabila motor sudah rusak dan hancur seperti ini, minimal pengendaranya masuk rumah sakit dalam keadaan yang cukup parah. Untuk kesekian kalinya mukjizat terjadi dalam hidup saya. Dalam Maz 121, dijelaskan bahwa Tuhan akan menjaga kita dari segala kecelakaan, Dia akan menjaga nyawa kita. Bahkan ada yang bilang bahwa Dia menjaga kita seperti satpam. Tuhan Yesus bukan satpam, bahkan tidak bisa dibandingkan dengan satpam.

Mungkin kisah di atas adalah kisah mukjizat yang luar biasa dalam hidup saya. Tetapi, apabila kita renungkan tentang hal-hal kecil dalam kehidupan kita, seharusnya kita dapat mengucap syukur bahwa Tuhan selalu menjaga dan melindungi kita. Pada saat kita berangkat sekolah, kuliah atau bekerja dan bisa sampai di tempat tujuan dengan selamat tanpa adanya ancaman dari luar sedikit pun, itu sudah mukjizat yang luar biasa dari Tuhan Yesus. Dan, waktu kita pulang ke rumah dari suatu tempat dengan selamat, itu pun juga mukjizat dari Tuhan. Banyak ancaman dari luar, seperti perampok yang seharusnya terjadi dalam hidup kita, tetapi kita sendiri tidak mengetahui, bahwa sebenarnya Tuhan sudah menjaga dan melindungi kita. Dia tidak pernah terlelap sedikit pun untuk menjaga kita. Untuk itulah kita harus selalu mengawali hari dengan doa dan menutup hari dengan doa, sehingga kita mempunyai hubungan yang baik dengan Bapa kita di Sorga. Mari di setiap pagi, kita meminta perlindungan dari Bapa di Sorga, sehingga kita terhindar dari segala macam ancaman dari luar dan kita dapat bekerja lebih baik.


Tuhan Yesus bukan satpam, 
bahkan tidak bisa dibandingkan dengan satpam!

Wednesday, October 23, 2013

kreasindonesia





kreasindonesia adalah blog kedua saya setelah http://reflectionresults.blogspot.com/. Kata ini hasil dari penggabungan kata kreasi dan kata Indonesia. Definisi kreasi adalah hasil daya cipta atau hasil daya khayal. Sebagai bangsa Indonesia, tentunya kita harus mengharumkan bangsa ini lewat kecakapan yang kita miliki. Anda harus berkreasi atau menghasilkan sesuatu sebagai hasil buah pikiran untuk Indonesia. Kenapa? Karena Anda adalah salah satu penduduk bangsa Indonesia!

Daripada Anda menghabiskan waktu untuk menjelek-jelekkan Indonesia, alangkah baiknya bila Anda menciptakan sesuatu untuk Indonesia! Karena perubahan bangsa ini bukan ditentukan dari kata-kata yang jelek atau tidak membangun, tapi dari tindakan yang menghasilkan sesuatu! Untuk itu berkreasilah untuk Indonesia. Inilah definisi dari kreasindonesia.

Saya tidak bisa menciptakan sesuatu yang dapat mengubah Indonesia secara langsung. Tetapi setidaknya, saya berusaha menciptakan cara pandang yang baru tentang Indonesia. Untuk itulah blog kreasindonesia dibuat! Selamat Membaca, Selamat berkreasi!

Wednesday, October 16, 2013

Tafsir Kitab Lukas 16:9

Dan Aku berkata padamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi."


Ikatlah persahabatan
Kata “Persahabatan” dalam bahasa Yunani ditulis φίλος - philos. Kata ini menunjukkan pada persahabatan yang baik (positif), bukan yang jahat. Tentu lingkupnya bukan sekadar teman biasa, tetapi sudah sampai tahap sahabat. Sahabat adalah seseorang yang sangat dekat atau karib dengan kita, sehingga kita juga tidak ragu untuk mengasihinya. Dari kata philos pun memiliki akar kata yang sama dengan kata phileo, yaitu kasih terhadap sesama. Jadi, dua orang yang bersahabat adalah dua orang yang memiliki hubungan yang baik.

Biasanya, kata persahabatan digunakan untuk sesama manusia. Namun kali ini, Yesus mengajar pada murid-muridNya (ay.1) untuk mengikat persahabatan dengan mamon, yang notabene adalah benda mati. Artinya, Yesus mengajarkan pada murid-muridnya, untuk dapat memiliki hubungan yang baik dengan mamon.


mempergunakan Mamon
Mamon dalam bahasa Yunani ditulis μαμμωνᾶς - mammōnas. Bahasa Aram dari kata ini adalah mamon atau mamona, yang dipakai dalam arti: harta milik atau modal. Juga bisa diterjemahkan dengan “uang”. Jadi jelas sekali, bahwa mamon adalah benda mati! Benda mati adalah benda yang tidak bergerak.

Alkitab Edisi Studi mengatakan, bahwa mamon atau uang tidak dengan sendirinya jahat. Namun, orang sering berlaku curang demi mendapatkan uang. Dari pihak keagamaan pada zaman Yesus, kata ini telah mendapat nada yang tidak baik, karena sering harta milik atau modal dikumpulkan dengan jalan penipuan, kelaliman, pemerasan, ketamakan, dan lain-lain. Dari sinilah terungkap mamon yang tidak baik atau tidak jujur, karena ada orang-orang yang menggunakan mamon dengan tidak benar.


tidak jujur
Kata “Tidak Jujur” ditulis ἀδικία – adikia dalam bahasa Yunani. Kata ini mempunyai pengertian injustice, iniquity, unjust, unrighteousness, wrong. Semua kata ini tidak ada yang positif. Semua berbicara tentang ketidakadilan, tidak baik dan tidak jujur. Sekali lagi, mamon dikatakan tidak jujur, karena ada yang memakainya untuk hal yang tidak baik.

Jadi, mamon sebenarnya adalah benda mati yang berguna, benda tersebut dapat digunakan untuk hal yang baik, namun juga dapat digunakan untuk hal yang tidak baik. Semua tergantung pada si pemakai mamon tersebut.


Mamon itu tidak dapat menolong lagi
Kalimat ini menyatakan, bahwa ada waktu di mana mamon tidak dapat menolong lagi. Berarti sifat mamon itu tidak abadi atau tidak kekal. Tentunya mamon tidak dapat menolong lagi, setelah kita mengalami kematian secara jasmani. Karena mamon tidak bisa dibawa ke alam roh.


diterima di dalam kemah abadi
Kata “kemah” dalam bahasa Yunani ditulis σκηνή - skēnē, yang artinya tenda atau Tabernakel. Dan kata “abadi” ditulis αἰώνιος - aiōnios, yang berarti kekal. Hal ini menunjukkan pada tempat yang abadi atau kekal. Tentunya tempat yang kekal ada dua, yakni: kekekalan dalam Neraka dan kekekalan dalam Sorga.

Kemah abadi memang tidak secara harafiah menunjuk pada sorga. Namun melihat dari bahasa aslinya, kata kemah dapat berarti Tabernakel. Tabernakel adalah gambaran atau bayangan dari KERAJAAN SORGA, TEMPAT KEDIAMAN ALLAH. Pengertian rohani daripada Tabernakel adalah KERAJAAN SORGA.

Uang dan harta kekayaan dapat bermanfaat untuk membantu orang lain. Namun, sifat uang tidak abadi. Tuhan Yesus menawarkan hal yang jauh lebih berharga, yaitu kediaman abadi. Di situ kita dapat tinggal bersamaNya untuk sampai selamanya.


Kesimpulan
Mamon adalah harta kekayaan, modal atau uang. Mamon adalah benda mati. Yesus mengajarkan pada murid-muridnya untuk mengikat persahabatan (positif) dengan menggunakan mamon (positif). Karena bila dapat menggunakannya dengan benar, maka hasilnya juga baik (positif). Yesus mengingatkan kepada kita, bahwa setelah kita meninggal, mamon tidak dapat digunakan lagi, karena mamon tidak abadi. Tetapi Yesus menerima kita untuk masuk dalam TEMPAT KEDIAMANNYA yang abadi (positif). 



__________________________
Sumber :
1. Wisdom of God
2. Lembaga Alkitab Indonesia, "Alkitab Edisi Studi", Jakarta : LAI, 2010, cet.1.
3. Dr. Boland, B.J., "Tafsiran Alkitab Injil Lukas", Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 2001, cet.1.
4. E-Sword – The Sword of the LORD with an electronic edge
5. KBBI-Kamus Besar Bahasa Indonesia v1.1