Welcome....

Selamat datang teman-teman. Saya Paulus yang biasa dipanggil PaO. Saya rindu sekali untuk membuat artikel. Disinilah saya menuangkan semua hasil pemikiran. Saya beri judul pada Blog ini, Reflection Results. Ini semua hasil pemikiran, ide, refleksi dari saya sendiri. Apabila ada kata-kata atau kalimat dari orang lain, saya berikan footnote atau resensi tulisan. Saya yakin anda mendapat pelajaran yang baik pada saat anda membacanya. Bila teman-teman sedang ada waktu, boleh sekalian dikasih komentarnya dalam setiap artikel yang dibaca. Bila ada yang tidak setuju juga tidak masalah :D all praise to Jesus! praise for ever!!

Selamat Membaca. Tuhan Yesus Kristus Memberkati.

Penulis : Pdp. Paulus Igunata Sutedjo, M.Th.

Labels

Wednesday, June 5, 2013

Alkitab & Ilmu Pengetahuan

Apakah Alkitab sejalan dengan ilmu pengetahuan? Masih banyak orang yang berpendapat bahwa Alkitab tidak sejalan dengan ilmu pengetahuan. Karena Alkitab sudah tua, sedangkan ilmu pengetahuan berkembang pesat. Teknologi semakin canggih dan hal ini membuat Alkitab ketinggalan zaman. Di artikel ini penulis mencoba menjabarkan sedikit tentang ilmu pengetahuan yang sejalan dengan Alkitab, khususnya tentang bentuk bumi bulat, bumi tergantung pada ruang kehampaan dan jumlah bintang di langit.


A. Bentuk Bumi Bulat
a. Ekspedisi Ferdinand Magellan
Ferdinand Magellan (Spanyol: Fernando de Magallanes) adalah seorang petualang Portugis. Dia lahir di Sabrosa, di Portugal utara, dan melayani Raja Charles I dari Spanyol dalam rute pencarian ke arah barat menuju "Kepulauan Rempah-rempah" (Kepulauan Maluku). Magelhaens adalah orang pertama yang berlayar dari Eropa ke barat menuju Asia, orang Eropa pertama yang melayari Samudra Pasifik, dan orang pertama yang memimpin ekspedisi yang bertujuan mengelilingi bola dunia. Meskipun Magelhaens sendiri tewas terbunuh oleh Datuk Lapu-Lapu di Filipina dalam persinggahannya di Hindia Timur sebelum menuju Eropa, delapan belas anggota kru dan armadanya berhasil kembali ke Spanyol pada tahun 1522, setelah mengelilingi Bumi. Sewaktu manusia pertama kali pergi ke bulan, mereka merencanakan dengan presisi matematis yang tinggi ke mana mereka akan pergi dan bagaimana mereka mencapainya dan mereka dapat berkomunikasi dengan Bumi. Tetapi sewaktu Fernando de Magelhaens meninggalkan Spanyol pada tahun 1519 dengan lima buah kapal kecilnya yang terbuat dari kayu, yang kebanyakan darinya berukuran sepanjang kira-kira 21 meter, mirip dengan kendaraan semitrailer modern, mereka berlayar menuju tempat yang tak diketahui. Dan mereka benar-benar berupaya sendirian. [1]

b. Hasil Dari Ekspedisi
Mengapa pelayaran Magelhaens sedemikian penting?
  1. Pertama, ia membuktikan bahwa Amerika bukan bagian serta tidak berdekatan dengan Asia, sebagaimana yang dipikirkan oleh Columbus.
  2. Kedua, pada akhir pelayaran itu, perbedaan satu hari dalam tanggal memperlihatkan perlunya menetapkan suatu garis penanggalan internasional.
  3. Dan terakhir, sebagaimana dikatakan penulis sains Isaac Asimov, ia memperlihatkan bahwa Bumi berbentuk bulat selaras dengan Alkitab yang ia percayai.[2]
c. Pembuktian Bumi Bulat  
Pada akhirnya Ferdinand Magellan meninggal di Filipina, sebelum ia kembali ke Spanyol. Tetapi dia berhasil membuktikan bahwa Bumi berbentuk bulat. Namun, jauh sebelum Ferdinand Magellan berlayar, Alkitab sudah membuktikannya terlebih dahulu. Yesaya 40:22, “Dia yang bertakhta di atas bulatan Bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman!”  18 anggota kru dan armada Ferdinand dapat menceritakan serta membuktikan bentuk Bumi bulat pada tahun 1522, sedangkan Alkitab sudah mengatakannya terlebih dahulu dalam kitab Yesaya, jauh sebelum Ferdinand Magellan lahir ke dunia, yaitu sekitar tahun 700-680 SM. [3] Jadi, sebelum ilmu pengetahuan berkembang, di Alkitab sudah tertulis.


B. Bumi Tergantung di Ruang Kehampaan
Alkitab juga membuktikan bahwa Bumi bergantung pada ruang kehampaan. Tidak ada materi satu pun di luar angkasa yang menopang Bumi., sehingga membuat Bumi tergantung. Hal ini dapat kita baca dalam Ayub 26:7, “Allah membentangkan utara di atas kekosongan, dan menggantungkan bumi pada kehampaan.” Menurut beberapa penafsir, Ayub hidup pada zaman Abraham (2000SM) atau sebelumnya dan ada juga yang menyebutkan Ayub hidup sezaman dengan Musa, yaitu sekitar 1440 SM. Tetapi yang pasti, manusia baru bisa membuktikan bahwa bumi tergantung di ruang kehampaan pada saat manusia dapat menerbangkan pesawat luar angkasa dan kita dapat melihatnya melalui foto yang diambil. Foto Bumi yang pertama di ambil dari luar angkasa yaitu pada tanggal 23 Agustus 1966 oleh NASA's Lunar Orbiter, sebuah pesawat pengintai tanpa awak yang mengambil gambar Bumi dari orbit Bulan.[4] Manusia modern baru bisa mebuktikan bahwa bumi tergantung di luar angkasa pada saat teknologi sudah semakin canggih. Jadi, lagi-lagi Alkitab sudah membuktikannya terlebih dahulu.


C. Jumlah Bintang di Langit
Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya. Terdapat bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterima dari bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata). Astronom memperkirakan terdapat 70 sekstiliun (7×10(22)) bintang di seluruh alam semesta yang teramati. Ini berarti 70 000 000 000 000 000 000 000 bintang, atau 230 miliar kali banyaknya bintang di galaksi Bimasakti yang berjumlah sekitar 300 miliar.[5]

Dari sini kita dapat melihat bahwa jumlah bintang di langit tidak dapat diperkirakan dengan pasti jumlahnya. Jumlah yang sudah dijabarkan diatas pun adalah perkiraan Astronom. Dalam Kejadian 15:5 ditulis “Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Disini Tuhan sedang berjanji kepada Abram, bahwa jumlah keturunan Abram akan sebanyak jumlah bintang di langit. Tentunya bila Abram dapat menghitung jumlah bintang tersebut. Kenyataannya? Tidak ada yang dapat menghitung secara pasti, bahkan di zaman teknologi yang sudah canggih seperti saat ini. Jadi, Alkitab sekali lagi mengatakannya terlebih dahulu, bahwa jumlah bintang di langit tidak dapat dihitung.

Dalam Artikel ini, penulis hanya ingin mengingatkan, bahwa ilmu pengetahuan boleh saja berkembang pesat. Tetapi, Firman Tuhan tetap hidup sampai selamanya dan Firman Tuhan tidak pernah ketinggalan zaman. Tentu hal ini mengingatkan kepada kita semua untuk balik kepada Sang Pencipta di dalam setiap kehidupan kita. Sadarlah, sehebat-hebatnya kita dalam ilmu pengetahuan, kita hanya debu tanah (Kej 2:7).


[2] Ibid
[3] http://www.sabda.org/sejarah/artikel/pengantar_full_life_yesaya.htm
[4] http://www.astronomi.us/2011/08/foto-pertama-bumi-yang-diambil-dari.html
[5] http://id.wikipedia.org/wiki/Bintang

No comments: