Welcome....

Selamat datang teman-teman. Saya Paulus yang biasa dipanggil PaO. Saya rindu sekali untuk membuat artikel. Disinilah saya menuangkan semua hasil pemikiran. Saya beri judul pada Blog ini, Reflection Results. Ini semua hasil pemikiran, ide, refleksi dari saya sendiri. Apabila ada kata-kata atau kalimat dari orang lain, saya berikan footnote atau resensi tulisan. Saya yakin anda mendapat pelajaran yang baik pada saat anda membacanya. Bila teman-teman sedang ada waktu, boleh sekalian dikasih komentarnya dalam setiap artikel yang dibaca. Bila ada yang tidak setuju juga tidak masalah :D all praise to Jesus! praise for ever!!

Selamat Membaca. Tuhan Yesus Kristus Memberkati.

Penulis : Pdp. Paulus Igunata Sutedjo, M.Th.

Labels

Thursday, August 13, 2015

Sam Mengalahkan Keterbatasannya - Ulangan 5:16; Efesus 6:1-3


Jessie Nelson adalah seorang penulis sekaligus sutradara dalam film yang berjudul i am Sam. Film ini berhasil memenangkan kategori aktor terbaik dalam peran utama di ajang Academy Award tahun 2002 lalu. Film ini mengisahkan tentang Sam Dawson, seorang ayah yang memiliki seorang anak yang bernama Lucy Diamond. Sam mengidap developmental disability, sehingga ia kesulitan untuk berbahasa dengan benar, mobilitas, belajar, menolong dirinya sendiri, dan hidup mandiri. Walau seperti itu, Sam yang ditinggalkan oleh istrinya, ia tetap berjuang merawat Lucy dengan penuh kasih sayang. Lucy terlahir normal sebagaimana manusia biasanya, bahkan ia dapat dikategorikan anak yang cerdas. Untuk merawat Lucy, Sam dibantu oleh teman-temannya dan tetangganya yang bernama Annie. 

Untuk merawat dan membesarkan Lucy, Sam memiliki keterbatasan, karena Sam memiliki kapasitas intelektual yang setara dengan anak yang berumur 7 tahun. Suatu hari, Sam bersama teman-temannya dan teman-teman Lucy mengadakan acara ulang tahun kejutan untuk Lucy. Sebelum acara ulang tahun kejutan berlangsung, ada seorang teman Lucy yang berkata, bahwa Lucy pasti sudah tahu tentang acara kejutan ini. Mendengar hal itu, Sam pun marah dan mendorong anak itu sampai jatuh. Saat itu ada perwakilan dari departemen urusan anak dan keluarga, Sam dituduh tidak bisa menahan emosi, membahayakan anak-anak lain, dan memiliki gangguan mental sehingga diragukan kemampuannya untuk merawat Lucy. Akhirnya, pengadilan memutuskan, agar Lucy dirawat oleh pihak yang berwenang. Sam hanya diizinkan untuk menjenguk Lucy selama 2 kali seminggu dengan intensitas pertemuan selama 2 jam. Yang menarik dari kisah ini adalah, Sam tetap memperjuangkan haknya sebagai seorang ayah untuk mengasuh anak kandungnya sendiri, sekalipun ia memiliki keterbatasan yang signifikan. Hal ini dikarenakan Sam sangat mengasihi anaknya, Lucy. Lucy pun tetap ingin bersama ayahnya, ia tidak ingin dipisahkan dari ayahnya, sekalipun ia tahu bahwa ayahnya memiliki keterbatasan untuk mengasuh dirinya.

Salah satu pelajaran yang dapat kita ambil dari film i am Sam adalah tentang kasih antar orang tua dengan anak. Untuk mengasuh kita, orang tua memiliki keterbatasan, namun acap kali kita marah terhadap orang tua, karena mereka tidak mengerti apa yang kita inginkan. Kita harus sadar dalam hal ini, bahwa orang tua dan kita lahir di dua zaman yang berbeda, jadi wajar saja bila cara pandang hidup mereka berbeda dengan kita. Pada dasarnya, sekalipun orang tua memiliki keterbatasan dalam hal apa pun juga, mereka tetap mengasihi kita dan ingin memberikan yang terbaik untuk kita. Masalahnya apakah kita yang juga terbatas sebagai seorang anak, dapat mengasihi orang tua seperti mereka mengasihi kita? Salah satu bentuk penghormatan kita kepada orang tua adalah dengan mengasihi, sekalipun kemampuan mereka terbatas.



Keterbatasan seorang manusia bukanlah alasan 
untuk tidak mewujudkan kasih terhadap keluarganya.

No comments: