Welcome....

Selamat datang teman-teman. Saya Paulus yang biasa dipanggil PaO. Saya rindu sekali untuk membuat artikel. Disinilah saya menuangkan semua hasil pemikiran. Saya beri judul pada Blog ini, Reflection Results. Ini semua hasil pemikiran, ide, refleksi dari saya sendiri. Apabila ada kata-kata atau kalimat dari orang lain, saya berikan footnote atau resensi tulisan. Saya yakin anda mendapat pelajaran yang baik pada saat anda membacanya. Bila teman-teman sedang ada waktu, boleh sekalian dikasih komentarnya dalam setiap artikel yang dibaca. Bila ada yang tidak setuju juga tidak masalah :D all praise to Jesus! praise for ever!!

Selamat Membaca. Tuhan Yesus Kristus Memberkati.

Penulis : Pdp. Paulus Igunata Sutedjo, M.Th.

Labels

Friday, October 22, 2010

Menyeretkan kaki atau melangkah?


Setiap orang ingin mendapatkan pekerjaan yang gaji dan fasilitas diatas rata-rata, tetapi sedikit orang yang mengetahui betapa menyenangkan pekerjaan yang dilakukannya itu. Yang saya maksud adalah, banyak orang yang menginginkan hasil yang berupa materi daripada kenikmatan dari pekerjaan itu sendiri.

Seringkali saya temukan banyak orang yang “menyeretkan kakinya ke dalam kantor”. Yang saya maksud adalah, mereka yang bekerja hanya mendapatkan gaji saja dan tidak mencintai pekerjaan yang dilakukan. Sehingga setiap kali masuk kantor, mereka terlihat menyeretkan kakinya ke dalam kantor, dengan hidup yang tidak bergairah dan melakukannya hanya sebagai rutinitas. Padahal yang harus kita lakukan adalah melangkah dengan sukacita, sambil bersiul (kalo bisa :p), tentunya dengan muka yang ceria dan penuh semangat.


Mereka mungkin bekerja dengan gaji yang tercukupi tetapi mereka tidak menikmati pekerjaan yang dilakukannya. Contohnya : seorang yang pandai mengutak-atik komputer, karena tidak dapat pekerjaan, maka akhirnya dia melamar sebagai accounting. Dan masih banyak lagi contoh kasus yang serupa. Mungkin mereka mendapatkan gaji yang cukup tetapi apabila tidak menikmatinya, maka gaji yang cukup itu pun menjadi sia-sia, karena mencintai pekerjaan jauh lebih penting.

Mungkin hal itu semua disebabkan karena banyak orang yang tidak mengetahui betapa pentingnya hidup ini dan betapa pentingnya untuk menjalankan hidup ini sesuai dengan tujuan yang Tuhan sudah tentukan. Saya pernah bekerja di satu perusahaan sampai 5 tahun di bidang administrasi. Secara financial saya tecukupi tapi saya tidak menikmatinya, Karena itu pekerjaan rutinitas, bahkan saya harus mengurus kas kecil dan pajak, yang tentunya bukan dibidang saya.


Dengan seiring waktu berlalu saya belajar design grafis dan setelah saya belajar, di kantor saya mendapatkan tugas yang baru yaitu design brosur atau apapun yang berhubungan dengan design grafis. Sejak itu saya lebih mencintai pekerjaan saya sendiri. Tetapi tetap saja tugas utama saya adalah administrasi, dan saya tidak terlalu menikmati pekerjaan itu. Singkat cerita, akhirnya saya resign setelah 5 tahun saya bekerja disitu ke bidang yang saya sukai, tentunya yang tugas utamanya adalah design grafis.

Seringkali kita tidak menyadari betapa pentingnya mencintai pekerjaan itu. Karena apabila kita tidak mencintai pekerjaan itu, kita akan menemukan suatu titik dimana kita akan merasa hampa, bosan, stuck. Karena memang itu bukan bidang kita dan memang itu bukan talenta kita. Saya setuju apabila pekerjaan yang tidak sesuai dengan bidang kita, dapat dijadikan “batu loncatan”, tetapi saya tidak setuju apabila pekerjaan tersebut dijadikan kebutuhan seumur hidup.

Mungkin akan timbul pernyataan, seperti “Mencari pekerjaan itu susah, apa saja harus kita lakukan demi mencukupi kebutuhan hidup kita”. Jangan mengatasnamakan mencukupi kebutuhan untuk hal ini. Karena apabila kita dapat menemukan talenta / kemampuan kita dibidang tertentu, dengan itu kita akan mudah untuk mendapatkannya, jadi apabila ada kemauan pasti ada jalan keluar. Dan tentu sebagai orang percaya kita juga harus berserah kepada Tuhan. Berdoa + Usaha = Kepuasan, kenikmatan, tercukupi, memuliakan nama Tuhan.
 
Mari kita rubah cara pandang kita untuk mendapatkan pekerjaan, dengan cara : 
1. Mengenal talenta/kemampuan kita. 
2. Melatih talenta/kemampuan kita setiap hari. 
3. Mencari pekerjaan yang sesuai dengan bidang kita.
    (apabila belum mendapatkan yang sesuai, sementara ada kebutuhan 
    hidup yang mendesak, tidak salah kita ambil pekerjaan apa saja, 
    dengan catatan , hanya sebagai “batu loncatan”) 
4. Menyerahkan semua masalah ke tangan Tuhan Yesus Kristus dengan membuat hubungan yang intim, seperti : bersaat teduh, berdoa, beribadah, pelayanan dll.

Apabila anda yang sedang membaca artikel ini sedang dalam kondisi “Menyeretkan kaki ke kantor”, mari kita langsung merubah cara pandang kita dalam mencari pekerjaan dan mulai melakukan tindakan untuk mencari pekerjaan yang sesuai bidang kita dan tentunya kita juga harus mencintai pekerjaan tersebut.


Saya sudah dua kali mengambil keputusan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan/ talenta kita, tentunya semuanya itu untuk memenuhi tujuan hidup yang Tuhan Yesus Kristus sudah tetapkan kepada saya.

- Jbu -

No comments: