Welcome....

Selamat datang teman-teman. Saya Paulus yang biasa dipanggil PaO. Saya rindu sekali untuk membuat artikel. Disinilah saya menuangkan semua hasil pemikiran. Saya beri judul pada Blog ini, Reflection Results. Ini semua hasil pemikiran, ide, refleksi dari saya sendiri. Apabila ada kata-kata atau kalimat dari orang lain, saya berikan footnote atau resensi tulisan. Saya yakin anda mendapat pelajaran yang baik pada saat anda membacanya. Bila teman-teman sedang ada waktu, boleh sekalian dikasih komentarnya dalam setiap artikel yang dibaca. Bila ada yang tidak setuju juga tidak masalah :D all praise to Jesus! praise for ever!!

Selamat Membaca. Tuhan Yesus Kristus Memberkati.

Penulis : Pdp. Paulus Igunata Sutedjo, M.Th.

Labels

Friday, October 15, 2010

M3 (Miskin Masalah Mental)


Setiap manusia Tuhan beri kesempatan yang sama, yaitu 24jam dalam sehari, dengan diberi waktu yang sama, ada orang yang bekerja lebih dan juga ada orang yang malas-malasan dalam bekerja. Yang bekerja lebih daripada yang lain, mereka akan mendapatkan materi yang lebih besar daripada yang lain, sedangkan yang bermalas-malasan, mereka menuai kemiskinan materi.

Seringkali orang berpikir bahwa miskin itu adalah masalah materi. Setelah saya berpikir lebih jauh, ternyata miskin itu bukan masalah materi, tetapi miskin itu masalah mental. Seseorang yang mempunyai materi sedikit, tetapi mempunyai mental yang kuat, mereka pasti akan merasa dirinya sudah kaya, karena dengan rasa cukup dan syukur dari apa yang kita punya, maka kita akan merasakan betapa kayanya hidup ini.

Dengan cara konsep berpikir bahwa materi adalah nomor satu. Maka banyak orang yang berusaha mendapatkannya dengan jalan pintas, sebagai maling atau bahkan mungkin ada yang “makan teman”. Jadi yang harus dirubah adalah mentalnya. Sekarang kita akan membahas mental yang harus kita miliki dalam menghadapi kemiskinan dan hidup.


Ada 3 hal yang dapat kita pelajari dari Janda Sarfat dalam kitab 1Raja-raja17:7-15.  

1.   Ay.7-10 > Mau Berusaha.
Janda ini walaupun miskin tetapi masih ada usaha untuk mengumpulkan kayu kering, dia tidak pantang menyerah dengan kemiskinannya, tetapi dia tetap berusaha, walaupun usahanya tersebut terlihat kecil. Apabila kita ada usaha seperti Janda dari Sarfat ini, usaha yang terlihat kecil, pasti tetap Tuhan akan berkati. Usaha yang terlihat kecil, apabila Tuhan yang memberkati, pasti akan berdampak besar untuk kita.

Dalam kitab 1Tes2:9, diceritakan bahwa Rasul Paulus bekerja membuat tenda dari siang dan malam. Walaupun dia seorang Rasul, tetapi dia tetap bekerja, dia tidak tergantung dari persembahan atau persepuluhan jemaatnya. Dia tetap ada usaha.

Banyak orang yang sibuk melihat apa yang orang lain punya, dan mereka lupa dengan apa yang dimilikinya. Padahal dengan rasa bersyukur dengan apa yang kita miliki, kita akan dapat melihat betapa kayanya diri kita. Asalkan kita dapat memaksimalkan yang kita miliki, dan bersandar pada Tuhan, pasti kebutuhan hidup akan tercukupi. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, apabila kita melangkah.

Mari kita tetap usaha, walaupun ada resikonya. Jangalah lagi kita bermalas-malasan, karena nanti akan menuai kemiskinan. Dalam kitab 2Tes.3:10-13 dengan keras mengatakan bahwa apabila orang yang tidak bekerja, jangan makan. Mari kita bekerja dengan segenap hati, mari kita berusaha semaksimal mungkin dan terus berdoa kepada Tuhan, percayalah, Tuhan akan mencukupi seluruh kebutuhan hidup kita.


2.   Ay.11-12 > Menabur
Semakin kita menabur dengan luar biasa buat Tuhan, Tuhan pasti akan membalasnya. Sekilas mungkin akan terdengar seperti Teologi Kemakmuran, tetapi maksud saya bukan seperti itu. Kita harus belajar dari Janda Sarfat ini, dia tetap menabur walaupun keadaannya dalam kekurangan.

Kita dapat melihat dari ayat 12, apabila Janda ini memberikan makanan yang dia miliki pada saat itu ke Nabi Elia, maka keesokan harinya Janda dan anaknya tidak mempunyai makanan lagi. Tetapi akhir dari kisah cerita ini, akhirnya Janda ini tetap memberikannya (ay.15a). Pada saat memberi, dia dalam keadaan yang kekurangan, tetapi dia tetap berani menabur.

“Ah… gila kali ini nabi, makanan hanya sedikit, diminta juga, apa dia tidak dapat berpikir?”. Tidak ada kata-kata seperti itu yang terlintas di pikiran janda dari Sarfat ini. Dia tidak mempunyai pikiran yang negative, dia taat kepada firman Tuhan yang disampaikan oleh Nabi Elia ini.

Kita seringkali berpikir, untuk menabur tunggu sampai kaya, atau mungkin tunggu nanti bila ada bonus tahunan, dll. Berbagai macam alasan kita keluarkan untuk tidak menabur. Percayalah, apabila kita menunggu sampai kita mampu dalam financial, maka selama itu juga kita tidak akan menabur. Apabila kita menabur pada saat berkelimpahan, dimanakah pahalanya? Justru menabur pada saat kekurangan adalah merupakan ujian yang berat buat kita.

Mari menabur dari hal-hal yang kecil. Mungkin kita dapat memberi santunan ke Yatim Piatu lewat lembaga sosial atau Gereja yang mempunyai program ke Panti Asuhan, dll. Sebenarnya banyak cara supaya kita dapat menabur, apabila kita memang ingin menabur. Selama kita menabur dengan motivasi yang benar, pasti kita akan diberkati, tentunya oleh Sumber Berkat kita, yaitu Yesus Kristus, Tuhan Allah kita. Dan untuk memberi tidak akan pernah rugi.


3.   Ay.13-15 > Melakukan firman Tuhan
Kita dapat belajar dari point terakhir yaitu, tetap melakukan firman Tuhan seperti Janda dari Sarfat ini. Dia tetap melakukannya walaupun dia sendiri tidak mengerti maksud Tuhan. Mungkin kita juga pernah mendengar kisah Abraham yang disuruh memberi korban persembahan, yang ternyata korban tersebut adalah anaknya sendiri. Abraham tetap melakukannya walaupun dia tidak mengerti maksud Tuhan.

Banyak hal yang kita tidak mengerti apa yang Tuhan inginkan dalam hidup kita, tetapi apabila taat dan setia kepada seluruh perintahNya. Apapun yang kita lakukan pasti berhasil. Sebenarnya dengan menjalin hubungan intim dengan Tuhan, kita dapat mengerti maksud Tuhan dengan iman yang kita miliki.

Secara logika memang tidak dapat kita mengerti, tetapi dengan iman semuanya pasti akan dapat berjalan dengan lancar. Tuhan tidak akan mencelakakan anakNya, Dia selalu sayang kepada kita, Dia tidak bisa tidak mengasihi kita. Mari kita lakukan seluruh perintahNya kedalam kehidupan kita.



Ketiga mental inilah yang harus kita miliki sebagai anak Tuhan, karena kemiskinan itu bukan masalah materi, tetapi masalah mental. Apabila kita melakukan ketiga point diatas, percayalah, hidup kita pasti akan berkelimpahan dan disertai dengan rasa syukur kepada Tuhan. Hidup kita tidak akan berkekurangan. Hidup kita akan menjadi berkat juga untuk orang lain. Dan semuanya itu, kemuliaan hanya bagi namaNya.


--== JBU ==--

No comments: