Welcome....

Selamat datang teman-teman. Saya Paulus yang biasa dipanggil PaO. Saya rindu sekali untuk membuat artikel. Disinilah saya menuangkan semua hasil pemikiran. Saya beri judul pada Blog ini, Reflection Results. Ini semua hasil pemikiran, ide, refleksi dari saya sendiri. Apabila ada kata-kata atau kalimat dari orang lain, saya berikan footnote atau resensi tulisan. Saya yakin anda mendapat pelajaran yang baik pada saat anda membacanya. Bila teman-teman sedang ada waktu, boleh sekalian dikasih komentarnya dalam setiap artikel yang dibaca. Bila ada yang tidak setuju juga tidak masalah :D all praise to Jesus! praise for ever!!

Selamat Membaca. Tuhan Yesus Kristus Memberkati.

Penulis : Pdp. Paulus Igunata Sutedjo, M.Th.

Labels

Wednesday, November 21, 2012

Dancing in the Rain - Matius 8:23-27


Setiap manusia pasti mempunyai permasalahannya sendiri, anak kecil-pun ada masalahnya tersendiri, seperti belajar berjalan, mengeja huruf, dll. Jadi jangan pernah merasa masalahnya lebih berat daripada orang lain, karena setiap manusia mempunyai porsinya masing-masing. Seperti firman Tuhan berkata “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” Jadi masalah yang kita hadapi, seharusnya kita sanggup menyelesaikannya.

Sehingga fokus kita bukan kepada masalahnya, tetapi kepada Tuhan yang kita sembah. Dan seharusnya kita-pun dapat menikmati masalah tersebut. Seperti judul artikel ini, yaitu Dancing in the Rain, yang artinya menari disaat hujan. Saya mendapatkan ilustrasi ini dari film India. Keunikan dari film India adalah, pada saat mereka ada masalah, mereka nyanyi, pada saat mereka di guyur hujan, mereka nyanyi, sehingga seakan-akan mereka dapat menikmati hidupnya, walaupun banyak masalah. Pertanyaannya sekarang adalah, apakah kita dapat menari pada saat hujan (menikmati masalah)?  Seberat apapun masalah kita, seharusnya kita dapat menikmatinya, bukan menjadikannya sebuah beban karena kita punya Tuhan Yesus Kristus. Kita tahu, bahwa hal ini akan sangat sulit, tetapi berikut ini kita akan mempelajari, bagaimana cara menari diatas hujan / menikmati masalah lewat kitab Matius 8:23-27.


1. Mengikuti kehendak Tuhan Yesus.
(23) Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun mengikuti-Nya.

Tuhan Yesus sehabis pelayanan (khotbah di bukit, menyembuhkan seorang sakit kusta, menyembuhkan perwira di kapernaum, menyembuhkan ibu mertua petrus dan orang lain). Tentu dapat dilihat kondisi fisik Tuhan Yesus pasti sangat lelah. Murid-Nya-pun ikut pelayanan pada saat itu, dan kondisi fisiknya juga sama dengan Tuhan Yesus. Mereka sama-sama lelah dan capai. Murid Tuhan Yesus disini harus diteladani, yaitu mereka tidak hanya ikut-ikutan saja, tetapi mereka benar-benar dalam keadaan yang sangat lelah, tetapi tetap mau mengikuti kemana Yesus pergi. Jadi, apakah kita mau mengikuti kehendak Yesus (tetap ibadah, berdoa, sukacita, mengucap syukur), walaupun dalam keadaan sedang lelah/capai/banyak masalah sekalipun ?


2. Mempunyai cara pandang yang benar.
(24) Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur.

Seismos (σεισμός) adalah kata Yunani yang dipakai Matius untuk angin ribut. Yang artinya adalah gempa bumi (earthquake). Dan kata ini merupakan akar kata seismologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang gempa bumi. Karena itu, angin ribut yang dikatakan di sini (the great storm), sebetulnya boleh dikatakan sebagai gempa bumi di laut (tsunami). Tsunami (bahasa Jepang) 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah.

Angin ribut / tsunami / masalah yang dihadapi terlalu besar, bahkan bagi orang yang berpengalaman seperti petrus dkk. yang seorang nelayan. Disini kita dapat belajar, bahwa dalam mengikut Tuhan bukannya enak tetapi pasti ada masalah, bahkan masalah itu datangnya “suddenly” artinya tiba-tiba. Pada saat masalah datang, muridnya melihat Yesus tidur. Wajar karena Dia letih secara jasmani, karena pelayanannya yang sangat padat sebelum kejadian ini (bisa dibaca dipasal-pasal sebelumnya). Kita sering melihat bahwa Yesus “terlihat” tertidur pada saat masalah menerpa hidup kita. Karena yang kita gunakan adalah mata jasmani kita. Tuhan yang kita sembah itu Roh, seharusnya kita melihat dengan mata Roh kita bukan melihat dengan mata Jasmani kita. Sehingga cara pandang kita seharusnya melihat Allah yang jauh lebih besar kuasanya daripada gelombang tersebut.


3. Mengandalkan Tuhan.
(25) Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa."

Murid Yesus panik (freaking out!), karena mereka berkata “Tuhan tolonglah kita binasa.” Yang menandakan keputus-asaan mereka. Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan ketakutan, rasa cemas, kesedihan yang kita rasakan, tetapi yang salah apabila hal itu sudah menguasai kita. Hidup kita harus berpusat kepada Tuhan, sehingga apabila ada masalah dalam hidup kita, maka pribadi yang harus kita andalkan adalah Tuhan, bukan orangtua, saudara, pasangan, dll.

Kita bisa meminta nasihat kepada orang disekitar kita, tetapi tetap Tuhanlah yang harus kita temui pertama kali dengan berdoa. Jadi bila orang disekitar kita tidak bisa menemani atau memberi nasihat kepada kita, kita tidak kecewa, karena pusat hidup kita adalah Tuhan. Manusia seringkali mengecewakan, tetapi Tuhan tidak akan.


4. Percaya.
(26) Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.

Kata “Kurang percaya” dalam ayat ini, di terjemahan aslinya, yaitu bahasa Yunani adalah ὀλιγόπιστος – oligopistos (ol-ig-op'-is-tos); berasal dari kata oligos dan pistis. Artinya adalah iman yang kecil. Seringkali kita sudah melihat banyak mukjizat dalam kehidupan kita (bernafas, dicukupi setiap hari, dll) tetapi kita masih saja memiliki iman yang kecil bila kita sedang dihadapi masalah yang terlalu besar. Kita khawatir terus menerus dengan masalah yang sedang kita hadapi. Orang yang khawatir adalah orang yang memiliki iman yang kecil, seperti orang yang tidak mengenal Tuhan. Orang seperti ini termasuk Ateis Praktis, dia percaya kepada Tuhan tetapi bila ada masalah tidak percaya kepada kuasa Tuhan, dia lupa yang memberikan nafas hidup itu adalah Tuhan yang Maha Kuasa. Karena orang seperti ini, fokus hanya pada masalahnya bukan kepada Tuhan. Ingat, Tuhan yang kita sembah adalah Allah Maha Kuasa, Dia sanggup memulihkan kehidupan kita.


5. Kenali Allah kita.
(27) Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"

Kita harus mengenal Tuhan lebih dalam, jangan sampai Dia melakukan sesuatu yang besar buat kita, tetapi kita tidak mengenali Dia secara pribadi. Murid-murid tahu bahwa Tuhan Yesus berkuasa, tetapi mereka tidak mengenal lebih dalam, padahal sudah banyak mukjizat di dalam kehidupan mereka, bahkan mereka baru menyaksikan beberapa mukjizat di depan mata mereka sendiri.

Cara mengenalnya adalah dengan mencari tau tentang Dia. Mencari tahu tentang Dia bukan sekedar “search” tetapi juga harus “seek”, yang berarti mencari sampai dapat. Mencari tahu tentang Yesus tentunya bisa kita cari lewat salah satu penyataan khusus Allah, yaitu Alkitab. Disini kita dapat mengenal Tuhan yang kita sembah lebih dalam lagi. Tentunya tidak lupa untuk berdoa untuk hubungan pribadi kita dengan Bapa di sorga.

Konklusi
Apabila kita sudah melakukan kelima hal diatas, yaitu mengikuti kehendak Tuhan Yesus, mempunyai cara pandang yang benar, mengandalkan Tuhan, percaya dan kenali Allah kita lebih lagi, maka seharusnya kita dapat menari pada saat badai hidup datang. Karena kita mempunyai Allah yang Maha Kuasa, dan kita mampu untuk menikmati masalah yang ada di dalam kehidupan kita.


My quote:
Hidup bukan tentang bagaimana menunggu “hujan lebat” berhenti, tetapi tentang bagaimana kita dapat menari pada saat datang “hujan lebat”.



5 comments:

Unknown said...

Terimakasih buat renungannya...!!!
semoga renungan ini dapat menyemangati untuk lebih mengenal Allah, sehingga kita semakin mengerti dan memahami semua kehendak Allah dalam perjalanan hidup kita.

P. Sihombing said...

Trims tulisannya menarik dan menyentuh

Anonymous said...

Terima kasih atas penjelasannya yang cukup mendalam.Tuhan memberkati

Unknown said...

Thank you for the good devotional, I like this writings, I will continue with Him as a Power God, true God, loving God.

Unknown said...

Memberkati