Welcome....

Selamat datang teman-teman. Saya Paulus yang biasa dipanggil PaO. Saya rindu sekali untuk membuat artikel. Disinilah saya menuangkan semua hasil pemikiran. Saya beri judul pada Blog ini, Reflection Results. Ini semua hasil pemikiran, ide, refleksi dari saya sendiri. Apabila ada kata-kata atau kalimat dari orang lain, saya berikan footnote atau resensi tulisan. Saya yakin anda mendapat pelajaran yang baik pada saat anda membacanya. Bila teman-teman sedang ada waktu, boleh sekalian dikasih komentarnya dalam setiap artikel yang dibaca. Bila ada yang tidak setuju juga tidak masalah :D all praise to Jesus! praise for ever!!

Selamat Membaca. Tuhan Yesus Kristus Memberkati.

Penulis : Pdp. Paulus Igunata Sutedjo, M.Th.

Labels

Tuesday, July 9, 2013

antara Bercanda dengan Bullying - Amsal 15:4

Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati. 

Aaron Dugmore, adalah seorang bocah berusia sembilan tahun yang ditemukan tewas tergantung di kamar tidurnya, di Birmingham, Inggris. Ibunya, Kelly-Marie Dugmore mengatakan beberapa hari sebelum kematian putranya, Aaron pernah mengadu, kalau dia selalu menjadi bahan ejekan dan pelecehan oleh sekelompok anak-anak Asia di sekolahnya, karena warna kulitnya yang putih. Ia mengalami bullying.  Bully itu sendiri artinya adalah penggertak, biasanya dilakukan terhadap orang yang lemah. "Aaron terlihat terakhir kali di sekolah bersama teman-temannya, dan dia diejek dan ditertawakan karena warna kulitnya yang putih. Hal ini membuat saya sangat kesal!" Kata ibunya. Kemudian, Aaron ditemukan tergantung oleh ibunya, di distrik Erdington, Birmingham sekitar pukul enam sore pada tanggal 11 Februari 2013 yang lalu. Aaron merupakan murid baru dan bersekolah di Erdington Hall Primary School, yang 75% siswanya berasal dari latar belakang etnis minoritas. Inspektur detektif kepolisian West Mindland, David Wallbank mengkonfirmasi bahwa adanya dugaan kuat, bahwa Aaron mengalami bullying terus-menerus sampai ia meninggal. 

Hasil studi yang dilakukan National Youth Violence Prevention Resource Center Sanders menunjukkan bahwa bullying dapat membuat seorang anak merasa cemas dan ketakutan, sehingga memengaruhi konsentrasi belajar di sekolah dan menuntun mereka untuk menghindari sekolah. Bila hal ini terus berlanjut dalam jangka waktu yang lama, dapat memengaruhi penghargaan diri seorang siswa, meningkatkan isolasi sosial, memunculkan perilaku menarik diri, menjadikan anak yang rentan terhadap stres dan depresi, serta rasa tidak aman. Dalam kasus yang lebih ekstrim, bullying juga dapat mengakibatkan remaja berbuat nekat, bahkan bisa membunuh atau melakukan bunuh diri. Terkadang, tanpa disadari dan disengaja, kita pernah melakukan bullying atau ejekan melalui candaan terhadap orang lain. Namun pernahkah kita berpikir bagaimana dampaknya bagi orang tersebut? Perilaku ini dapat berdampak terhadap fisik maupun psikis pada korban. Dampak fisik seperti sakit kepala, sakit dada, cedera pada tubuh, bahkan sampai menimbulkan kematian. Sedangkan dampak psikis seperti rendah diri, sulit berkonsentrasi, sehingga berpengaruh pada penurunan nilai akademis, trauma, sulit bersosialisasi, hingga depresi.

Hal ini seharusnya membuat kita sadar, bahwa dalam bercanda pun harus ada aturannya. Jangan sampai candaan kita menyakiti hati orang lain. Apabila kita sudah menyakiti hati orang lain, dengan candaan kita, berarti kita sudah melakukan perilaku bullying terhadap orang tersebut. Manusia dapat merasa dihargai dan disanjung hanya dengan kata-kata yang indah dan manis. Tetapi manusia juga dapat merasa tidak dihargai, hanya dengan kata-kata yang merendahkan dan melecehkan seseorang. Berhati-hatilah dalam bercanda!


Bercanda yang menyakiti hati, 
sama dengan membunuh perasaan seseorang.

No comments: