Welcome....

Selamat datang teman-teman. Saya Paulus yang biasa dipanggil PaO. Saya rindu sekali untuk membuat artikel. Disinilah saya menuangkan semua hasil pemikiran. Saya beri judul pada Blog ini, Reflection Results. Ini semua hasil pemikiran, ide, refleksi dari saya sendiri. Apabila ada kata-kata atau kalimat dari orang lain, saya berikan footnote atau resensi tulisan. Saya yakin anda mendapat pelajaran yang baik pada saat anda membacanya. Bila teman-teman sedang ada waktu, boleh sekalian dikasih komentarnya dalam setiap artikel yang dibaca. Bila ada yang tidak setuju juga tidak masalah :D all praise to Jesus! praise for ever!!

Selamat Membaca. Tuhan Yesus Kristus Memberkati.

Penulis : Pdp. Paulus Igunata Sutedjo, M.Th.

Labels

Saturday, July 18, 2015

Siap Menerima Mujizat - Kisah Para Rasul 3:1-6


Banyak orang Kristen mengharapkan, supaya mujizat terjadi di dalam kehidupannya, namun acap kali mujizat tidak terjadi, karena ada hal-hal yang menghalanginya. Salah satu halnya adalah kebiasaan yang lama! Dalam Kis 3:2 ditulis, " ... Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah ... " Orang yang dimaksud dalam ayat itu adalah, orang yang lumpuh sejak lahirnya. Sekalipun orang ini lumpuh, ia memiliki teman-teman atau keluarga yang baik, karena tiap hari orang lumpuh ini digotong atau diusung oleh teman-temannya atau keluarganya. Memang tidak tertulis kata "teman" atau "keluarga" dalam ayat tersebut, namun jika bukan temannya atau keluarganya, siapa lagi yang akan membantu orang lumpuh ini? Bagi mereka yang cacat fisik saat itu, dianggap najis secara ritual, sehingga tidak boleh masuk dalam Bait Tuhan. Namun mereka boleh duduk dekat gerbang, sambil meminta sedekah. Jadi mungkin saja teman yang membantunya adalah sesama orang yang cacat fisik. 

Yang menarik dari ayat yang kita sudah baca adalah, tidak ada keinginan orang lumpuh ini untuk sembuh, keinginannya hanya uang, tentunya untuk membiayai kebutuhan hidupnya. Mungkin saja dia tidak mengharapkan kesembuhan, karena hidupnya sudah terlalu enak. Bayangkan saja, setiap hari ada orang-orang yang mau menggotongnya. Lalu tanpa harus bekerja keras, ia bisa mendapatkan uang hanya dengan bermodalkan tangan yang meminta sedekah. Mengingat orang ini lumpuh sejak lahir, berarti ia butuh waktu yang lama untuk mengalami mujizat, karena tidak ada perubahan hidup yang signifikan. Sekalipun lumpuh, seharusnya ia bisa bekerja menghasilkan uang dengan berbagai cara.

Mungkin kita belum mengalami mujizat, karena kita masih seperti orang lumpuh itu, yang hidupnya sudah terlalu enak dengan kebiasaan yang lama. Jika kita ingin mengalami mujizat, sejatinya kita harus mengubah kebiasaan yang lama terlebih dahulu. Masalahnya adalah, apakah kita siap meninggalkan kebiasaan atau cara hidup kita yang lama?

Jika kita berdoa minta anak kepada Tuhan, masalahnya adalah, apakah kita siap jam tidurnya diganggu? Karena mengurus bayi, berarti harus siap bangun kapan saja. Jika kita berdoa minta naik jabatan, masalahnya adalah, apakah kita siap mengemban tanggung jawab yang lebih besar? Karena naik jabatan, berarti harus datang lebih pagi, pulang lebih malam. Bahkan mungkin waktu libur akan diganggu. Jika kita berdoa supaya ada perubahan besar di Indonesia, masalahnya adalah, apakah kita siap menaati setiap peraturan yang ditetapkan pemerintah? Jangan-jangan selama ini kita yang berdoa minta perubahan di Indonesia, tapi kita juga yang sering melanggar aturan yang telah ditetapkan, seperti membuang sampah sembarangan, menyogok aparat, tidak mematuhi rambu lalu-lintas, dll. Ingatlah, bahwa mujizat juga butuh perubahan hidup! Kita harus memaksakan diri untuk mengubah kebiasaan yang lama, supaya kita mengalami mujizat yang lebih besar!  

Tidak akan ada perubahan jika kita masih memakai dengan cara yang lama.

No comments: