Welcome....

Selamat datang teman-teman. Saya Paulus yang biasa dipanggil PaO. Saya rindu sekali untuk membuat artikel. Disinilah saya menuangkan semua hasil pemikiran. Saya beri judul pada Blog ini, Reflection Results. Ini semua hasil pemikiran, ide, refleksi dari saya sendiri. Apabila ada kata-kata atau kalimat dari orang lain, saya berikan footnote atau resensi tulisan. Saya yakin anda mendapat pelajaran yang baik pada saat anda membacanya. Bila teman-teman sedang ada waktu, boleh sekalian dikasih komentarnya dalam setiap artikel yang dibaca. Bila ada yang tidak setuju juga tidak masalah :D all praise to Jesus! praise for ever!!

Selamat Membaca. Tuhan Yesus Kristus Memberkati.

Penulis : Pdp. Paulus Igunata Sutedjo, M.Th.

Labels

Thursday, December 12, 2013

Critical Moment - Kejadian 39:6-10; 2 Samuel 11:1-5


Saul dan Mina adalah teman satu kantor di sebuah perusahaan. Mereka menjalin relasi hanya sebagai teman kantor, tidak lebih daripada itu. Suatu ketika, Saul memandang Mina dengan berahi. Saul mendekati Mina untuk bercumbu dengannya, tetapi ternyata Mina menyambut pelukan tersebut, akhirnya tidak hanya sekadar pelukan saja, mereka pun saling berciuman. Padahal Saul dan Mina adalah sesama anak Tuhan dan Mina sudah mempunyai seorang pasangan. Berulang kali mereka melakukan hal itu di kantor. Mereka mengetahui bahwa apa yang dilakukannya salah, apalagi mereka juga sesama pelayan Tuhan. Mereka menyadari atas kesalahan yang dilakukannya, tetapi mereka tetap melakukannya hari demi hari. 

Critical moment adalah masa krisis di mana seharusnya kita bisa menolak perbuatan dosa yang tentunya tidak berkenan di hadapan Bapa. Dalam kehidupan ini, kita pasti pernah mengalami masa krisis ini. Masa tersebut adalah masa yang sangat sulit, antara kita mau melakukan perbuatan dosa atau meninggalkannya. Seperti kisah Saul dan Mina di atas, mereka tenggelam dalam perbuatan dosanya, karena pada saat masa krisis datang, mereka mengabaikannya dan mereka tetap melakukan perbuatan dosa hari demi hari. Dalam Alkitab, ada kisah yang sudah terkenal, yaitu kisah Yusuf dengan istri Potifar dan kisah Daud dengan Batsyeba. Mereka juga mengalami masa krisis. Ada persamaan dan perbedaan antara Yusuf dan Daud.  Persamaannya adalah mereka sama-sama dikatakan elok parasnya dalam Alkitab dan mereka sama-sama mendapat godaan dari istri orang. Inilah masa krisis yang seharusnya mereka bisa tolak. Tetapi yang membuat berbeda adalah Yusuf berani menolak istri Potifar pada saat masa krisis itu datang, sedangkan Daud tidak bisa menahan nafsu berahinya, sehingga ia berzina dengan istri orang lain.

Dalam hidup kita, pasti akan mengalami masa krisis. Masa krisis tersebut tidak selalu berupa godaan seksual, tetapi bisa jadi dalam bentuk godaan mencuri uang perusahaan, berbohong kepada relasi, selingkuh dengan suami orang, dsb. Di sini kita harus belajar untuk melewati critical moment. Ada beberapa hal yang harus dilakukan pada saat masa krisis tersebut datang: Pertama, menyadari bahwa Tuhan maha hadir. Ia tahu persis apa yang sedang kita lakukan. Dengan menyadari hal ini, akan membuat kita malu dan sadar untuk tidak melakukan dosa. Kedua, berani untuk mengatakan tidak untuk dosa! Kita harus melatih diri dalam hal ini, tentu tidak mudah untuk mengatakan tidak. Tetapi, dengan belajar pengendalian diri, maka dengan sendirinya kita dapat terlatih. Ketiga, menghubungi sahabat terdekat. Untuk mengingatkan diri sendiri memang sulit, tetapi apabila kita mempunyai sahabat yang dapat dipercaya, maka kita bisa saling mengingatkan dan menasihati. Masa krisis adalah masa di mana iman kita akan diuji, keputusannya di tangan kita.


Godaan akan selalu tampak indah. 
Pilihan di tangan kita, 
menolak atau tetap melakukannya.




________________________
Sumber:
1. Wisdom of God.
2. Renungan Harian Manna Sorgawi 12 November 2013.


No comments: