Welcome....

Selamat datang teman-teman. Saya Paulus yang biasa dipanggil PaO. Saya rindu sekali untuk membuat artikel. Disinilah saya menuangkan semua hasil pemikiran. Saya beri judul pada Blog ini, Reflection Results. Ini semua hasil pemikiran, ide, refleksi dari saya sendiri. Apabila ada kata-kata atau kalimat dari orang lain, saya berikan footnote atau resensi tulisan. Saya yakin anda mendapat pelajaran yang baik pada saat anda membacanya. Bila teman-teman sedang ada waktu, boleh sekalian dikasih komentarnya dalam setiap artikel yang dibaca. Bila ada yang tidak setuju juga tidak masalah :D all praise to Jesus! praise for ever!!

Selamat Membaca. Tuhan Yesus Kristus Memberkati.

Penulis : Pdp. Paulus Igunata Sutedjo, M.Th.

Labels

Thursday, June 12, 2014

Doa Sebagai Alibi - Yakobus 2:14-26

Sebuah keluarga petani baru saja mendapatkan informasi bahwa gerombolan teroris sedang bersiap-siap menyerbu desa mereka pada malam itu. Mereka ketakutan membayangkan apa yang akan terjadi, tetapi mereka merasa tidak berdaya untuk menolong warga desa. Gerombolan teroris itu telah menebar ancaman dan memaksa siapa pun untuk bungkam. Dalam ketakutan yang mencekam, sang petani mengajak keluarganya untuk berdoa, "Tuhan, kami tidak dapat berbuat apa-apa, hanya Tuhan yang dapat menolong, kami hanya dapat berdoa." Pada saat itu, anak perempuannya menyelinap keluar. Ia berlari untuk membangunkan seluruh penduduk desa setempat dan memperingatkan mereka. Ketika ia berlari pulang, gerombolan teroris itu pun datang. Tidak segan gerombolan tersebut menembak gadis kecil ini, dan langsung roboh seketika. Namun semua penduduk berhasil mengungsi, dan mereka semua selamat karena gadis kecil itu.

Apabila kita di posisi keluarga petani itu, kita akan mengerti situasi kondisinya. Seakan-akan tidak ada jalan bagi mereka kecuali berdoa. Kita dapat mengerti bagaimana terjepitnya keadaan mereka. Bahkan, mereka menyempatkan diri untuk berdoa pada saat keadaan sedang tegang. Sepertinya mereka mempunyai nilai lebih dalam hal ini, yaitu tidak panik di dalam menghadapi masalah. Namun bila kita renungkan, justru doa mereka hanya sebagai alibi! Memang keadaan mereka terlihat sepertinya tidak memungkinkan untuk menolong seluruh penduduk desa, karena nyawa mereka juga terancam. Namun sebenarnya, mereka menyerah karena keadaan, bukan berserah kepada Tuhan. Mereka lebih memilih berdoa, ketimbang berbuat sesuatu. Doa terlalu cepat dijadikan jalan terakhir dalam menghadapi suatu persoalan. 

Acap kali, pada saat masalah bertubi-tubi menerpa, kita langsung berdoa, seakan-akan berserah penuh kepada Tuhan, tetapi tidak melakukan apa-apa. Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita, apa gunanya orang yang memiliki iman tetapi tidak bertindak? Apakah iman seperti itu akan menyelamatkan kita dari suatu masalah? Abraham disebut bapak orang beriman karena perbuatan-perbuatannya. Jadi, iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati, kosong, tidak ada guna! Berdoa kepada Tuhan atas masalah yang terjadi dalam hidup kita, tetapi tidak berbuat sesuatu, itu sama saja dengan menyerah! Ketika semua keluarga petani itu berdoa dengan berkata, "Kami tidak dapat berbuat apa-apa," seorang gadis kecil berpikir, "Apakah betul kita tidak bisa berbuat apa-apa?" Untuk itulah, ia melakukan suatu tindakan, yang akhirnya dapat menyelamatkan seluruh penduduk desa. Gadis itu tidak berhenti berdoa, ia tetap berdoa, namun ia melanjutkan doanya dalam bentuk tindakan! 

Berdoa tanpa tindakan hasilnya adalah sia-sia, begitu pula dengan tindakan tanpa doa, hasilnya juga sia-sia. Mari kita belajar keseimbangan hidup di dalam berdoa dan bertindak, sehingga doa kita tidak hanya sekadar sebagai alibi karena kemalasan kita untuk bertindak. 

Berdoa tanpa tindakan sama dengan menyerah. 
Berdoa dengan tindakan sama dengan berserah kepada Tuhan.




Sumber:
1. Wisdom Of God.
2. Renungan Harian Manna Sorgawi Kamis, 25 Februari 2014

No comments: