Welcome....

Selamat datang teman-teman. Saya Paulus yang biasa dipanggil PaO. Saya rindu sekali untuk membuat artikel. Disinilah saya menuangkan semua hasil pemikiran. Saya beri judul pada Blog ini, Reflection Results. Ini semua hasil pemikiran, ide, refleksi dari saya sendiri. Apabila ada kata-kata atau kalimat dari orang lain, saya berikan footnote atau resensi tulisan. Saya yakin anda mendapat pelajaran yang baik pada saat anda membacanya. Bila teman-teman sedang ada waktu, boleh sekalian dikasih komentarnya dalam setiap artikel yang dibaca. Bila ada yang tidak setuju juga tidak masalah :D all praise to Jesus! praise for ever!!

Selamat Membaca. Tuhan Yesus Kristus Memberkati.

Penulis : Pdp. Paulus Igunata Sutedjo, M.Th.

Labels

Thursday, November 22, 2012

antara KEBEBASAN dengan KETAATAN




Yang mana, yang paling anda suka… ketaatan atau kebebasan ? Saya yakin sekali, pasti para pembaca lebih menyukai kebebasan dibanding dengan ketaatan. Banyak orang yang suka sekali dengan kata BEBAS, termasuk penulis tentunya. Karena kebebasan itu terdengar unlimited (tidak terbatas), sedangkan ketaatan terdengar limited (terbatas).

Penulis pernah iri (waktu masih sekolah) dengan teman-teman yang mempunyai kebebasan dalam menggunakan waktu dan uang, seakan-akan mereka tidak mempunyai limit dalam menggunakan kedua hal tersebut. Yang membuat Penulis iri, karena Penulis tidak memiliki keduanya, baik kebebasan dalam hal waktu atau-pun dalam hal uang. Penulis dididik oleh seorang Bapa, yang disiplin dalam menggunakan waktu, sehingga harus pulang ke rumah lebih cepat dan bahkan tidak diberi uang jajan.

Jadi, pada dasarnya manusia sangat menginginkan kebebasan, tetapi pada kenyataannya, sangat tidak mungkin kebebasan yang unlimited itu diberikan kepada seseorang. Mari kita lihat contoh kebebasan yang terdapat dalam Alkitab.


CONTOH KEBEBASAN DALAM ALKITAB.
Kej. 2:15  TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
Kej. 2:16  Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
Kej. 2:17  tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Kej. 3:2  Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
Kej. 3:3  tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."

Tidak dicatat dalam Alkitab bahwa Hawa tahu dari mana tentang perintah Tuhan itu, tetapi sebagai suami istri tentunya Adam menceritakan kepada Hawa tentang perintah Tuhan itu. Point yang Penulis ingin tekankan, bahwa Adam & Hawa diberi kebebasan yang sama, untuk makan semua buah di taman Eden (bayangkan kita makan di restoran yang all u can eat!), kecuali satu yaitu buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat.

Adam & Hawa sama-sama tahu tentang sebab akibat tersebut. Yaitu, apabila mereka makan (sebab), pasti mereka mati (akibat). Tetapi mereka memilih makan dan menanggung akibat dari perbuatan mereka sendiri (ay.14-19). Akhirnya, kebebasan yang Tuhan percayakan kepada Adam & Hawa telah hilang. Kebebasan hilang karena ketidaktaatan. Jadi seharusnya kebebasan harus disertai dengan ketaatan.


KEBEBASAN YANG DISERTAI DENGAN KETAATAN.
Seorang teolog jerman dan pendeta bernama Dietrich Bonhoeffer mengatakan, bahwa bagi orang Kristen ada hubungan yang sangat erat antara kebebasan dengan ketaatan. Kebebasan tanpa ketaatan adalah kesewenangan-wenangan, sedangkan Ketaatan tanpa kebebasan, adalah perbudakan. Keduanya sama-sama tidak kristiani.

Gal 5:1  Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.
Sebagai anak Tuhan, memang kita telah bebas karena dimerdekakan dari belenggu dosa oleh Kristus, tetapi kebebasan yang kita miliki, harus tetap pada jalurnya Tuhan. Tadinya, kita adalah hamba dosa, tetapi karena kita sudah dimerdekakan dari dosa, kita menjadi hamba Tuhan. Jadi, Kebebasan yang kita miliki sebagai anak Tuhan, juga harus disertai dengan ketaatan.


HOW ?
Setelah kita tahu, bahwa sebagai orang bebas kita juga harus tetap taat pada firman-Nya, lalu bagaimana cara mewujudkan kebebasan yang disertai dengan ketaatan?  Mari kita lihat buah Roh dalam Galatia 5:23. Fokus Penulis hanya kepada salah satu buah Roh, yaitu penguasaan diri (ITB), Self-Control (NIV). Penulis memakai kata pengendalian diri dalam menterjemahkan self-control. Jadi, untuk mewujudkan kebebasan yang disertai dengan ketaatan adalah dengan pengendalian diri.

Pengendalian diri sangat penting, karena apa yang tidak kendalikan, maka hal itu yang akan mengendalikan kita. Contoh: LIDAH. Karena lidah dapat menghancurkan apa yang sudah dibangun (Yakobus 3:5-8). Dengan perkataan, kita dapat menghancurkan reputasi, pernikahan, hubungan, bahkan masa depan seseorang, hanya dalam satu malam. Contoh lain yang dapat mengendalikan kita adalah NAFSU MAKAN, SEKS, MATERI, MASA LALU, dll. Jadi, kita dapat dikendalikan oleh hal yang kita tidak kendalikan.

Begitu pula dengan kebebasan, apabila kita tidak bisa mengendalikan kebebasan, maka kebebasan-lah yang akan mengendalikan kita,dan  pada akhirnya kita tidak taat. Bicara tentang pengendalian diri, apakah setelah kita tahu bahwa kita harus mengendalikan kebebasan yang kita miliki,  dengan semudah itu kita mampu mengendalikannya? Tentu tidak, pengendalian diri bukan hal yang mudah, tetapi mari kita coba belajar tentang pengendalian diri yang benar.


PENGENDALIAN YANG BENAR.
Marthin Luther, sang reformator terkenal antara lain karena ungkapan-ungkapannya yang paradoksal. Ketika Luther menjelaskan ttg bagaimana situasi orang Kristen setelah ia dibenarkan oleh Tuhan, maka ia menyebutnya sebagai : simul iustus et peccator, artinya adalah orang yang benar, namun sekaligus berdosa. Maksudnya, kita adalah orang yang dibenarkan karena iman percaya kepada Yesus, tetapi sekaligus kita juga manusia yang berdosa. Apabila kita masih mempunyai potensi untuk berbuat dosa, berarti kecil sekali kemungkinan kita untuk dapat mengendalikan diri.

Pengendalian diri berarti, kita yang mengendalikan diri kita sendiri. ß pandangan yang kurang tepat! Karena, apabila kendali kita yang pegang, maka sangat mungkin kita jatuh di lubang dosa yang sama berulang-ulang. Lalu, apa yang harus kita lakukan? Apa itu pengendalian diri yang benar?

Ada hal yang harus kita ingat, bahwa pengendalian diri adalah bagian dari buah Roh, bukan buah roh (perbedaan di huruf besar). Di dalam Galatia 5:22, kata buah Roh (ITB) diterjemahkan dipimpin oleh Roh Allah (IBIS). Jadi pengendalian diri yang benar adalah berikan kendali hidup kita ke tangan Tuhan Yesus Kristus. Biarkanlah Tuhan yang mengendalikan hidupmu!


KONKLUSI.
Kebebasan harus disertai dengan ketaatan, sehingga kita tetap pada jalurnya Tuhan. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan pengendalian diri yang benar. Pengendalian diri yang benar adalah memberi kendalinya ke tangan Tuhan. Kendali dalam tangan Tuhan berarti, bukan lagi melakukan apa yang kita inginkan, tetapi melakukan apa yang Tuhan inginkan.

My quote : 
Self-control is not talk about how we can control ourselves. but about give the control to the hands of God.

No comments: