Welcome....

Selamat datang teman-teman. Saya Paulus yang biasa dipanggil PaO. Saya rindu sekali untuk membuat artikel. Disinilah saya menuangkan semua hasil pemikiran. Saya beri judul pada Blog ini, Reflection Results. Ini semua hasil pemikiran, ide, refleksi dari saya sendiri. Apabila ada kata-kata atau kalimat dari orang lain, saya berikan footnote atau resensi tulisan. Saya yakin anda mendapat pelajaran yang baik pada saat anda membacanya. Bila teman-teman sedang ada waktu, boleh sekalian dikasih komentarnya dalam setiap artikel yang dibaca. Bila ada yang tidak setuju juga tidak masalah :D all praise to Jesus! praise for ever!!

Selamat Membaca. Tuhan Yesus Kristus Memberkati.

Penulis : Pdp. Paulus Igunata Sutedjo, M.Th.

Labels

Friday, December 28, 2012

INVESTASI PENGHASILAN


Investasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah Penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Jadi Investasi dapat Penulis definisikan: Suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan sekarang/saat ini untuk mencapai keuntungan di masa mendatang.

Zaman sekarang, banyak suatu lembaga atau perusahaan yang menawarkan jasa investasi, baik dalam bentuk emas, asuransi, dll.  Pada dasarnya, investasi memang baik, karena hal ini mengajarkan kita untuk melakukan suatu kegiatan yang akan menguntungkan di masa yang akan datang. Dari sekian banyak yang dapat kita pelajari tentang investasi, berikut ini kita akan belajar tentang investasi penghasilan.

Penulis mengajak pembaca untuk mengambil secarik kertas dan alat tulis. Dengan ini kita dapat belajar bersama-sama (Penulis-pun juga harus banyak belajar tentang hal ini). Setelah kita memiliki kertas dan alat tulis, maka sekarang tuliskan berapa penghasilan per bulan kita. Bagi yang memiliki gaji tetap tentu akan lebih mudah, bagi yang berdagang tentu juga bisa dihitung keuntungan per bulan. Setelah kita tulis, mari kita tinggalkan sementara.

Prinsip 10 dan 90
Penulis akan mengenalkan suatu prinsip yang sering diketahui banyak orang percaya tapi paling susah untuk dilakukan, yaitu Prinsip 10 dan 90. Tentunya kita sudah hapal betul bahwa dari seluruh penghasilan kita (Gaji Pokok), kita harus mengembalikan persepuluhan yang memang milik Tuhan (Maleakhi 3:10). Sekarang saatnya pembaca mengambil kertas tadi dan dari penghasilan tersebut dikurangi dengan 10% dari penghasilan (Gaji Pokok). Tentunya yang ini harus dikembalikan dalam Rumah Tuhan/Gereja dimana kita diberi makanan rohani, atau yang lebih dikenal dengan Gereja lokal kita.

Tuliskan disamping persepuluhan itu – untuk Tuhan. Nah, setelah itu, pasti pembaca memiliki sisanya yang 90% dan tentunya itu masih banyak bukan? Kita dapat menggunakan untuk kebutuhan hidup kita selama sebulan dan kita juga bebas menggunakannya untuk kebutuhan pribadi kita. Apakah betul konsepnya seperti itu? Tidak! Saya sedang mengenalkan paradigma yang mungkin bagi beberapa orang termasuk baru tentang hal ini. Yaitu tentang Prinsip 10 dan 90.

Ingatlah, pada saat kita lahir, kita dalam keadaan telanjang, dan pada saat kita meninggal, kita tidak dapat membawa apa-pun dari dunia ini (walaupun mayat selalu didandan-ni), jadi maksud Penulis adalah segala yang kita miliki dalam dunia ini adalah milik Tuhan, kita hanya dipinjamkan dan kita diberi tanggung jawab untuk sebagai Pengelola. Sehingga penghasilan tiap bulan kita memang hasil kerja keras kita selama sebulan, tetapi jangan pernah lupa, bahwa berkat datangnya dari Tuhan. Jadi seluruh materi yang kita miliki adalah milik Tuhan. Kita bukan siapa-siapa tanpa Tuhan Yesus Kristus.

Yang harus dilakukan Pembaca adalah menuliskan disamping yang 90% tersebut dengan – untuk Tuhan. Sehingga hal ini mengingatkan Pembaca bahwa sebenarnya 100% yang kita dapatkan dari pekerjaan kita adalah miliki Tuhan, hanya saja 10% kita kembalikan dalam Rumah Tuhan/Gereja, dan 90% kita diberi tanggung jawab untuk sebagai Pengelola. Hal ini juga akan mengingatkan kita, bahwa Rp.1.000,- yang kita keluarkan untuk bayar parkir-pun adalah untuk kemuliaan nama Tuhan. Dan kita bertanggung jawab atas hal itu. Inilah yang Penulis sebut dengan prinsip 10 dan 90. Dengan melakukan hal ini, maka tanpa kita sadari, kita sedang berinvestasi! Hanya orang yang sudah melakukannya dengan taat yang akan merasakan dan menikmatinya.

Penghasilan :
Persepuluhan (10%) - untuk Tuhan
Tanggung Jawab Pengelola (90%) - untuk Tuhan


Mengelola 90%
Mungkin untuk mengembalikan persepuluhan ke dalam Rumah Tuhan bukan hal yang sulit lagi, apabila kita melakukannya tiap bulan dengan taat (kecuali orang pelit hehehe) tetapi sebenarnya yang paling sulit adalah mengelola yang 90%. Karena kita sudah merasa bahwa itu milik kita dan hasil jerih payah kita. Ingatlah, bahwa tidak ada yang salah dengan menikmati hasil jerih payah kita, tetapi dalam menikmati hasil jerih payah kita tersebut-pun juga harus memuliakan nama Tuhan.

Untuk lebih jelas dalam mengelola yang 90% mari kita belajar dari cerita Yusuf yang sudah kita dengar sejak dari sekolah minggu dalam  Kejadian 41:29-36. Tuhan berbicara lewat mimpi firaun tentang 7 tahun kelimpahan dan 7 tahun kelaparan dalam pasal ini.

Sebelum kita bahas lebih jauh tentang hal ini, maka kita baca terlebih dahulu dalam Pengkhotbah 3:11, “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.”

Segala sesuatu indah pada waktunya disini, bukan waktu-NYA tetapi waktu-nya. Artinya adalah segala sesuatu indah pada polanya. Mari kita lihat contohnya dalam Ayat 4, “ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;” à  inilah pola dengan urutan yang sebenarnya, yaitu ada saat dimana kita mengalami KESUSAHAN dan juga ada saat kita mengalami KESENANGAN.

Tetapi yang harus diingat bahwa polanya adalah Susah-nya terlebih dahulu, baru kemudian Senang. Bukankah peribahasa dalam Indonesia juga ada yang mengatakan mirip seperti itu? Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang kemudian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.

Sekarang mari kita lihat kembali tentang masa kelimpahan dan masa kelaparan:

7thn Kelimpahan = SUSAH -> ay.34-35, Menyimpan 1/5 bahan makanan.
Masa kelimpahan disini bukan masa senang, tetapi justru disini adalah masa kesusahan. Karena disinilah waktu dimana mereka harus berkorban 1/5 dari kebutuhan hidup yang biasanya mereka habiskan, yang sebelumnya tidak pernah diterapkan peraturan seperti ini. Sehingga butuh perjuangan keras untuk investasi 1/5 bahan makanan.

7thn Kelaparan = SENANG -> ay.36, Negeri tidak binasa karena kelaparan.
Masa kelaparan adalah masa kesenangan, karena disnilah mereka dapat menikmati makanan di masa kelaparan, bukankah ini yang dinantikan orang percaya? Dimana kita diberkati pada masa kesusahan sehingga kita-pun juga menjadi berkat bagi orang disekitar kita. Seperti bangsa Mesir pada cerita ini, mereka-pun menjadi berkat bagi bangsa-bangsa disekitarnya. Dan banyak bangsa yang datang ke Mesir untuk mendapatkan makanan. Negeri yang seharusnya binasa dalam masa kelaparan, menjadi berkat bagi banyak orang. Tentu ini karena ketaatan Yusuf juga sebagai orang kedua di Mesir, dan juga ketaatan rakyatnya untuk berinvestasi.

Lihat urutannya, Pola-nya tetap sama, yaitu SUSAH terlebih dahulu baru SENANG. Jadi dalam mengelola yang 90%, kita harus menyisihkan 1/5 atau lebih (sesuai kebutuhan) untuk ditabung. Sehingga kita dapat menikmatinya di hari tua. Seberapa-pun yang kita tabung, itu akan seperti bola salju yang bergulir dari puncak gunung sampai bawah gunung, mungkin terlihat kecil, mungkin hanya Rp.200.000,-/bulan tetapi apabila kita dengan taat dan setia, tanpa kita sadari, investasi yang kita lakukan akan sangat menguntungkan dikemudian hari.

Tetapi ingatlah, bahwa kita tidak diajarkan untuk terus selalu menabung atau berinvestasi tetapi kita juga diajarkan untuk dapat menikmati dari hasil jerih payah kita. Dalam Pengkhotbah 3:13, dikatakan  Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah.

Jadi kita harus hidup seimbang dengan menikmati hasil jerih payah kita, karena itu-pun adalah pemberian dari Tuhan. btw, Menikmati dengan boros bedanya tipis, lebih baik kita tidak usah menghakimi orang yang sedang menikmati hasil jerih payahnya, mungkin terlihat boros bagi kita, tetapi kita tidak tahu perjuangan yang telah dia lakukan sebelumnya. Namun, hal yang harus diingat, dalam menikmati-pun juga harus dapat memuliakan nama Tuhan.

Selamat berinvestasi dan Selamat menikmati hasil jerih payah.

No comments: