Welcome....

Selamat datang teman-teman. Saya Paulus yang biasa dipanggil PaO. Saya rindu sekali untuk membuat artikel. Disinilah saya menuangkan semua hasil pemikiran. Saya beri judul pada Blog ini, Reflection Results. Ini semua hasil pemikiran, ide, refleksi dari saya sendiri. Apabila ada kata-kata atau kalimat dari orang lain, saya berikan footnote atau resensi tulisan. Saya yakin anda mendapat pelajaran yang baik pada saat anda membacanya. Bila teman-teman sedang ada waktu, boleh sekalian dikasih komentarnya dalam setiap artikel yang dibaca. Bila ada yang tidak setuju juga tidak masalah :D all praise to Jesus! praise for ever!!

Selamat Membaca. Tuhan Yesus Kristus Memberkati.

Penulis : Pdp. Paulus Igunata Sutedjo, M.Th.

Labels

Wednesday, November 19, 2014

Perkataan Pertama - Lukas 23:1-34; Matius 6:14


Apa yang pertama kali akan kita katakan, apabila ada seseorang yang menyakiti hati kita, tetapi sebenarnya bukan kesalahan kita? Biasanya, orang akan membela dirinya karena memang merasa tidak bersalah. Ada juga yang membalasnya dengan perkataan yang tidak enak didengar dan ada juga yang membalas perbuatannya. Pada dasarnya, manusia akan cenderung membela dirinya apabila dia memang merasa tidak bersalah. Tetapi waktu Yesus akan disalib, Dia tidak membela diriNya sendiri, bahkan Yesus diam saja tanpa membalas perbuatan orang-orang yang menyakitiNya.

Perkataan Pertama yang Yesus ucapkan pada saat disalib adalah, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."  Yesus mengucapkan hal tersebut setelah Dia dituduh menyesatkan orang banyak, dinista, diolok-olok oleh Herodes beserta pasukannya, disiksa, dan dicambuk. Apabila kita imajinasikan dan memosisikan diri kita seperti Yesus, apakah kita sanggup mengampuni setelah apa yang diperbuat oleh orang-orang disekitarNya? 

Tentunya sangat sulit bagi kita untuk mengampuni, terutama terhadap orang-orang yang sudah menyakiti hati kita. Tetapi Yesus memberi teladan yang sangat baik, perkataan pertama yang Dia ucapkan setelah dihina begitu rupa oleh orang banyak adalah hal tentang pengampunan. Tidak ada jalan yang singkat untuk mengampuni, karena mengampuni membutuhkan proses yang sangat panjang. Seorang hamba Tuhan dari Amerika Serikat yang bernama Joice Meyer menceritakan pengalaman dirinya yang pernah mengalami pelecehan seksual dari ayahnya sendiri. Namun karena pertolongan Roh Kudus, Joice Meyer akhirnya dapat mengampuni ayahnya. Beberapa puluh tahun setelah Joice mengampuni, ayahnya bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya.

Joice Meyer menerapkan empat strategi untuk mengampuni. Pertama, buatlah keputusan bahwa kita mau mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Kedua, minta bantuan Roh Kudus agar kita dimampukan untuk bertindak nyata mengampuni orang yang bersalah tersebut. Ketiga, jangan pernah mengingat atau menceritakan kembali kepada orang lain tentang pengalaman buruk yang pernah kita alami, karena akan membangkitkan luka lama, kecuali untuk kesaksian. Keempat, berdoa dan berkatilah orang yang telah berbuat salah kepada kita. Percayalah mujizat besar akan terjadi dalam diri kita.

Setiap orang pasti pernah berbuat kesalahan, bahkan secara sadar atau tidak, kita pun pernah bersalah sampai menyakiti hati orang lain. Mari kita introspeksi diri dengan merenungkan sikap Yesus yang mau mengampuni kepada orang-orang yang bersalah kepadaNya, karena bagi orang-orang yang mau mengampuni sesamanya, dia akan diampuni juga oleh Bapa di Sorga.

Pengampunan dimulai dari keputusan untuk mengampuni.




Sumber:
1. Wisdom of God
2. Renungan Harian Manna Sorgawi - Senin, 12 Mei 2014

No comments: