Welcome....

Selamat datang teman-teman. Saya Paulus yang biasa dipanggil PaO. Saya rindu sekali untuk membuat artikel. Disinilah saya menuangkan semua hasil pemikiran. Saya beri judul pada Blog ini, Reflection Results. Ini semua hasil pemikiran, ide, refleksi dari saya sendiri. Apabila ada kata-kata atau kalimat dari orang lain, saya berikan footnote atau resensi tulisan. Saya yakin anda mendapat pelajaran yang baik pada saat anda membacanya. Bila teman-teman sedang ada waktu, boleh sekalian dikasih komentarnya dalam setiap artikel yang dibaca. Bila ada yang tidak setuju juga tidak masalah :D all praise to Jesus! praise for ever!!

Selamat Membaca. Tuhan Yesus Kristus Memberkati.

Penulis : Pdp. Paulus Igunata Sutedjo, M.Th.

Labels

Thursday, January 31, 2013

Fungsi Lidah menurut Alkitab


Lidah adalah salah satu bagian tubuh manusia yang kecil. Lidah memang kecil tetapi mempunyai peranan sangat besar dalam kehidupan seorang manusia. Dengan lidah kita dapat menyadarkan kesalahan seseorang sekaligus juga bisa menjatuhkan seseorang, ini semua tergantung bagaimana kita menggunakan Lidah sesuai fungsinya. Banyak hal negative yang dapat dilakukan lidah, antara lain adalah: memfitnah, bergosip, mengutuk, mencaci-maki, menghakimi, dll. Tentunya sebagai Anak Tuhan, kita harus dapat menggunakan lidah sesuai dengan fungsinya. Dalam artikel kali ini, Penulis membahas tentang Fungsi Lidah menurut Alkitab. Mari kita sama-sama belajar tentang Fungsi Lidah yang sebenarnya.


1. Lidah dapat Menyembuhkan
Ams 12:18.  Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, tetapi lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan.

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Lidah sangat berpengaruh dalam menyembuhkan luka seseorang. Orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, yang artinya dapat menyakiti hati seseorang, tetapi lidah orang bijak akan mendatangkan kesembuhan bagi mereka yang sakit hati. Tidak jarang seorang Konselor dapat menyembuhkan luka batin Konseli hanya dengan kata-kata. Hati yang terluka dapat dibalut dengan kata-kata yang menyejukkan, dan kita sebagai Anak Tuhan sudah seharusnya menjadi orang yang dapat menyembuhkan dengan kata-kata.


2. Lidah dapat Mengajar
Ams 15:2.  Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan.

Orang bijak selain mendatangkan kesembuhan dengan lidahnya, ia juga dapat mengeluarkan pengetahuan. Pengetahuan tersebut dapat digunakan untuk mengajar. Seseorang bisa mengajar karena dia belajar terlebih dahulu, jadi ada baiknya kita mengisi diri kita dengan pengetahuan akan firman Tuhan terlebih dahulu, lalu baru pengetahuan luar kita pelajari. Kita juga harus mengisi pengetahuan umum supaya kita tidak seperti katak dalam tempurung, yang hanya mengetahui tentang seputar Alkitab, tetapi buta dengan pengetahuan umum. Banyak hal di dalam dunia ini yang dapat kita pelajari dan hal tersebut-pun dapat menjadi berkat bagi orang disekitar kita. Jadi setelah diisi dengan pengetahuan, baru kita bisa memberkati orang dengan lidah kita.


3. Lidah untuk Memberi Hidup
Ams 18:21.  Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.

Menurut ayat ini Lidah mempunyai kuasa atas hidup dan mati. Tetapi seperti yang kita tahu, bahwa dalam Kitab Amsal tidak selalu semuanya dapat diterjemahkan secara harafiah. Yang dimaksudkan adalah, dengan lidah kita dapat membunuh seseorang, karena seseorang bisa bunuh diri hanya dengan kata-kata, tetapi lidah juga dapat memberi hidup kepada seseorang dengan kata-kata yang membangun dan tentunya kata-kata yang positive. Jadi dalam setiap kehidupan kita, jangan pernah menghakimi seseorang dengan kata-kata yang menjatuhkan. Konon dalam suatu suku di daerah tertentu, mereka mempunyai kebiasaan unik dalam menebang suatu pohon. Pohon tersebut dikelilingi oleh mereka lalu hanya dengan kata-kata yang tidak enak didengar, mereka dapat menjatuhkan pohon tersebut. Bagaimana-pun juga tumbuhan tetap makhluk hidup, jadi hanya dengan kata-kata yang menjatuhkan, pohon tersebut dapat jatuh. Itu baru pohon, bagaimana kita sebagai manusia? Mari kita gunakan lidah kita untuk mengeluarkan kata-kata yang membangun, sehingga dapat memberi hidup.


4. Lidah untuk Mengatakan Kebenaran
Ams 12:19.  Bibir yang mengatakan kebenaran tetap untuk selama-lamanya, tetapi lidah dusta hanya untuk sekejap mata.

Seringkali kita sebagai Anak Tuhan, Hamba Tuhan masih suka berbohong dengan alasan bohong putih. Padahal bohong adalah tetap bohong. Fungsi lidah yang keempat adalah untuk mengatakan kebenaran bukan kebohongan. Sehingga kita juga harus melatih diri untuk mengatakan YA kalo memang YA, dan TIDAK kalo memang TIDAK. Hal seperti ini membutuhkan proses yang panjang, terutama bagi kita yang sudah terbiasa berbohong, karena apabila sudah terbiasa, maka hal tersebut akan menjadi karakter. Jadi, mulailah dari kebiasaan untuk mengatakan kebenaran sehingga kita menjadi orang yang dapat dipercaya bagi orang disekitar kita dan bagi Bapa kita di Sorga.


5. Lidah dapat Memberi semangat
Yes 50:4.  Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.

Lidah juga dapat memberi semangat kepada seseorang yang terutama sedang letih lesu. Tidak jarang, semangat seseorang timbul setelah mendengar nasihat dari teman dekatnya atau orang disekitarnya sehingga dalam menjalani hidup atau menghadapi masalah, dia menjadi semangat kembali. Lidah yang dapat memberi semangat adalah lidah yang diberkati, dan untuk melakukannya susah-susah gampang, terutama bagi orang yang telah terbiasa menjatuhkan seseorang dengan kata-katanya. Hidup yang menjadi berkat tidak harus selalu memberi lewat materi, tetapi bisa juga melalui hal kecil, seperti memberi semangat kepada orang yang membutuhkannya. Lucunya, tidak selalu orang dewasa saja yang dapat memberi semangat, tetapi anak kecil yang masih belum banyak pengalaman juga bisa dapat memberi semangat kepada orang yang lebih tua. Mari gunakan lidah kita untuk memberi semangat kepada orang yang letih lesu dan berbeban berat.


6. Lidah untuk Memuji Tuhan. 
Yak. 3:9.  Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita

Memuji Tuhan tidak harus dengan nyanyian yang indah, yang sering kita lakukan dalam setiap ibadah. Memuji Tuhan dapat kita lakukan di dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti dalam bersosialisasi dengan orang lain atau bahkan sedang bekerja-pun kita dapat memuji Tuhan. Tetapi, masih banyak orang Kristen yang malas memuji Tuhan lewat nyanyian pada saat ibadah. Seakan-akan mulut terkunci rapat dan sama sekali tidak mengeluarkan suara pada saat bernyanyi waktu ibadah berlangsung, mungkin hal tersebut disebabkan adanya masalah yang bertubi-tubi dalam kehidupannya, sehingga malas untuk bernyanyi. Seharusnya kita dapat memuji Tuhan juga lewat nyanyian, ingatlah, kita sedang memuji Tuhan, bukan sekedar bernyanyi saja. Raja segala Raja, Tabib segala Tabib, Bapa segala Bapa, hanya Dia yang layak menerima pujian dan penyembahan kita. Untuk itulah, setiap ibadah mari kita dapat memuji Tuhan lewat nyanyian kita dengan segenap hati, jiwa dan pikiran kita. Dan kita dapat memuliakan nama-Nya lewat nyanyian tersebut. Pujilah Dia!


7. Lidah yang Memberkati
Yak. 3:10.  dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk.

Selain berkat, lidah kita juga berfungsi untuk mengutuk. Ada baiknya kita belajar untuk mengeluarkan kata-kata yang memberkati, bukan yang mengutuk. Kutukan yang keluar dari lidah seseorang, biasanya dikarenakan adanya luka hati yang tersimpan begitu rapat, sehingga lidah orang itu hanya bisa mengeluarkan makian dan kata-kata yang tidak enak didengar. Kata-kata yang memberkati berasal dari kedamaian hati yang didapat hanya dari Tuhan Yesus Kristus melalui firman-Nya. Jadi ada baiknya kita mengawali hari dengan firman Tuhan, dan mengisi kerohanian kita dengan firman-Nya, yaitu perenungan ayat Alkitab (saat teduh). 

Demikian artikel tentang fungsi lidah menurut Alkitab. Mari kita sama-sama belajar untuk dapat mengendalikan lidah dan menggunakan lidah sesuai dengan fungsinya. 

Tuhan Yesus memberkati.