Hagai mendapat tugas dari Tuhan untuk mendorong bangsa Yahudi membangun kembali Bait Suci, supaya mereka dapat melihat dan menggunakan dari kemegahan bangunan itu seperti semula. Karena saat itu bangunan tersebut sudah menjadi reruntuhan dan keadaannya sungguh menyayat hati. Mengembalikan bangunan yang megah itu seperti semula tentu tidak semudah yang dikatakan. Bahkan bila ingin membangun lebih megah daripada sebelumnya, mereka harus lebih bekerja keras serta memiliki komitmen yang kuat, supaya tidak mudah goyah sehingga pembangunan itu tidak berhenti di tengah jalan.
Untuk itu, Hagai berkata kuatkanlah hatimu kepada bangsa Yahudi. Hagai menguatkan hati mereka bukan hanya kepada pemimpinnya, atau imam besarnya saja, tetapi Hagai juga menguatkan hati seluruh bangsa Yahudi. Hagai juga berjanji bahwa Tuhan akan menyertai sehingga semangat mereka tidak hanya di awal saja, tetapi mereka juga dapat semangat sampai Bait Suci itu selesai dibangun.
Pertanyaannya adalah, mengapa Hagai harus repot-repot menguatkan hati pemimpinnya, juga rakyatnya? Bukankah jika ingin memberi semangat, Hagai hanya perlu memberi semangat kepada pemimpinnya, sehingga pemimpinnya itu yang kemudian meneruskan semangat tersebut kepada rakyatnya? Kita perlu mengingat kembali, bahwa rakyatnya atau orang-orang Yahudi ini juga menunda pembangunan Bait Suci, karena mereka lebih fokus terhadap rumah pribadinya daripada Rumah Tuhan. Untuk itu Hagai juga menguatkan hati mereka untuk membangun kembali Bait Suci, sehingga terbentuklah kesatuan hati di antara pemimpin, dan dengan orang yang dipimpin. Jika tidak ada kesatuan di antara mereka, mungkin saja Bait Suci itu tidak akan pernah dibangun kembali.
Di dalam setiap organisasi sekuler ataupun organisasi rohani, pasti ada pimpinan dan juga ada bawahan. Dibutuhkan kesatuan hati supaya tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud. Jika yang semangat saja hanya pimpinan, sementara anak buahnya tidak ada niat sama sekali untuk meraih tujuan tersebut, maka sia-sialah perjuangan, pekerjaan, serta semangat sang pimpinan. Untuk itu kesatuan hati harus dibentuk dalam organisasi tersebut.
Berarti setiap elemen dalam suatu organisasi, masing-masing memiliki tugas tanggung jawabnya sendiri. Setiap elemen tersebut harus memiliki kesatuan hati dalam menuaikan tugas tanggung jawabnya. Jika ada satu orang saja yang sudah menyerah atau putus asa, maka "roda" dalam organisasi itu akan berjalan lambat. Alangkah baiknya, jika kawan-kawan sekitarnya dapat memberi semangat kepada orang yang menyerah itu, sehingga "roda" dalam organisasi tersebut dapat berputar kembali untuk meraih suatu tujuan yang sudah ditetapkan bersama-sama. Akhirnya, hasilnya pun juga dapat dinikmati bersama-sama.
Satu lidi akan mudah dipatahkan,
tetapi kekuatan kesatuan itu seperti seribu lidi yang sulit dipatahkan!
No comments:
Post a Comment