- Etimologi teologi, berasal dari (bhs. Yunani) kata theos berarti Tuhan dan logos berarti kata, perkataan, percakapan, dan ilmu.
- Dalam Akademis, teologi berarti ilmu tentang Tuhan atau percakapan tentang Tuhan dan alam semesta. Teologi adalah ”upaya menyelidiki pertanyaan-pertanyaan tentang hakikat Tuhan”.
- Istilah teologi dalam konteks Kristen adalah disiplin studi yang mencari pengertian tentang wahyu Allah dalam alkitab.
- Pendapat / pemahaman seseorang dalam mencari pengertian tentang Allah dalam kehidupan sehari-hari, lewat penciptaan, lewat hasil pemikiran sendiri tentang Allah
Teologi kucing & anjing
adalah pemahaman/pendapat dari 2 orang biasa (bukan tokoh) yang mencari
pengertian tentang Allah lewat ilustrasi dari 2 binatang, yaitu kucing dan
anjing. Penulis buku ini adalah Bob Sjogren & Gerald Robison.
Dari awal buku ini
memperingatkan, bahwa buku ini untuk mengintrospeksi hubungan kita dengan Allah
dan mempunyai kehidupan dengan kerinduan untuk kemuliaan Allah.
APA YANG DIMAKSUD DENGAN
TEOLOGI ANJING & KUCING ?
Teologi Kucing
dan Anjing ini adalah Teologi yang didasarkan atas perbedaan sifat binatang kucing dan anjing yang dianalogikan dengan bagaimana hubungan kita dengan
Allah. Untuk lebih jelasnya, kita akan langsung melihat bagaimana pandangan
kucing dan anjing terhadap Peran Allah, ciri-ciri, kata-kata yang dikeluarkan
dan ketaatannya. Berikut ini adalah tabelnya.
Melalui tabel ini, saya dapat menyimpulkan, bahwa kucing memusatkan hidupnya dan sekitarnya kepada dirinya sendiri, sehingga dalam hal ini, kucing yang menjadi Tuannya, dan Tuhan menjadi pelayannya (Pembantu). Sedangkan anjing, memusatkan hidupnya dan sekitarnya kepada Tuhan, sehingga Tuhan yang disembahnya menjadi Tuan dalam hidupnya. Jadi segala sesuatu bagi kucing adalah tentang dia, bukan orang lain atau juga bukan Tuhan.
Martin Luther, orang yang
dipakai Allah untuk memicu reformasi terbesar dalam sejarah kekristenan
mengatakan, “Hakekat dosa ialah bahwa manusia mencari kepentingannya sendiri di
dalam segala sesuatu, bahkan di dalam Allah.” Terlalu banyak orang yang datang kepada Tuhan Yesus Kristus yang fokusnya hanya untuk mendapatkan kebahagiaan, berkat, kesembuhan, jodoh, dll. Fokus hidup kucing selalu mementingkan kepentingannya sendiri dan apa yang dibutuhkan, sehingga dia senang sekali dilayani. Dia mungkin lupa atau hilang ingatan kalau dia adalah ciptaan Tuhan, yang seharusnya menjadikan Tuhan sebagai pusat hidupnya.
Seandainya segala sesuatu
tentang diri kita sendiri, maka kita tidak akan dapat melihat hutan
karena fokusnya hanya tertuju pada pohon. Perhatian kucing tertuju pada
penggalan-penggalan dari karya penciptaan Tuhan, sehingga ia tidak dapat melihat “gambar itu
secara keseluruhan”. Padahal firman Tuhan dengan jelas mengatakan bahwa segala
sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia (Kol.1:16) dan Hanya
Dia yang layak menerima puji-pujian, hormat dan kuasa (Why.4:11).
APA YANG DAPAT MEMBEDAKAN
KUCING DENGAN ANJING ?
Untuk dapat melihat dengan jelas perbedaan kucing dengan anjing, kita dapat melihat melalui tabel di bawah ini.
Dari luar, kucing dan anjing akan terlihat sama, kita tidak dapat membedakan. Mereka pernah mengundang Kristus dalam hidup mereka, mereka sama-sama berdoa, mereka juga saat teduh. Yang membedakan adalah sikap hatinya, kucing berkata “segala sesuatu tentang saya”, anjing berkata “segala sesuatu tentang Allah”.
APAKAH TEOLOGI KUCING SALAH ?
Setelah kita melihat pengertian dan perbedaan dari teologi anjing dan kucing, maka saya dapat menyimpulkan bahwa teologi
kucing
tidak salah, hanya saja tidak
lengkap. Karena
tidak lengkap, maka teologi itu merupakan penyelewengan dari kehendak Allah dan dari apa yang ingin
difirmankan-Nya kepada kita.
Berarti kucing keliru dalam menanggapi firman Tuhan. Bicara tentang keliru, saya teringat dengan seorang bernama Jaya Suprana yang mencetuskan Kelirumologi. Pengusaha jamu asal Kota Semarang yang juga
pendiri MURI (Museum Rekor Indonesia). Sebagai
pemikir, Jaya kerapkali memperdalam berbagai literatur baik dari buku maupun
media lainnya untuk mempelajari kekeliruan yang terlanjur dianggap benar di
tengah masyarakat. Dari hasil olah pikirnya itu, Jaya menerbitkan buku berjudul Kaleidoskopi
Kelirumologi. Buku tersebut mengajak pembaca agar lebih kritis terhadap
semua hal yang dianggap benar padahal sebenarnya salah. Jadi, kelirumologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang kekeliruan menyebutkan suatu kata atau
kalimat yang sudah dianggap benar di tengah masyarakat. Jaya Suprana dikenal sebagai Bapak Kelirumologi. Dulu, secara berkala, Jaya Suprana juga menuliskan artikel-artikel
tentang kelirumologi di majalah bulanan Indonesia Intisari,
setiap artikel membahas sebuah istilah yang salah kaprah. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Kelirumologi
Apa hubungan kelirumologi dengan teologi kucing? Saya akan memberikan satu ilustrasi yang saya dapat pada saat kuliah, lalu saya coba renungkan ternyata apa yang saya pegang selama ini keliru. Hal ini juga dibahas oleh Jaya Suprana. Yaitu tentang Presensi dan Absensi. Sejak saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar, saya mengenal kata absensi. Guru selalu meng-absen kita sebelum sekolah dimulai dan setelah sekolah dimulai. Guru akan mengeluarkan daftar absensi pada saat itu, tetapi apakah benar itu daftar absen? Mari kita lihat pengertiannya terlebih dahulu. absensi artinya ketidakhadiran, sedangkan presensi artinya kehadiran. Melihat pengertian ini, berarti apabila kita menyebutkan Daftar Absensi itu adalah keliru, karena daftar tersebut dibuat untuk melihat anak-anak yang hadir, bukan yang tidak hadir. Walaupun dengan melihat yang hadir kita juga dapat mengetahui yang tidak hadir, tetapi pada dasarnya daftar itu dibuat untuk melihat kehadiran. Jadi apabila masih memakai kata Daftar Absensi, itu jelas keliru.
Kekeliruan dalam teologi kucing sangat jelas, dalam memandang berkat, meminta sesuatu kepada Tuhan dan dalam melihat pertumbuhan jemaat di Gereja. Berikut ini, saya akan memberi contoh cara pandang kucing yang keliru.
1. Memandang Berkat.
Kej. 12:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram:
"Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini
ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Gen 12:2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang
besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan
menjadi berkat. Gen 12:3 Aku akan
memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang
mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."
Dalam ayat ini, Allah memberkati Abraham dan menginginkan Abraham juga menjadi
berkat bagi banyak orang. Berarti Abraham diberkati untuk memberkati.
Dalam memandang berkat, kucing ingin mengumpulkan berkat-berkat di
dalam ember dan menyimpannya untuk diri sendiri. Tetapi anjing memandang
dirinya sebagai pipa yang mempunyai tujuan agar diisi dengan air dan membawanya
ke tempat lain. Anjing menikmati berkat dan menyalurkan kepada orang lain.
Jadi tidak lengkap apabila Abraham hanya sampai tahap diberkati
dan menikmati berkat itu sendirian.
2. Meminta sesuatu kepada Tuhan.
Mat
7:7 "Mintalah, maka akan diberikan
kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan
bagimu.
Yesus menyuruh kita untuk meminta, sehingga dalam doa kucing
seringkali terdengar “Tuhan tolong lindungi saya, berkati saya, berikan saya
kekuatan.” Dan tidak ada kata-kata untuk memuji dan menyembah Tuhan. Yesus Kristus.
Tidak salah kita berdoa meminta sesuatu kepada Tuhan, tetapi doa kucing tidak lengkap, karena kita harus fokus melihat kepada kuasa dan kemuliaan Tuhan yang mampu
memberi apapun yang kita minta, bukan fokus kepada apa yang kita minta.
Jadi tidak lengkap apabila kita hanya berdoa untuk meminta apa
yang kita inginkan.
3. Melihat keberhasilan pertumbuhan jemaat di Gereja.
Kucing akan melihat keberhasilan pertumbuhan Gereja dengan melihat
dari berapa besar gereja, berapa banyak jemaatnya, berapa persembahannya.
Tidak salah kita melihat itu semua dari segi kuantitas, hanya saja
tidak lengkap karena kita tidak melihat dari kualitas kerohanian jemaat,
seperti : ketaatan jemaat, kerohanian jemaat, penyembahan kepada Tuhan,
pertobatannya, kekudusan dalam jemaat, dll.
Karena dengan melihat pertumbuhan kerohanian dari jemaat, maka
dengan sendirinya kuantitas jemaat pun akan bertambah, tetapi seandainya tidak,
tetap “terpujilah nama Tuhan”
Jadi tidak lengkap apabila kita hanya melihat pertumbuhan jemaat di Gereja hanya dari segi kuantitasnya saja.
KONKLUSI
Demikianlah pembahasan tentang Teologi Kucing dan Anjing. Ingatlah selalu bahwa kita adalah ciptaan-Nya, sehingga fokus dan pusat hidup kita harus berada dalam Tuhan Yesus Kristus. Dia-lah yang menjadi Tuan atas hidup kita dan kemuliaan hanya bagi Dia (Roma 11:36).
JBU
4 comments:
thanks gan
tulisan anda membuat saya tergerak untuk masuk dalam teologi anjing :D
GB
amin :) kita sama2 belajar bahwa fokus hidup kita hanya utk Tuhan Yesus Kristus. Jbu
Kolose 3: 23
Apapun yg kita perbuat... perbuatlah dgn sgnap hati kita spt utk Tuhan dan bkn utk manusia.
Amin
Post a Comment