Welcome....

Selamat datang teman-teman. Saya Paulus yang biasa dipanggil PaO. Saya rindu sekali untuk membuat artikel. Disinilah saya menuangkan semua hasil pemikiran. Saya beri judul pada Blog ini, Reflection Results. Ini semua hasil pemikiran, ide, refleksi dari saya sendiri. Apabila ada kata-kata atau kalimat dari orang lain, saya berikan footnote atau resensi tulisan. Saya yakin anda mendapat pelajaran yang baik pada saat anda membacanya. Bila teman-teman sedang ada waktu, boleh sekalian dikasih komentarnya dalam setiap artikel yang dibaca. Bila ada yang tidak setuju juga tidak masalah :D all praise to Jesus! praise for ever!!

Selamat Membaca. Tuhan Yesus Kristus Memberkati.

Penulis : Pdp. Paulus Igunata Sutedjo, M.Th.

Labels

Wednesday, June 12, 2013

Mengalah Bukan Berarti Kalah - Matius 5:38-42

Mat 5:38  Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. 
Mat 5:39  Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu
Mat 5:40  Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu
Mat 5:41  Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. 
Mat 5:42  Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu.

Reflek seseorang pada saat ditampar, pasti akan membalasnya, baik dengan menampar kembali atau juga membalasnya dengan kata-kata. Yesus berkata, "siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu", tetapi  pada saat Yesus ditampar oleh seorang penjaga, waktu Dia sedang menghadap Imam Besar, Yesus tidak diam dan memberikan pipi kirinya , tetapi membalasnya dengan berkata, "Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah engkau menampar Aku?" (Yoh.18:22-23). Apabila kita renungkan kembali, maka ucapan dan tindakan Yesus sangat bertolak belakang. Yesus memang tidak membalas penjaga tersebut dengan tamparan, tetapi Yesus juga tidak diam, namun Dia membalasnya dengan kata-kata. Untuk itulah kita harus mengetahui terlebih dahulu tentang makna dari memberi pipi kiri. 

Di Israel pada zaman itu, perselisihan antara dua orang seringkali dilakukan di depan umum. Seseorang boleh memaki lawannya secara habis-habisan di depan umum. Dalam gaya bahasa Yahudi itu disebut "menampar pipi". Setelah itu, lawannya mempunyai hak untuk membalas dengan mencaci maki pula. Dalam gaya bahasa Yahudi itu disebut "membalas menampar". Pada zaman itu juga ada kebiasaan dalam hal-hal pinjam meminjam barang. Jika kita meminjam sesuatu dari seseorang, maka orang tersebut berhak untuk meminta jaminan, misalnya sehelai baju kita sendiri. Apabila kita lalai memberi jaminan, kita dapat melaporkannya kepada yang berwajib. Ada pula kebiasaan masyarakat Israel pada zaman itu dalam hal membantu orang asing. Apabila ada orang yang menanyakan suatu daerah, maka kita wajib untuk menunjukkan jalan dan mengantar dia sejauh satu mil dan selama perjalanan, kita bertanggung jawab atas keselamatan orang asing itu.

Jadi, sebenarnya ketiga makna tersebut adalah tentang merelakan hak kita untuk dapat digunakan orang lain. Mungkin pada saat kita merelakan hak tersebut, kita terlihat kalah dari orang itu, sedangkan orang itu menang dari kita. Tetapi, tindakan itu sebenarnya bukan suatu kekalahan tetapi suatu tindakan mengalah. Kalah itu berarti tidak menang, sedangkan mengalah itu berarti dengan sengaja kalah atau tidak mempertahankan hak yang seharusnya menjadi miliknya. 

Pelajaran penting untuk kita disini, bahwa dalam menjalin relasi dengan sesama kita, tentu akan timbul konflik-konflik yang mungkin saja hal tersebut terjadi bukan  karena kesalahan kita, tetapi hari ini kita harus tetap belajar mengalah. Kita harus belajar sabar dan mengasihi sesama, terutama kepada orang yang telah berbuat salah kepada kita. Terkadang, memang kita harus mengalah dalam menghadapi seseorang yang tidak sabar. Mengalah bukan berarti kalah, sebab seringkali justru dengan mengalah kita akan mendapat kemenangan. Keberanian tidak bisa diukur dari pembalasan, tetapi dari mengalah.

Seseorang dapat dikatakan berani, 
bukan dilihat dari bagaimana ia membalas 
tetapi bagaimana ia mengalah.

No comments: