Dalam kehidupan manusia, masa kelimpahan mungkin dapat kita artikan sebagai masa di mana kita dapat menggunakan seluruh harta kekayaan kita untuk kesenangan dan keinginan kita, tanpa memedulikan bagaimana ke depannya nanti. Pada kenyataannya, memang banyak anak Tuhan yang berhutang di mana-mana, karena pada saat "masa kelimpahan", mereka tidak menggunakan waktu tersebut dengan baik. Masa kelimpahan dapat kita artikan sebagai masa muda kita. Masa muda adalah masa produktif, di mana kita bisa menggunakan waktu yang kita miliki untuk bekerja. Sedangkan masa kelaparan dapat kita artikan sebagai masa tua kita, di mana kita tidak bisa lagi bekerja karena keterbatasan fisik kita. Jadi, apa yang harus kita lakukan untuk membuat hidup seimbang dalam masa muda dengan masa tua kita, sehingga kita juga dapat menikmati hasil jerih payah di masa tua nanti?
Kita harus merubah cara berpikir tentang masa kelimpahan dan masa kelaparan. Tujuh tahun masa kelimpahan, sebenarnya bukanlah masa yang menyenangkan, karena di sinilah waktu mereka harus berkorban untuk menabung seperlima dari kebutuhan hidup yang biasanya mereka habiskan. Sebelumnya tidak pernah diterapkan peraturan seperti itu, sehingga bagi mereka yang biasanya menghabiskan bahan makanan, butuh perjuangan keras untuk menyisihkan seperlima bahan makanan dari kebutuhan hidupnya. Sedangkan tujuh tahun masa kelaparan, adalah masa kesenangan, karena di sinilah mereka dapat menikmati makanan di masa kelaparan.
Bukankah ini yang dinantikan orang percaya, di mana kita diberkati pada masa kesusahan dan tidak berhenti sampai di situ, tetapi juga menjadi berkat bagi orang di sekitar kita. Seperti bangsa Mesir pada cerita ini, mereka pun menjadi berkat bagi bangsa-bangsa di sekitarnya. Banyak bangsa yang datang ke Mesir untuk mendapatkan makanan. Negeri yang seharusnya mengalami masa kelaparan, menjadi berkat bagi banyak orang.
Begitu pula dengan hidup kita, seharusnya dalam masa kelimpahan, yaitu masa muda, kita dapat berkorban seperlima dari penghasilan yang kita miliki atau lebih, sesuai dengan kebutuhan hidup untuk ditabung. Sehingga pada masa tua, yang seharusnya menjadi masa yang susah untuk bekerja, kita dapat menikmati hasil jerih payah masa muda kita. Tidak berhenti sampai diberkati saja, tetapi dalam masa tua, kita pun juga dapat menjadi berkat bagi orang di sekitar kita. Masa tua yang seharusnya susah, menjadi senang karena kebijaksanaan kita mengelola penghasilan di masa muda.
Mari kita belajar dari masa muda untuk menabung dan mengelola penghasilan dari yang Tuhan sudah percayakan kepada kita, sehingga di masa tua kita dapat menikmati hasil jerih payah kita sendiri.
Masa tua kita akan senang, apabila kita dapat
mengelola penghasilan di masa muda.
__________________
Sumber:
1. Wisdom of God.
2. Renungan Harian Manna Sorgawi 25 Oktober 2013.
No comments:
Post a Comment