Welcome....

Selamat datang teman-teman. Saya Paulus yang biasa dipanggil PaO. Saya rindu sekali untuk membuat artikel. Disinilah saya menuangkan semua hasil pemikiran. Saya beri judul pada Blog ini, Reflection Results. Ini semua hasil pemikiran, ide, refleksi dari saya sendiri. Apabila ada kata-kata atau kalimat dari orang lain, saya berikan footnote atau resensi tulisan. Saya yakin anda mendapat pelajaran yang baik pada saat anda membacanya. Bila teman-teman sedang ada waktu, boleh sekalian dikasih komentarnya dalam setiap artikel yang dibaca. Bila ada yang tidak setuju juga tidak masalah :D all praise to Jesus! praise for ever!!

Selamat Membaca. Tuhan Yesus Kristus Memberkati.

Penulis : Pdp. Paulus Igunata Sutedjo, M.Th.

Labels

Thursday, November 14, 2013

Pamer Tefillin Dan Tallit - Matius 23:5




Sebutan lain untuk tali sembahyang dalam ayat yang sudah kita baca adalah tefillin, yang arti harfiahnya adalah doa. Bentuk dari tefillin adalah dua kubus, dibuat dari kulit binatang halal. Besarnya berbeda-beda, tetapi rata-rata sekitar 4x4 cm. Tali sembahyang untuk kepala dibagi menjadi empat bagian yang sama, untuk tangan tidak ada pembagian. Di dalamnya ditempatkan keempat bagian firman Tuhan, yaitu, Kel 13:1-10; 13:11-16; Ul 6:4-9; 11:13-21. Ditulis dengan tangan pada perkamen, empat potongan untuk tefilin yang diletakkan di kepala, satu potongan untuk yang di tangan. Tali sembahyang dibubuhkan pada tali pengikat dari kulit, yang diikatkan pada tangan kiri dan tengah-tengah dahi oleh laki-laki sebelum waktu doa pagi, di rumah atau di sinagoge. Tali sembahyang itu dikenakan setelah selendang doa atau tallit. Selendang doa ini dipakai orang Yahudi waktu doa pagi. 


Selendang doa mempunyai ciri khas pada jumbai yang dipilin dan diikat, yang digantungkan pada keempat sudut-sudutnya. Jumbai ini disebut sebagai tzitzit. Pemasangan tzitzit merupakan salah satu dari 613 perintah Taurat yang harus dikenakan pada pakaian-pakaian orang Yahudi (Bil 15:38). Jadi tefillin dan tallit adalah perlengkapan orang Yahudi untuk berdoa dan juga simbol kesalehan seseorang. 

Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, karena beberapa orang dari mereka terkesan memamerkan diri dengan membuat kotak yang lebih besar daripada yang seharusnya. Sehingga, mereka terlihat lebih saleh, lebih suci, lebih taat, dan lebih giat dalam menjalankan hukum Taurat daripada orang-orang lain. Selain itu, mereka juga merasa harus memakai jumbai yang lebih besar dan panjang daripada yang biasa, untuk memenuhi keinginannya agar lebih diperhatikan sebagai orang yang lebih saleh daripada orang lain. Mereka memperbesar kotak di tali sembahyang dan jumbai-jumbai pada punca baju mereka, sementara hati mereka sangat kurang dan sangat miskin akan kasih kepada Tuhan dan sesama. Padahal yang Tuhan Yesus prioritaskan adalah bagaimana sikap hati kita pada saat berdoa.  Jadi perlengkapan doa mereka hanya sekadar untuk menutupi sifat asli mereka.

Kesalehan memang harus dikejar dan dilakukan, tetapi bukan berarti hal itu menjadi ajang pameran. Beberapa orang Kristen, terkadang masih suka ingin diperhatikan tentang kesalehannya, sehingga lupa makna sesungguhnya menjadi orang Kristen. Tanpa kita menunjukkan apa yang sedang kita lakukan, pada saatnya nanti, pasti orang lain akan melihat buahnya, sehingga dengan sendirinya orang lain akan memuji, menghormati, dan menghargai kita. Seandainya perbuatan baik kita tidak dihargai sekalipun, seharusnya kita tetap tidak kecewa. Karena, apa yang kita lakukan semata-mata untuk kemuliaan nama Tuhan Yesus Kristus, bukan nama pribadi kita sendiri. Untuk itu, kejarlah kesalehan dan jangan pamer kesalehan! 

Makna kesalehan seseorang bukan dilihat dari tindakannya, 
tetapi dilihat dari hatinya.


______________________
Sumber: 
1. Wisdom of God.
2. Renungan Harian Manna Sorgawi 31 Oktober 2013.

No comments: