Banyak yang berpendapat bahwa Tuhan Yesus
Kristus adalah Tuhan yang tidak pernah berubah dalam segala hal, termasuk juga
dalam keputusan, kehendak dan rencanaNya. Namun, hal ini pun masih dipertentangkan
oleh beberapa teolog. Karena menurut beberapa teolog, Tuhan memang tidak
berubah, tetapi itu dalam hal kasihNya, sifatNya, kuasaNya, pribadiNya, dll.
Tetapi dalam hal keputusanNya, Tuhan bisa saja berubah sesuai dengan belas
kasihanNya terhadap doa-doa yang kita panjatkan. Sehingga dalam mengharapkan
suatu hal, kita dapat memintanya dalam doa yang dilakukan dengan sungguh-sungguh,
sampai Tuhan mengabulkannya. Mungkin istilah akronim PUSH (Praying Until
Something Happend) lahir dengan konsep pemikiran seperti ini, sehingga kita
dapat bernegosiasi dengan Tuhan. Seperti contoh Abraham yang bernegosiasi
dengan Tuhan tentang Sodom dan Gomora. Terlihat sekilas Tuhan merubah
keputusanNya dalam cerita ini. Tetapi apakah benar seperti itu? Apakah Tuhan
dapat dinegosiasikan? Apakah keputusan Tuhan dapat berubah sesuai dengan doa
kita? Mari kita pelajari dari kasus Abraham yang tawar-menawar terhadap kota
Sodom dan Gomora dalam Kejadian 18:16-33.
A. BEDAH KASUS
1. NO NAME
Kej
18:16 Lalu berangkatlah orang-orang itu dari situ dan memandang
ke arah Sodom; dan Abraham berjalan bersama-sama dengan mereka untuk mengantarkan mereka.
Dalam ayat ini ada kata orang-orang dan kata
mereka yang tidak diketahui namanya. Untuk itulah kita harus baca pasal 18 ini
dari awal, secara khusus mari kita baca terlebih dahulu dalam Kej 18:1-3.
Kej 18:1 Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abraham
dekat pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari
panas terik.
Kej 18:2 Ketika ia mengangkat
mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Sesudah dilihatnya mereka,
ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong mereka, lalu sujudlah ia sampai ke
tanah,
Kej 18:3 serta berkata: "Tuanku, jika aku telah mendapat kasih
tuanku, janganlah kiranya lampaui hambamu ini.
Kita dapat melihat, bahwa ada TUHAN yang
sedang menampakkan diri kepada Abraham. Kata TUHAN dalam bahasa aslinya ditulis
יהוה
- yehôvâh (yeh-ho-vaw'), sedangkan
kata Tuanku dalam ayat yang ketiga dalam bahasa aslinya ditulis אדני - 'ădônây (ad-o-noy'). Abraham menyebut Yehovah/YHWH sebagai
adonay karena orang Yahudi tidak boleh menyebut nama YHWH. Nama itu bagi mereka
suci, kudus, agung, mulia dan sakral. Jadi disebut adonay sebagai pengganti
YHWH. Jadi kita sudah mendapatkan nama pertama.
Tetapi bila diperhatikan dengan saksama, kita akan mendapatkan suatu
kejanggalan yang besar dari Kej 18:1-3. Apabila memang YHWH sedang menampakkan
diri kepada Abraham secara langsung, kenapa Abraham tidak langsung mati? Contoh
dalam kasus lain: Pada saat Uza mengulurkan tangan kepada tabut Allah, ia mati.
Karena tabut Allah adalah lambang kehadiran YHWH yang kudus (2Sam 6:6-7). Lambang
kehadiran YHWH saja dipegang langsung mati, apalagi Abraham yang sedang berhadapan
langsung kepada YHWH. Logikanya, Abraham seharusnya juga mati pada saat itu.
Tentunya kita harus belajar dalam hal ini, bahwa pada saat YHWH sedang menampakkan
diri, Dia mengambil wujud seorang manusia, atau yang biasa disebut dengan
Teofani dalam dunia Teologi. Teofani (rupa Tuhan/ wujud Tuhan) berarti Tuhan
menampakkan diri dengan tanda-tanda yang dapat dihayati oleh yang bersangkutan,
sehingga yang bersangkutan sadar bahwa mereka berhadapan dengan Tuhan sendiri.
Dalam hal ini, Tuhan menampakkan diri kepada Abraham dalam rupa/wujud manusia.
Dan dua orang lainnya adalah Malaikat yang akhirnya menolong Lot dari peristiwa
Sodom dan Gomora dalam Kejadian 19:1. Jadi ada tiga orang selain Abraham, yaitu YHWH dan dua malaikatNya.
2. TUHAN BERFIRMAN
Kej
18:17 Berpikirlah TUHAN: "Apakah Aku akan menyembunyikan kepada
Abraham apa yang hendak Kulakukan ini?
Kej
18:18 Bukankah sesungguhnya Abraham akan
menjadi bangsa yang besar serta berkuasa, dan oleh dia segala bangsa di atas
bumi akan mendapat berkat?
Kej
18:19 Sebab Aku telah memilih dia,
supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya
tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran
dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya
kepadanya."
Kata “berpikirlah
TUHAN” dalam ayat ini bukan berarti Tuhan sendiri yang tahu. Tuhan tidak
sedang berkata dalam hati dalam ayat ini (walaupun Alkitab versi IBIS
menterjemahkan “berkata dalam hati” dalam kata ini), tetapi bisa dikatakan
Tuhan sedang berbicara secara verbal dalam ayat ini. Karena dalam bahasa Inggris,
terjemahan kata ini adalah “and the LORD
said”. Said dalam bahasa aslinya ditulis אמר - 'âmar (aw-mar'). Kata
ini sama dengan yang dipakai dalam ayat 20 (berfirmanlah TUHAN). Jadi bila di imajinasikan, Abraham bersama Tuhan beserta
kedua malaikatNya sedang memandang sodom sambil berbincang-bincang. Dalam hal
ini, Tuhan yang sedang berbicara. Namun yang menjadi pokok pemikiran dalam ayat
17-19 adalah Tuhan sama sekali tidak menyinggung bahwa Dia akan menghancurkan
Sodom dan Gomora, Tuhan hanya sedang mengingat kembali janjiNya terhadap
Abraham. Jadi Abraham belum mengetahui tentang rencana Tuhan terhadap Sodom dan
Gomora dalam ayat ini.
Kej
18:20 Sesudah itu berfirmanlah TUHAN:
"Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan
sesungguhnya sangat berat dosanya.
Kej
18:21 Baiklah Aku turun untuk melihat,
apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang
telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya."
Apakah Tuhan memberi tahu rencanaNya terhadap
sodom dan gomora secara spesifik dalam ayat ini? Tidak! Tuhan hanya menegaskan
bahwa dosa Sodom dan Gomora sangat berat. Dalam bahasa aslinya, dosa itu sudah menjadi
habitatnya. Mereka senang hidup dalam dosa. Jadi tidak ada pemberitahuan
tentang rencana Tuhan terhadap Sodom dan Gomora kepada Abraham.
3. RESPON ABRAHAM
Kej
18:23 Abraham datang mendekat dan
berkata: “Apakah Engkau akan melenyapkan
orang benar bersama-sama dengan orang fasik?
Setelah Tuhan selesai berfirman, Abraham
langsung merespon dari segala keterbatasannya sebagai seorang manusia yang
fana. Ada dua respon yang menarik dari ayat 23. Respon pertama Abraham tentang
orang benar dan orang fasik dan respon yang kedua tentang rencana Tuhan dan
kesimpulan Abraham. Mari kita pelajari respon Abraham dalam ayat ini.
Respon 1 – Orang Benar dan Orang Fasik
Karena kedua malaikat itu pergi (ay.22).
Akhirnya pembicaraan tinggal Abraham dengan Tuhan. Respon Abraham yang pertama
adalah membandingkan antara orang benar dengan orang fasik, sebelum kita
melihat hal ini lebih jauh. Mari kita berpikir sejenak, apakah Abraham tahu
tentang kejahatan yang terjadi di Sodom dan Gomora? Seharusnya ia sudah tahu,
karena kejahatan yang dilakukan orang-orang dalam kota Sodom dan Gomora sangat
terkenal, sehingga banyak orang yang mengeluhkan hal ini kepada Tuhan (ay.21) dan
paling tidak, Abraham sudah mengetahui betapa berat dosa orang-orang Sodom dan
Gomora karena Tuhan sudah memberi tahu di ayat 20. Jadi Abraham sudah tahu
bahwa orang-orang di Sodom dan Gomora adalah orang fasik (tidak peduli terhadap
perintah Tuhan).
Abraham mengira bahwa Tuhan akan melenyapkan
orang benar bersama-sama dengan orang fasik. Bila Abraham sudah mengetahui
bahwa di Sodom dan Gomora hanya berisi orang-orang fasik, mengapa ia masih
mengharapkan bahwa ada orang benar di sana? Tentu Abraham ingat dengan
keponakannya yang tinggal di Sodom, Lot. Pertanyaan yang akan timbul berikutnya
adalah apakah Lot orang benar? Apakah kehidupan benar di mata Tuhan? Bila kita
melihat dari keturunan Lot, terutama kedua anak perempuannya yang akhirnya
memperkosa Bapaknya sendiri, bagaimana dapat dikatakan bahwa Lot adalah orang
benar? Apalagi dari keturunan Lot akan lahir Ben-Ami dan bani Amon yang kelak
menjadi musuh keturunan Abraham, Israel (Hak.10:11-18; 1Sam 14:47-48; 2Raj
3:21-27; 2Taw 20:11). Bila kita hanya melihat dari keturunannya saja, pasti
kita akan meragukan bahwa Lot adalah orang benar, tetapi pada kenyataannya Lot
adalah memang orang benar di Sodom dan Gomora (2Pet2:7-8).
2Pet 2:7 tetapi Ia
menyelamatkan Lot, orang yang benar,
yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal
hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, --
2Pet 2:8 sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah
mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka
yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa--
Ayat ini mempertegas bahwa Lot adalah orang
benar yang tersiksa jiwanya karena dia harus hidup bersama-sama dengan
orang-orang yang tidak mengenal hukum dan hanya mengikuti hawa nafsunya saja.
Mungkin penyebab dua anak perempuannya yang memperkosa Bapaknya sendiri,
disebabkan oleh lingkungannya yang sudah “kotor”. Seperti ada tertulis bahwa “pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan
yang baik” (1Kor 15:33). Jadi doa Abraham sebenarnya hanya tertuju
kepada Lot sebagai orang benar beserta keluarganya juga, bukan kepada seluruh
orang yang ada di kota Sodom dan Gomora, karena Abraham juga mengetahui bahwa
orang-orang di Sodom dan Gomora hanya berisi orang fasik.
Respon 2 – Rencana Tuhan dan Kesimpulan
Abraham
Respon yang kedua adalah tentang rencana
Tuhan yang kontradiksi dengan kesimpulan Abraham. Di ayat 23 ini, Abraham
meresponi firman Tuhan dengan kesimpulannya sendiri, karena di ayat 17-21 sudah
dijelaskan bahwa Tuhan tidak mengatakan secara spesifik tentang rencanaNya terhadap
Sodom dan Gomora. Tuhan tidak mengatakan bahwa akan melenyapkan orang benar bersama-sama
dengan orang fasik. Ini hanya kesimpulan Abraham sendiri. Abraham menyimpulkan seperti
itu karena sayang dengan Lot, untuk itulah dia berusaha menyelamatkan Lot. Jadi
sebenarnya Abraham tidak tahu rencana atau keputusan Tuhan secara keseluruhan. Abraham hanya mengetahui bahwa Sodom dan
Gomora sangat berat dosanya, dan karena dia kenal dekat dengan Tuhan. Maka ia
juga tahu bahwa bila ada dosa maka ada hukuman (sebab akibat). Itulah sebabnya
ia mengambil kesimpulan bahwa semua orang yang ada di Sodom dan Gomora akan
dihancurkan tanpa terkecuali dan ia ingat kepada keponakannya akan mati, bila
kota itu dihancurkan. Sekali lagi penulis menekankan, bahwa sebenarnya tidak
ada yang tahu tentang rencana atau keputusan Tuhan sejelas-jelasnya dari awal.
4. SIAPA YANG BERUBAH?
Kej
18:24 Bagaimana sekiranya ada lima puluh
orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan melenyapkan tempat itu dan
tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang ada di
dalamnya itu?
Kej
18:25 Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang
benar bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah
sama dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan
Hakim seKejap bumi tidak menghukum dengan adil?”
Abraham melanjutkan kekeliruan dari
kesimpulannya di ayat 25. Dia menggunkan kata yang tidak pantas kepada Tuhan
dan terlihat bahwa dia marah kepada Tuhan di ayat 25. Dia marah, karena dia
masih berpikir Tuhan akan melenyapkan Lot.
Kej
18:26 TUHAN berfirman: “Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom,
Aku akan mengampuni seluruh tempat itu karena mereka.”
Orang Israel kuno percaya bahwa kejahatan
yang dilakukan satu atau beberapa orang dapat merusak komunitas secara
keseluruhan (Ul 21:1-9). Di sini Abraham berdalih sebaliknya: beberapa orang
benar (keluarga Lot) dapat menyelamatkan seluruh komunitas yang kebanyakan
berbuat jahat. Jadi, dugaan bahwa ada 50 orang benar di kota itu mungkin
didasarkan atas potensi pengaruh Lot sebagai orang benar. Mungkin Abraham
berpikir, bila Lot menjadi pengaruh yang baik, maka kemungkinan ada 50 orang yang
selamat. Tetapi pada kenyataannya tidak, karena orang-orang fasik di kota
tersebut sudah senang hidup dalam dosa.
Kej
18:27 Abraham menyahut: “Sesungguhnya
aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu.
Kej
18:28 Sekiranya kurang lima orang dari
kelima puluh orang benar itu, apakah Engkau akan memusnahkan seluruh kota itu
karena yang lima itu?” Firman-Nya: “Aku tidak memusnahkannya, jika Kudapati
empat puluh lima di sana.”
Kej
18:29 Lagi Abraham melanjutkan
perkataannya kepada-Nya: “Sekiranya empat puluh didapati di sana?” Firman-Nya: “Aku
tidak akan berbuat demikian karena yang empat puluh itu.”
Kej
18:30 Katanya: “Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata sekali lagi.
Sekiranya tiga puluh didapati di sana?” Firman-Nya: “Aku tidak akan berbuat
demikian, jika Kudapati tiga puluh di sana.”
Kej
18:31 Katanya: “Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata
kepada Tuhan. Sekiranya dua puluh didapati di sana?” Firman-Nya: “Aku tidak
akan memusnahkannya karena yang dua puluh itu.”
Kej
18:32 Katanya: “Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini
saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?” Firman-Nya: “Aku tidak akan
memusnahkannya karena yang sepuluh itu.”
Kej
18:33 Lalu pergilah TUHAN, setelah Ia
selesai berfirman kepada Abraham; dan kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya.
Dari ayat 25 dan 27 jelas sekali perubahan
Abraham. Di ayat 25 tadinya dia marah-marah kepada Tuhan, itu pun karena akibat
dari keliru dalam menarik kesimpulan firman Tuhan di ayat 20 dan 21. Jadi Tuhan
tidak berubah dalam tawar menawar ini, tetapi
Abraham yang berubah. Perubahan
Abraham sangat jelas, dia menyadari bahwa dia telah bersalah, itulah sebabnya
ia menyadari bahwa ia hanyalah debu dan abu (ay.27), yang berarti dia hanya
ciptaan yang seharusnya tidak marah atas keputusan Tuhan. Bahkan ditawaran
berikutnya sampai menuju angka 10, Abraham langsung merendahkan dirinya
serendah mungkin, memohon kepada Tuhan. Abraham tidak marah-marah lagi dalam tawaran
berikutnya.
Abraham menawar sampai 10 orang, karena
fokusnya tetap kepada Lot sekeluarga dan pengaruh Lot. Logikanya, Lot, istri
dan kedua anaknya sebagai orang benar seharusnya bisa memberi pengaruh yang
baik terhadap lingkungan disekitarnya. Tetapi pada kenyataannya, keluarga Lot
tidak menjadi pengaruh yang baik, bahkan tidak bisa memenangkan 6 jiwa di kota tersebut.
Penyebabnya karena dosa adalah habitat mereka. Jadi dalam kasus ini, Abraham yang tawar-menawar
untuk menyelamatkan Lot berserta keluarganya, padahal
Tuhan tidak memberitahukan
sejelas-jelasnya dari awal tentang keputusanNya.
Sudah selesai Bedah Kasusnya? Belum! Ada yang
lebih menarik dari kasus ini!
Penulis sangat menyadari kasih Tuhan yang
begitu luar biasa terhadap Abraham dalam kasus ini. Seperti yang sudah kita
bahas diatas, bahwa tujuan Abraham bernegosiasi kepada Tuhan sebenarnya tertuju
kepada Lot beserta keluarga, bukan kepada orang-orang fasik yang berada di
Sodom dan Gomora. Sebenarnya Tuhan sudah menjawab keinginan Abraham, sebelum
Abraham bernegosiasi atau sebelum Abraham meminta. Ada ayat yang penulis
sengaja lewatkan sebagai poin utama dalam kasus ini! Mari kita belajar
bersama-sama...
5. KASIH TUHAN
Kej
18:22 Lalu berpalinglah orang-orang itu dari situ dan berjalan
ke Sodom, tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan TUHAN.
Siapa yang dimaksud dengan orang-orang di ayat
ini ? dan apa tujuan mereka ke Sodom? Bila kita perhatikan dengan saksama dari
atas, maka kita dapat mengetahuinya bahwa orang-orang yang dimaksud dalam ayat
ini adalah kedua malaikat yang tadi ikut perbincangan dengan Tuhan dan Abraham.
Kedua malaikat Tuhan ini ke kota Sodom tentunya tujuannya hanya satu, yaitu
menyelamatkan Lot beserta keluarganya (Kej 19:1, 12-13). Jadi di ayat ini, Abraham belum berdoa, belum meminta dan belum
bernegosiasi tetapi Tuhan sudah bertindak terlebih dahulu! Kesimpulan: sebelum Abraham berdoa, Tuhan sudah menjawab!
B. PELAJARAN
- Tuhan mengabulkan doa kita sebelum kita meminta (salah satu cara Tuhan), asal doa kita sesuai dengan kehendak Dia. Buktinya dalam kasus ini, Tuhan sudah mengabulkan doa Abraham sebelum dia meminta.
- Fungsi doa adalah sebagai komunikasi untuk mencocokkan kehendak kita dengan kehendak Bapa. Bila cocok atau sejalan dengan kehendak Tuhan, pasti akan dikabulkan. Hanya tinggal menunggu waktu Tuhan saja. Tetapi Bila tidak cocok atau tidak sejalan dengan kehendak Tuhan, maka Bapa di Sorga pasti tidak akan megabulkan doa kita. Bahkan Yesus sendiri pun ada doa yang tidak dikabulkan. Mar 14:36 Kata-Nya: "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki." Dalam ayat ini, doa keinginan Yesus hanya satu, yaitu supaya Dia tidak mengalami penderitaan yang luar biasa di kayu Salib. Cawan dalam ayat ini adalah lambang penderitaan Yesus. Tetapi yang luar biasa dan patut kita teladani adalah Yesus tidak berdoa atas kehendak pribadiNya (ego), tetapi atas kehendak Bapa di Sorga. Sehingga doa Yesus yang tidak sesuai dengan kehendak Bapa, ditolak!
- Doa kita tidak merubah Tuhan, tetapi merubah kita! Mungkin kita berpikir dengan doa kita dapat merubah keputusan Tuhan. Logikanya, bila keputusan Tuhan dapat dirubah atas permintaan doa kita, maka siapa yang menjadi Tuhan? Jangan pernah menganggap Tuhan kita seperti pembantu yang harus menurut atas semua permintaan kita. Tetaplah berdoa! Dengan berdoa akan merubah karakter kita dengan perjalanan proses yang cukup panjang.
- Tidak ada yang tahu tentang keputusan atau rencana Tuhan, jadi keputusan Tuhan tidak dapat di negosiasikan. Bila kita tidak tahu rencana Tuhan secara keseluruhan, bagaimana kita dapat mengatakan keputusan Tuhan dapat berubah? Bahkan dalam suatu hal, Yesus sendiri saja tidak tahu kehendak Bapa. Mat 24:36 Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri." Yesus dan malaikat saja ada yang tidak tahu rencana Bapa, apalagi kita ciptaanNya yang terbatas oleh ruang, waktu dan pengetahuan.
Kita berdoa dikabulkan atau tidak, Tuhan
tetap Tuhan!
Kita kecewa atau tidak, Tuhan tetap mengasihi
kita!
Kita setia atau tidak, Tuhan tetap setia
kepada kita!
Dia tetap baik!
2 comments:
Bagus sekali kajianya
Terima kasih penjelasanya
Post a Comment