A. PENGERTIAN MUKJIZAT
Mukjizat, atau dalam bahasa Inggris
disebut Miracle, menurut kamus Webster’s New World Dictionary adalah sebuah
peristiwa atau tindakan yang terlihat kontradiksi dengan kaedah ilmu
pengetahuan dan sering kali diyakini dari Tuhan. Dengan lebih sederhana lagi,
dapat dikatakan bahwa mukjizat itu adalah suatu kejadian yang melampaui akal
budi manusia.[1] Jadi, mukjizat itu adalah hal yang
spektakuler.
Di samping itu, ada juga
mukjizat-mukjizat yang biasa, tetapi sebenarnya spektakuler. Hal ini kurang
diperhatikan, karena terkesan biasa. Yakni: bisa menghirup nafas sampai
sekarang, memiliki tubuh yang lengkap, bisa pulang ke rumah dengan selamat,
sembuh dari luka kecelakaan, dll. Bahkan, melihat sebiji benih[2] yang berubah menjadi buah, juga
termasuk mukjizat. Jadi, mukjizat ada dua, yakni: mukjizat yang spektakuler dan
mukjizat yang terkesan biasa.
Kesembuhan
memiliki kata dasar sembuh. Secara sederhana, kata sembuh berarti, menjadi
sehat kembali atau pulih.[3]
Keempat
Kitab Injil (Matius, Markus, Lukas, Yohanes) menceritakan pelayanan Tuhan Yesus
sebagai Dokter yang Ajaib. Setiap orang yang datang kepadaNya dengan membawa
sakit penyakit, maka hanya dengan FirmanNya yang berkuasa, Ia mampu menyembuhkan
semua orang yang percaya kepadaNya. Mereka dapat pulih kembali, tanpa
menggunakan obat-obatan dan alat-alat kedokteran, tetapi tetap ada prosesnya.
C. KORELASI MUKJIZAT DENGAN KESEMBUHAN
Ada
kaitan yang erat sekali, antara mukjizat dengan kesembuhan. Beberapa peristiwa
mukjizat yang terjadi dalam Alkitab pun, banyak yang menceritakan tentang
kesembuhan. Seperti cerita tentang Hizkia yang sembuh dari penyakitnya[4]; perempuan yang menderita pendarahan[5];
orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu, dan orang banyak lainnya[6];
dll.
Dapat
disimpulkan, bahwa salah satu mukjizat adalah kesembuhan, dan kesembuhan adalah
bagian dari mukjizat. Jadi, mukjizat tidak selalu berbicara tentang kesembuhan.
Mukjizat dapat berbicara tentang membelah Laut Teberau[7], merubah
air menjadi anggur[8],
dll.
D. PRIBADI YANG MEMBUAT MUKJIZAT KESEMBUHAN
Zaman sekarang, banyak fenomena
tentang mukjizat. Salah satu tokoh di luar negeri (luar Indonesia) yang sering
membuat mukjizat kesembuhan adalah Ps. Benny Hinn, dan tokoh dalam negerinya
adalah Pdt. Yesaya Pariadji. Pada kenyataannya, memang banyak orang yang
disembuhkan dari dua tokoh ini.
Tetapi
yang jadi pertanyaan, apakah betul sumber mukjizat kesembuhan berasal dari
mereka? Pertanyaan ini timbul karena banyak orang Kristen yang akhirnya
mengandalkan kemampuan mereka. Jadi bila ingin sembuh, langsung menghubungi
pendeta tersebut. Bila di Indonesia, tentu akan banyak orang mencari Pdt.
Yesaya Pariadji. Seolah-olah sumber mukjizat kesembuhan berasal dari dia.
Mungkin dia memang mendapatkan karunia mengadakan mukjizat, dan membuat banyak
orang disembuhkan melalui dia, tetapi hal itu bukan berarti membuat dia menjadi
lebih tinggi dari Tuhan Yesus Kristus.
Untuk
itu, ada baiknya kita melihat dalam Alkitab tentang hal ini. Dalam Kisah Para
Rasul 19:11 ditulis, “Oleh Paulus Allah
mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa ...” Dengan tegas ayat ini
mengatakan, bahwa Allah yang membuat mukjizat, sedangkan Paulus hanya sebagai
perantara Allah. Jadi seharusnya, yang dicari dan diperhatikan bukan orangnya,
tetapi Allahnya!
Tuhan hanya memberi karunia kepada orang-orang tertentu saja, untuk menjadi perantara pembuat mukjizat kesembuhan. Tentu, orang tersebut adalah orang yang dipilihNya secara khusus. Seperti yang tertulis dalam 1 Kor 12:10, “Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat ...”
Tuhan hanya memberi karunia kepada orang-orang tertentu saja, untuk menjadi perantara pembuat mukjizat kesembuhan. Tentu, orang tersebut adalah orang yang dipilihNya secara khusus. Seperti yang tertulis dalam 1 Kor 12:10, “Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat ...”
Jadi,
Pribadi yang membuat mukjizat kesembuhan adalah Tuhan Yesus Kristus, bukan
manusia. Karena yang memiliki kuasa adalah Tuhan!
E. METODE MUKJIZAT KESEMBUHAN
Tuhan
dapat memakai banyak cara untuk melakukan mukjizat. Tuhan tidak terpaku hanya
dengan satu metode. Dalam kisah Musa, Tuhan memakai tongkat yang dipegang Musa
untuk membuat mukjizat[9],
dalam kisah yang lain, Yesus membuat mukjizat dengan meludahi mata orang buta[10], dan
masih banyak contoh lainnya dalam Alkitab.
Jadi,
yang terpenting bukan metodenya, tetapi siapa yang menyembuhkan. Tentu sebagai
orang percaya, kita yakin bahwa hanya Tuhan Yesus Kristus yang dapat
menyembuhkan!
F. PROSES MUKJIZAT KESEMBUHAN
Pada dasarnya, proses terjadinya
sebuah mukjizat kesembuhan sangat sederhana. Yaitu, hanya dengan iman dan
usaha, maka kesembuhan akan terjadi, tetapi itu semua sesuai dengan kehendak
Tuhan.
Contohnya,
perempuan yang menderita pendarahan dua belas tahun lamanya. Ia melewati
kerumunan orang banyak untuk menjamah jumbai jubah Yesus. Jumbai ini disebut
dengan tzitzit. Tzitzit adalah bagian dari selendang doa (jubah), yang biasa
disebut tallit. Ukuran jumbai atau tzitzit ini kecil, sehingga agak susah
untuk diraih dengan dihalangi orang banyak. Jadi, perempuan ini sangat berusaha
untuk menjamah jumbai jubah Yesus. Selain berusaha, perempuan ini juga memiliki
keyakinan yang kuat, bahwa ia akan sembuh. Buktinya ia berkata, “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan
sembuh.”[11]
Jadi, dalam proses mukjizat kesembuhan, iman
dan usaha orang yang bersangkutan sangat penting, dibanding dengan media
perantara seperti minyak[12]
dan sapu tangan[13].
Bahkan, iman dan usaha juga lebih penting, dibanding dengan Pendeta yang
mendoakannya, sekalipun ia telah mendapat karunia mukjizat.
Zaman
modern sekarang ini, proses mukjizat kesembuhan tidak harus lewat hal-hal yang
spektakuler, seperti sapu tangan Rasul Paulus. Tetapi Tuhan juga dapat bekerja
lewat lewat dunia medis. Karena sekali lagi, Tuhan dapat memakai banyak cara
untuk menyembuhkan seseorang.
G. KESIMPULAN
Mukjizat kesembuhan hanya diberikan
bagi orang-orang tertentu, karena suatu kebutuhan khusus. Tentu hanya Tuhan
saja yang mengerti tentang hal ini,
karena Tuhan yang membuat mukjizat kesembuhan itu terjadi. Bila
kita sakit, lalu berdoa meminta mukjizat kesembuhan, tentu tidak ada yang salah
dengan hal itu. Selama kita juga berusaha, dengan cara ke dokter. Tentu Tuhan
akan menyembuhkan, bila Ia berkehendak. Namun ada yang harus diperhatikan,
bahwa tidak setiap orang mengalami mukjizat kesembuhan secara jasmani.
Rasul Paulus adalah contoh seorang hamba Tuhan atau penginjil, yang tidak disembuhkan dari penyakitnya[14], sekalipun ia mendoakan orang lain dan disembuhkan[15]. Bila hal ini terjadi dalam hidup kita, bukan berarti Tuhan jahat terhadap kita, atau Tuhan tidak mendengar doa kita. Hanya saja, Tuhan mempunyai rencana yang lain dalam hidup kita. Sehingga kita tetap bisa menjadi kesaksian bagi orang lain, sekalipun tidak disembuhkan secara jasmani.
Lagi
pula ada saatnya nanti kita akan disembuhkan secara total. Yaitu, pada saat
kita mati secara secara jasmani, dan roh kita tidak merasakan sakit lagi.
[1] Muk·ji·zat n kejadian (peristiwa) ajaib yang
sukar dijangkau oleh kemampuan akal manusia. Lihat. Mukjizat, in KBBI-Kamus
Besar Bahasa Indonesia v1.1.
[2] Biji atau buah yg disediakan untuk ditanam atau
disemaikan. Lihat. Benih, in
KBBI-Kamus Besar Bahasa Indonesia v1.1.
[3] KBBI-Kamus Besar Bahasa Indonesia v1.1. Sembuh.
[4] Kitab Yesaya 38:1-7.
[5] Kitab Matius 9:20-22.
[6] Kitab Matius 15:29-31.
[7] Kitab Keluaran 14:15-31.
[8] Kitab Yohanes 2:1-11.
[9] Kitab Keluaran 4:17.
[10] Kitab Markus 8:23-25.
[11] Kitab Matius 9:20-22.
[12] Kitab Yakobus 5:14-15.
[13] Kitab Kisah Para Rasul 19:12.
[14] Kitab 2 Korintus 12:7-9.
[15] Kitab Kisah Para Rasul 28:8-9.
1 comment:
kesembuhan adalah anugrah Tuhan
Post a Comment