Apakah Alkitab sejalan dengan ilmu pengetahuan? Masih banyak orang yang
berpendapat bahwa Alkitab tidak sejalan dengan ilmu pengetahuan. Karena Alkitab
sudah tua, sedangkan ilmu pengetahuan berkembang pesat. Teknologi semakin
canggih dan hal ini membuat Alkitab ketinggalan zaman. Di artikel ini penulis
mencoba menjabarkan sedikit tentang ilmu pengetahuan yang sejalan dengan
Alkitab, khususnya tentang bentuk bumi bulat, bumi tergantung pada ruang
kehampaan dan jumlah bintang di langit.
A. Bentuk Bumi Bulat
a. Ekspedisi Ferdinand Magellan
Ferdinand Magellan (Spanyol:
Fernando de Magallanes) adalah seorang petualang Portugis. Dia lahir di
Sabrosa, di Portugal utara, dan melayani Raja Charles I dari Spanyol dalam rute
pencarian ke arah barat menuju "Kepulauan Rempah-rempah" (Kepulauan
Maluku). Magelhaens adalah orang pertama yang berlayar dari Eropa ke barat
menuju Asia, orang Eropa pertama yang melayari Samudra Pasifik, dan orang
pertama yang memimpin ekspedisi yang bertujuan mengelilingi bola dunia.
Meskipun Magelhaens sendiri tewas terbunuh oleh Datuk Lapu-Lapu di Filipina
dalam persinggahannya di Hindia Timur sebelum menuju Eropa, delapan belas
anggota kru dan armadanya berhasil kembali ke Spanyol pada tahun 1522, setelah
mengelilingi Bumi. Sewaktu manusia pertama kali pergi ke bulan, mereka
merencanakan dengan presisi matematis yang tinggi ke mana mereka akan pergi dan
bagaimana mereka mencapainya dan mereka dapat berkomunikasi dengan Bumi. Tetapi
sewaktu Fernando de Magelhaens meninggalkan Spanyol pada tahun 1519 dengan lima
buah kapal kecilnya yang terbuat dari kayu, yang kebanyakan darinya berukuran
sepanjang kira-kira 21 meter, mirip dengan kendaraan semitrailer modern, mereka
berlayar menuju tempat yang tak diketahui. Dan mereka benar-benar berupaya
sendirian. [1]
b. Hasil Dari Ekspedisi
Mengapa pelayaran Magelhaens sedemikian penting?
- Pertama, ia membuktikan bahwa Amerika bukan bagian serta tidak berdekatan dengan Asia, sebagaimana yang dipikirkan oleh Columbus.
- Kedua, pada akhir pelayaran itu, perbedaan satu hari dalam tanggal memperlihatkan perlunya menetapkan suatu garis penanggalan internasional.
- Dan terakhir, sebagaimana dikatakan penulis sains Isaac Asimov, ia memperlihatkan bahwa Bumi berbentuk bulat selaras dengan Alkitab yang ia percayai.[2]
c. Pembuktian Bumi Bulat
Pada akhirnya Ferdinand Magellan meninggal di Filipina, sebelum ia
kembali ke Spanyol. Tetapi dia berhasil membuktikan bahwa Bumi berbentuk bulat.
Namun, jauh sebelum Ferdinand Magellan berlayar, Alkitab sudah membuktikannya
terlebih dahulu. Yesaya 40:22, “Dia yang
bertakhta di atas bulatan Bumi yang
penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan
memasangnya seperti kemah kediaman!” 18 anggota kru dan armada Ferdinand dapat menceritakan
serta membuktikan bentuk Bumi bulat pada tahun 1522, sedangkan Alkitab sudah
mengatakannya terlebih dahulu dalam kitab Yesaya, jauh sebelum Ferdinand
Magellan lahir ke dunia, yaitu sekitar tahun 700-680 SM. [3]
Jadi, sebelum ilmu pengetahuan berkembang, di Alkitab sudah tertulis.
B. Bumi Tergantung di Ruang Kehampaan
Alkitab juga membuktikan bahwa Bumi bergantung pada ruang kehampaan. Tidak
ada materi satu pun di luar angkasa yang menopang Bumi., sehingga membuat Bumi
tergantung. Hal ini dapat kita baca dalam Ayub 26:7, “Allah membentangkan utara di atas kekosongan, dan menggantungkan bumi pada kehampaan.” Menurut beberapa penafsir,
Ayub hidup pada zaman Abraham (2000SM) atau sebelumnya dan ada juga yang
menyebutkan Ayub hidup sezaman dengan Musa, yaitu sekitar 1440 SM. Tetapi yang
pasti, manusia baru bisa membuktikan bahwa bumi tergantung di ruang kehampaan
pada saat manusia dapat menerbangkan pesawat luar angkasa dan kita dapat
melihatnya melalui foto yang diambil. Foto Bumi yang pertama di ambil dari luar angkasa yaitu pada tanggal 23 Agustus 1966 oleh NASA's Lunar Orbiter, sebuah pesawat pengintai tanpa awak yang mengambil gambar Bumi dari orbit Bulan.[4] Manusia modern baru
bisa mebuktikan bahwa bumi tergantung di luar angkasa pada saat teknologi sudah
semakin canggih. Jadi, lagi-lagi Alkitab sudah membuktikannya terlebih dahulu.
C. Jumlah Bintang di Langit
Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya. Terdapat
bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang tidak
menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterima dari
bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya sendiri.
Secara umum sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya
sendiri (bintang nyata). Astronom memperkirakan terdapat 70 sekstiliun (7×10(22)) bintang di seluruh
alam semesta yang teramati. Ini berarti 70 000 000 000 000 000 000 000 bintang,
atau 230 miliar kali banyaknya bintang di galaksi Bimasakti yang berjumlah
sekitar 300 miliar.[5]
Dari sini kita dapat melihat bahwa jumlah bintang di langit tidak dapat
diperkirakan dengan pasti jumlahnya. Jumlah yang sudah dijabarkan diatas pun
adalah perkiraan Astronom. Dalam Kejadian 15:5 ditulis “Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke
langit, hitunglah bintang-bintang, jika
engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya:
"Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Disini Tuhan sedang
berjanji kepada Abram, bahwa jumlah keturunan Abram akan sebanyak jumlah
bintang di langit. Tentunya bila Abram dapat menghitung jumlah bintang
tersebut. Kenyataannya? Tidak ada yang dapat menghitung secara pasti, bahkan di
zaman teknologi yang sudah canggih seperti saat ini. Jadi, Alkitab sekali lagi
mengatakannya terlebih dahulu, bahwa jumlah bintang di langit tidak dapat
dihitung.
Dalam Artikel ini, penulis hanya ingin mengingatkan, bahwa ilmu pengetahuan
boleh saja berkembang pesat. Tetapi, Firman Tuhan tetap hidup sampai selamanya
dan Firman Tuhan tidak pernah ketinggalan zaman. Tentu hal ini mengingatkan
kepada kita semua untuk balik kepada Sang Pencipta di dalam setiap kehidupan
kita. Sadarlah, sehebat-hebatnya kita dalam ilmu pengetahuan, kita hanya debu
tanah (Kej 2:7).
No comments:
Post a Comment