Investasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah Penanaman
uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh
keuntungan. Jadi Investasi dapat Penulis definisikan: Suatu usaha atau kegiatan
yang dilakukan sekarang/saat ini untuk mencapai keuntungan di masa mendatang.
Zaman sekarang, banyak suatu lembaga atau perusahaan yang
menawarkan jasa investasi, baik dalam bentuk emas, asuransi, dll. Pada dasarnya, investasi memang baik, karena
hal ini mengajarkan kita untuk melakukan suatu kegiatan yang akan menguntungkan
di masa yang akan datang. Dari sekian banyak yang dapat kita pelajari tentang
investasi, berikut ini kita akan belajar tentang investasi penghasilan.
Penulis mengajak pembaca untuk mengambil secarik kertas dan alat
tulis. Dengan ini kita dapat belajar bersama-sama (Penulis-pun juga harus
banyak belajar tentang hal ini). Setelah kita memiliki kertas dan alat tulis,
maka sekarang tuliskan berapa penghasilan per bulan kita. Bagi yang memiliki
gaji tetap tentu akan lebih mudah, bagi yang berdagang tentu juga bisa dihitung
keuntungan per bulan. Setelah kita tulis, mari kita tinggalkan sementara.
Prinsip 10 dan
90
Penulis akan mengenalkan suatu prinsip yang sering diketahui
banyak orang percaya tapi paling susah untuk dilakukan, yaitu Prinsip 10 dan 90.
Tentunya kita sudah hapal betul bahwa dari seluruh penghasilan kita (Gaji
Pokok), kita harus mengembalikan persepuluhan yang memang milik Tuhan (Maleakhi
3:10). Sekarang saatnya pembaca mengambil kertas tadi dan dari penghasilan
tersebut dikurangi dengan 10% dari penghasilan (Gaji Pokok). Tentunya yang ini
harus dikembalikan dalam Rumah Tuhan/Gereja dimana kita diberi makanan rohani,
atau yang lebih dikenal dengan Gereja lokal kita.
Tuliskan disamping persepuluhan itu – untuk Tuhan. Nah, setelah itu, pasti pembaca memiliki sisanya yang
90% dan tentunya itu masih banyak bukan? Kita dapat menggunakan untuk kebutuhan
hidup kita selama sebulan dan kita juga bebas menggunakannya untuk kebutuhan
pribadi kita. Apakah betul konsepnya seperti itu? Tidak! Saya sedang
mengenalkan paradigma yang mungkin bagi beberapa orang termasuk baru tentang
hal ini. Yaitu tentang Prinsip 10 dan 90.
Ingatlah, pada saat kita lahir, kita dalam keadaan telanjang, dan
pada saat kita meninggal, kita tidak dapat membawa apa-pun dari dunia ini
(walaupun mayat selalu didandan-ni), jadi maksud Penulis adalah segala yang
kita miliki dalam dunia ini adalah milik Tuhan, kita hanya dipinjamkan dan kita
diberi tanggung jawab untuk sebagai Pengelola. Sehingga penghasilan tiap bulan
kita memang hasil kerja keras kita selama sebulan, tetapi jangan pernah lupa,
bahwa berkat datangnya dari Tuhan. Jadi seluruh materi yang kita miliki adalah
milik Tuhan. Kita bukan siapa-siapa tanpa Tuhan Yesus Kristus.
Yang harus dilakukan Pembaca adalah menuliskan disamping yang 90%
tersebut dengan – untuk Tuhan.
Sehingga hal ini mengingatkan Pembaca bahwa sebenarnya 100% yang kita dapatkan
dari pekerjaan kita adalah miliki Tuhan, hanya saja 10% kita kembalikan dalam
Rumah Tuhan/Gereja, dan 90% kita diberi tanggung jawab untuk sebagai Pengelola.
Hal ini juga akan mengingatkan kita, bahwa Rp.1.000,- yang kita keluarkan untuk
bayar parkir-pun adalah untuk kemuliaan nama Tuhan. Dan kita bertanggung jawab
atas hal itu. Inilah yang Penulis sebut dengan prinsip 10 dan 90. Dengan
melakukan hal ini, maka tanpa kita sadari, kita sedang berinvestasi! Hanya
orang yang sudah melakukannya dengan taat yang akan merasakan dan menikmatinya.
Penghasilan :
Persepuluhan (10%) - untuk
Tuhan
Tanggung Jawab Pengelola (90%) - untuk Tuhan
Mengelola 90%
Mungkin untuk mengembalikan persepuluhan ke dalam Rumah Tuhan
bukan hal yang sulit lagi, apabila kita melakukannya tiap bulan dengan taat
(kecuali orang pelit hehehe) tetapi sebenarnya yang paling sulit adalah
mengelola yang 90%. Karena kita sudah merasa bahwa itu milik kita dan hasil
jerih payah kita. Ingatlah, bahwa tidak ada yang salah dengan menikmati hasil
jerih payah kita, tetapi dalam menikmati hasil jerih payah kita tersebut-pun
juga harus memuliakan nama Tuhan.
Untuk lebih jelas dalam mengelola yang 90% mari kita belajar dari
cerita Yusuf yang sudah kita dengar sejak dari sekolah minggu dalam Kejadian 41:29-36. Tuhan berbicara lewat mimpi
firaun tentang 7 tahun kelimpahan dan 7 tahun kelaparan dalam pasal ini.
Sebelum
kita bahas lebih jauh tentang hal ini, maka kita baca terlebih dahulu dalam
Pengkhotbah 3:11, “Ia membuat segala
sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka.
Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal
sampai akhir.”
Segala sesuatu indah pada waktunya disini, bukan waktu-NYA tetapi
waktu-nya. Artinya adalah segala sesuatu indah pada polanya. Mari kita lihat
contohnya dalam Ayat 4, “ada waktu untuk
menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk
menari;” à
inilah pola dengan urutan yang
sebenarnya, yaitu ada saat dimana kita mengalami KESUSAHAN dan juga ada saat
kita mengalami KESENANGAN.
Tetapi yang harus diingat bahwa polanya adalah Susah-nya terlebih
dahulu, baru kemudian Senang. Bukankah peribahasa dalam Indonesia juga ada yang
mengatakan mirip seperti itu? Berakit-rakit
ke hulu, berenang-renang kemudian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang
kemudian.
Sekarang mari kita lihat kembali tentang masa kelimpahan dan masa
kelaparan:
7thn Kelimpahan = SUSAH -> ay.34-35, Menyimpan 1/5 bahan makanan.
Masa kelimpahan disini bukan masa senang, tetapi justru disini
adalah masa kesusahan. Karena disinilah waktu dimana mereka harus berkorban 1/5
dari kebutuhan hidup yang biasanya mereka habiskan, yang sebelumnya tidak
pernah diterapkan peraturan seperti ini. Sehingga butuh perjuangan keras untuk
investasi 1/5 bahan makanan.
7thn Kelaparan = SENANG -> ay.36, Negeri tidak binasa karena kelaparan.
Masa kelaparan adalah masa kesenangan, karena disnilah mereka dapat
menikmati makanan di masa kelaparan, bukankah ini yang dinantikan orang
percaya? Dimana kita diberkati pada masa kesusahan sehingga kita-pun juga
menjadi berkat bagi orang disekitar kita. Seperti bangsa Mesir pada cerita ini,
mereka-pun menjadi berkat bagi bangsa-bangsa disekitarnya. Dan banyak bangsa
yang datang ke Mesir untuk mendapatkan makanan. Negeri yang seharusnya binasa
dalam masa kelaparan, menjadi berkat bagi banyak orang. Tentu ini karena
ketaatan Yusuf juga sebagai orang kedua di Mesir, dan juga ketaatan rakyatnya
untuk berinvestasi.
Lihat urutannya, Pola-nya tetap sama, yaitu SUSAH terlebih dahulu
baru SENANG. Jadi dalam mengelola yang 90%, kita harus menyisihkan 1/5 atau
lebih (sesuai kebutuhan) untuk ditabung. Sehingga kita dapat menikmatinya di
hari tua. Seberapa-pun yang kita tabung, itu akan seperti bola salju yang
bergulir dari puncak gunung sampai bawah gunung, mungkin terlihat kecil,
mungkin hanya Rp.200.000,-/bulan tetapi apabila kita dengan taat dan setia,
tanpa kita sadari, investasi yang kita lakukan akan sangat menguntungkan
dikemudian hari.
Tetapi ingatlah, bahwa kita tidak diajarkan untuk terus selalu menabung
atau berinvestasi tetapi kita juga diajarkan untuk dapat menikmati dari hasil
jerih payah kita. Dalam Pengkhotbah 3:13, dikatakan Dan
bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala
jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah.
Jadi kita harus hidup seimbang dengan menikmati hasil jerih payah
kita, karena itu-pun adalah pemberian dari Tuhan. btw, Menikmati dengan boros
bedanya tipis, lebih baik kita tidak usah menghakimi orang yang sedang
menikmati hasil jerih payahnya, mungkin terlihat boros bagi kita, tetapi kita
tidak tahu perjuangan yang telah dia lakukan sebelumnya. Namun, hal yang harus
diingat, dalam menikmati-pun juga harus dapat memuliakan nama Tuhan.
Selamat berinvestasi dan Selamat menikmati hasil jerih payah.