Oneal adalah seorang remaja yang lahir dalam keluarga Kristen, baginya bisa naik kelas saja adalah hal yang sangat luar biasa. Pada saat ia lulus dari Sekolah Menengah Pertama, ia tidak bisa melanjutkan di sekolah impiannya. Banyak orang yang bilang Oneal bodoh, karena jarang sekali mendapatkan nilai yang baik. Teman-teman sekitarnya juga meragukan kemampuan inteleknya. Oneal sendiri menyadari hal tersebut. Pada saat lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan, ia berencana masuk dalam Sekolah Tinggi Teologi. Namun sayang, Oneal tidak diterima oleh STT, bahkan sampai dua tempat. Oneal semakin yakin, bahwa dirinya sangat bodoh, sampai STT pun tidak mau menerima dirinya. Sampai akhirnya dia bekerja dan sambil kuliah sekuler yang umur kuliahnya hanya sampai setahun, sehingga ia hanya fokus bekerja saja dengan penghasilan yang sangat minim.
Banyak orang yang memberinya semangat untuk mencoba kuliah lagi. Empat tahun setelah ia ditolak dua STT, semangatnya pun timbul kembali. Itu juga karena Roh Kudus, yang terus menegur dan mengajarnya. Oneal akhirnya kuliah di STT sampai menjadi sarjana sembari bekerja. Dan sekarang, ia melanjutkan kuliahnya untuk mengambil Magister Teologi, tetap sembari bekerja. Perubahan hidupnya sangat luar biasa, dia terus belajar dengan semangat. Bahkan ia sudah dilantik sebagai Pendeta Pembantu dalam suatu gereja. Banyak orang yang mengaku diberkati oleh pelayanannya dalam khotbahnya, pengajarannya dan tulisannya. Anak remaja yang tadinya tidak fasih dalam berkata-kata serta minim pengetahuan, akhirnya menjadi berkat bagi anak remaja, bahkan sampai orang tua yang sudah lanjut usianya. Orang-orang pintar yang tadinya memandang sebelah mata terhadap Oneal, terkejut karena kecakapannya dalam berkhotbah, mengajar dan menulis. Oneal menjadi alat kemuliaan Tuhan Yesus Kristus.
Salah satu karunia Roh adalah berkata-kata dengan pengetahuan. Tentunya karunia ini akan terus berkembang selama kita juga mau berusaha untuk menambah pengetahuan kepada diri kita sendiri. Percuma saja bila kita hanya mendapatkannya, namun tidak mengembangkannya. Oneal sebenarnya memiliki karunia ini, tetapi pada saat usianya yang masih remaja, ia belum mengetahuinya. Bahkan ia mengklaim dirinya bodoh! Tetapi seiring waktu berjalan, walaupun harus menunggu waktu yang lama, akhirnya Oneal menyadari karunianya, sehingga ia mengembangkannya dan pelayanannya menjadi berkat bagi banyak orang.
Pengetahuan seseorang akan terus bertambah selama ia mau merendahkan dirinya untuk tetap mau belajar. Tuhan akan memakai siapa saja untuk menjadi alat kemuliaanNya. Mungkin kita merasa bodoh karena minim pengetahuan, percayalah kita tetap bodoh selamanya bila kita tidak mau berusaha untuk menimba ilmu pengetahuan. Belajar tidak selalu dalam lingkup akademis. Kita dapat belajar dalam setiap kehidupan sehari-hari. Belajarlah! Suatu saat nanti, orang membutuhkan pengetahuan kita.
Banyak belajar, banyak pengetahuan, dapat memberi solusi.
Tidak belajar, tidak berpengetahuan, jadi tidak percaya diri.
No comments:
Post a Comment