Di Israel sering terjadi kemarau, karena itulah mereka memilih tinggal dekat mata air untuk bercocok tanam, yaitu dekat dengan sungai. Mereka membangun pondok di sana untuk bekerja. Apabila hujan lebat, sungai akan meluap dan menyeret pondok yang dibangun di atas pasir. Pondok yang dimaksud di sini adalah rumah dalam perumpamaan dua macam dasar. Orang yang mendirikan rumahnya di atas pasir dikatakan orang yang bodoh, sedangkan orang yang mendirikan rumahnya diatas batu dikatakan orang yang bijaksana. Bodoh dan bijaksana berbicara tentang bagaimana kita mengambil keputusan untuk kehidupan kita sendiri. Dari ayat yang sudah dibaca, kita dapat belajar tentang bagaimana kita harus hidup lebih bijaksana.
Orang yang bijaksana mendengar dan melakukan firman Tuhan.
Sebagai anak Tuhan, tentu kita sering mendengarkan firman Tuhan dalam setiap ibadah yang kita ikuti, bahkan ada beberapa orang yang aktif ikut dalam kegiatan gereja, sehingga sering juga mendengarkan firman Tuhan. Tetapi sebenarnya, seberapa sering kita mendengar firman Tuhan, tidak akan menentukan hidup kita lebih bijaksana, karena yang menentukan kehidupan kita lebih bijaksana adalah pada saat kita mau mendengarkan firman Tuhan, serta juga melakukan firman Tuhan tersebut dalam setiap kehidupan kita.
Orang yang bijaksana membangun di atas pondasi yang kokoh.
Dari ayat yang sudah kita baca, rumah itu tidak rubuh karena didirikan di atas batu. Kita juga harus membangun kehidupan kita di atas pondasi yang kokoh, yaitu firman Tuhan, dan kita bisa menjalin hubungan dengan Bapa di Sorga. Pada saat Sadrakh, Mesakh dan Abednego disuruh menyembah patung oleh Raja Nebukadnezar, mereka berani menolaknya dengan berkata, "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini..." Mereka berani, karena mereka mempunyai pondasi yang kokoh. Mereka mengenal TUHAN dengan baik. Berarti mereka menjalin hubungan yang erat dengan TUHAN.
Orang yang bijaksana merencanakan hidupnya.
Dari ayat yang sudah dibaca, juga diceritakan bagaimana orang yang bodoh mendirikan rumahnya di atas pasir. Orang seperti ini tidak mempunyai perencanaan hidup yang baik, karena dia tidak berpikir jauh ke depan apabila mendirikan rumah di atas pasir. Orang yang bijaksana tentu akan memikirkan apa yang terjadi lima tahun kemudian apabila melakukan suatu hal. Contohnya, orang yang suka merokok, sepuluh tahun ke depan, pasti paru-parunya sudah tidak baik. Jadi, sebenarnya masa depan dapat diprediksi dengan melihat apa yang kita lakukan sekarang. Untuk itulah dibutuhkan perencanaan yang matang.
Kebijaksanaan seseorang terlihat pada saat ia mendengar dan melakukan firman Tuhan, membangun di atas pondasi yang kokoh dan juga merencanakan kehidupannya ke depan, sehingga kita dapat memuliakan nama Tuhan Yesus lewat hidup kita, yang bijaksana.
Seseorang dapat dikatakan bijaksana pada saat
dia mengambil keputusan bijak dalam hidupnya.
No comments:
Post a Comment