Workaholic adalah sifat seseorang dengan kebutuhan kompulsif (bersifat memaksa) untuk bekerja. Orang seperti ini akan lupa segala-galanya, karena hidupnya kecanduan bekerja. Craig Groeschel, seorang pendiri dan Gembala senior dari LifeChurch.tv., sebuah Gereja multi-kampus dengan lebih dari delapan puluh ibadah setiap minggu di empat belas lokasi, termasuk kampus online. Di suatu hari Selasa, 15 Maret 1996, Craig mengajar di sebuah pendalaman Alkitab, pagernya bergetar. Craig mendapat pesan bahwa isterinya yang sedang hamil kemungkinan akan segera melahirkan. Setelah itu dia langsung pergi menemui istrinya. Setelah delapan jam persalinan, akhirnya dengan bangga, Craig memeluk anak pertamanya. Amy istri Craig dan anaknya yang bernama Catie Elizabeth bisa pulang hari Jumat, tetapi karena Craig ada kelas hari Jumat dan Sabtu, akhirnya dia minta tolong orang lain untuk mengantar istri dan anaknya (Kebodohan no.1). Jumat malam, Craig dengan setia berkhotbah di ibadah Jumat mingguan (Kebodohan no.2). Sabtu pagi, Craig berangkat sebelum matahari terbit untuk pergi ke seminari, di mana ia tinggal di sana seharian (Kebodohan no.3). Minggu pagi, ia berkhotbah tiga kali (Kebodohan no.4,5,6). Dan itu semua terjadi hanya dalam tiga hari. Sebelumnya, Craig dan istrinya belum pernah bertengkar, tetapi di Minggu sore itu, setelah tiga tahun pernikahan yang tidak bercacat, Craig dan Amy bertengkar hebat. Pertengkaran yang masih bergema sampai sekarang. Apakah Craig bersalah? Toh, sebagai seorang Gembala, ia melayani Tuhan, kan?
Mayoritas, pria (wanita juga ada yang seperti ini) suka sekali bekerja, karena orientasi dan goalnya ditujukan pada pekerjaan dan karier. Orientasi hidupnya jika dipersentase, lima puluh persen untuk pekerjaan, dua puluh persen untuk pasangan dan anak, dua puluh persen untuk hobinya, sisa sepuluh persen untuk Tuhan. Mengapa sampai lima puluh persen untuk pekerjaan? Karena dari pekerjaanlah, seseorang mendapat penghargaan diri dan disanjung tinggi. Dia membuktikan kemampuan dirinya. Jadi, ada harga diri di dalam karier seseorang. Tetapi apabila dilakukan terus-menerus, maka ruang untuk Tuhan Yesus dan keluarga akan terabaikan.
Segala sesuatu yang terlalu berlebihan ataupun berkekurangan, pada akhirnya akan cenderung turun kualitasnya. Apabila kita makan terlalu berlebihan tidak baik, tetapi apabila kita makan terlalu sedikit pun juga sama tidak baiknya dan kondisi fisik kita akan cenderung turun kualitasnya. Firman Tuhan mengatakan bahwa orang yang berlelah-lelah untuk hikmat, pengetahuan dan kecakapannya maka ia harus meninggalkan orang yang tidak berlelah-lelah dalam hal itu, dan tentu salah satunya adalah keluarganya yang harus ditinggalkan. Mari kita luangkan waktu untuk keluarga kita sendiri dan juga untuk Tuhan terutama.
Pekerjaan memang penting, tetapi yang terpenting adalah Tuhan Yesus dan keluarga.
No comments:
Post a Comment