Seringkali hidup kita seperti menampung air yang kotor, sehingga kemana-mana kita selalu membawa air itu. Hidup kita semestinya berjalan
maju ke depan (moving forward), tetapi banyak orang yang hidup di masa lalu karena ada pipa yang bocor
dalam dirinya dan dia tidak memperbaikinya. Mungkin ada alasan tertentu kenapa tidak ingin diperbaiki. Pada akhirnya dia hidup memang ke depan, tetapi dia masih menyimpan masa lalu-nya. Dan hal ini membuat hidupnya semakin sulit, karena air tersebut semakin lama semakin keruh.
Sebelum air semakin kotor atau sebelum
kita melangkah lebih jauh di tahun 2012 ini, ada baiknya, kita berhenti terlebih dahulu
dan memperbaikinya. Sehingga kita bisa berjalan kembali di tahun 2012 dengan penuh sukacita.
Banyak hal yang membuat pipa itu bocor, sehingga hal tersebut menghambat hidup kita. Antara lain yang akan saya bahas adalah tentang rasa bersalah, kepahitan dan takut gagal.
Kebocoran 1 : Rasa Bersalah.
Banyak orang menghabiskan seluruh hidup mereka dengan berlari dari
rasa penyesalan dan menyembunyikan rasa malu mereka karena hasil perbuatannya sendiri di masa lalu. Mereka adalah orang-orang yang membiarkan masa lalu mereka mengendalikan masa depan
mereka. Ingatlah, kita adalah produk dari masa lalu kita, tetapi kita tidak
perlu menjadi tawanan masa lalu.
Setiap orang pernah bersalah, tetapi bukan berarti kita hidup
dalam perasaan rasa bersalah tersebut. Hidup dalam perasaan bersalah sangat sulit, karena dia harus hidup di masa sekarang, dengan kesulitan-kesulitan yang baru, tetapi dia juga harus menanggung beban rasa bersalahnya di masa lalu, sehingga hidupnya dua kali lipat beratnya. Yang seharusnya kita lakukan adalah minta ampun kepada Tuhan dan jangan biarkan iblis
menguasai kita dengan kesalahan kita di masa lalu.
Tuhan Yesus Kristus, bukanlah Tuhan yang kejam, walaupun kadang kita sering melihatnya seperti itu. Kita harus merenungkan kembali janji-Nya dalam 1Yoh.1:9, yang berbunyi demikian "Jika kita mengaku dosa kita, maka
Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan
menyucikan kita dari segala kejahatan." Dari ayat ini dengan jelas, bahwa Dia akan setia menunggu sampai kita mengaku dosa. Lebih mudahnya kita dapat membaca kembali kisah anak yang hilang dalam Luk. 15:11-32.
Dalam cerita tersebut, Tuhan yang dilustrasikan sebagai Bapa menanti kedatangan anaknya yang bungsu, yang telah berbuat dosa. Bahkan setelah ayahnya melihat dari jauh, dia langsung berlari ke arah anak yang bungsu dan merangkul, lalu menciumnya (Luk. 15:20). Dari cerita ini, membuktikan bahwa Bapa kita di sorga dengan setia menunggu kedatangan kita yang telah berbuat dosa. Tidak peduli seberat apa-pun kesalahan kita, Dia tetap akan menerima kita apa adanya. Tetapi Dia tetap akan
memberikan hukuman yang adil atas kesalahan yang pernah kita lakukan. Karena bagaimanapun kita harus menanggung
hukuman atas kesalahan yang kita perbuat, ingatlah... apa yang kau tabur, itulah yang kau tuai. Perbedaannya adalah, kita tidak sekedar mendapatkan hukuman, tetapi lebih dari pada itu, kita juga mendapatkan pengampunan.
Tuhan ahli dalam memberi seseorang suatu awal yang baru. Contoh:
Tuhan merubah Musa dari pembunuh menjadi pemimpin, Tuhan merubah Gideon menjadi
seorang pahlawan yang gagah berani. Saya juga yakin, apabila kita mengaku dosa atas kesalahan kita, maka Tuhan akan merubah kita menjadi sesuatu yang baru dan tentunya lebih baik daripada sebelumnya.
Kebocoran 2 : Kepahitan.
Banyak orang yang mempertahankan kepahitan dan tidak pernah sembuh
darinya, karena tidak pernah dilepaskan. Dia tidak pernah melepaskan pengampunan, sehingga hal tersebut disimpannya terus menerus. Orang yang kepahitan biasanya mengekspresikannya dengan dua cara,
yaitu membungkam dan meledak-ledak.
Membungkam adalah sikap dimana dia akan menyimpannya terus-menerus, apabila ada orang yang menyentuh bagian tersebut, maka dia akan berusaha untuk menghindar supaya tidak dibahas. Dia menyimpan hal tersebut untuk dirinya sendiri, dan tidak pernah mau sharing tentang masalah tersebut. Meledak-ledak adalah sikap dimana dia akan terus terang mengeluarkan ketidaksukaannya kepada seseorang dengan menggunakan kata-kata yang kasar. Mungkin dia akan terus terang kepada orang yang tidak disukanya, tetapi lebih banyak orang yang seperti ini dia akan lebih meledak-ledak pada saat dia sharing dengan orang lain. Dan kemungkinan besar orang tersebut akan mengeluarkan kata-kata yang dikemudian hari dia akan menyesalinya.
Yang manakah, yang paling benar? tentu keduanya tidak ada yang benar, karena seharusnya kepahitan
dibereskan, bukan didiamkan. Karena kepahitan selalu lebih melukai kita ketimbang orang yang kita
benci. Jadi yang rugi sebenarnya kita sendiri, mungkin orang yang kita benci sudah melupakan masalah tersebut, tetapi kita yang rugi karena masih menyimpan dendam kepadanya. Terlalu banyak kasus yang pada akhirnya dia akan sakit secara jasmani dan bahkan jiwani, apabila masih menyimpan kepahitan tersebut. Dalam Ayub 5:2, dikatakan bahwa "Sesungguhnya, orang bodoh dibunuh oleh sakit
hati". Ingatlah hanya orang bodoh yang menyimpan kepahitan, karena hal itu merugikan diri sendiri.
Pengampunan adalah jalan keluarnya, kita tidak akan bisa hidup bebas apabila kita berdekatan dengan orang yang kita benci, tetapi kita dapat hidup bebas setelah memberikan pengampunan. Ingatlah, pengampunan sifatnya diberikan, dalam bahasa Inggris diterjemahkan Forgiveness, yang terdiri dari kata for give, artinya diberikan. Jadi pengampunan memang harus diberikan, seberat apa-pun kesalahan orang yang kita benci. Kita juga harus ingat, bahwa Bapa di Sorga sudah terlebih dahulu mengampuni kita, apakah kita anak-Nya tidak mau mengampuni orang yang kita benci?
Mar 11:26. Tetapi jika
kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni
kesalahan-kesalahanmu. Ampunilah orang yang kita benci, maka Bapa di sorga juga akan mengampuni kesalahan kita. Saya punya quote yang menarik dari hal ini, yaitu: One package of forgiveness is words and actions. Lepaskanlah pengampunan lewat kata-kata dan juga tindakan. Berdoalah terlebih dahulu, lalu datangilah orang yang kamu benci dan berikanlah pengampunan kepadanya.
Kebocoran 3 : Takut
Gagal.
Banyak hal yang membuat kita takut gagal, terutama di masa lalu.
Contoh : takut membuat target yang baru di tahun 2012, karena pernah gagal di tahun
2011. Bila dikuasai dengan ketakutan, maka kita tidak akan pernah
berhasil dalam segala bidang. Baik dalam menjalin relasi dengan orang lain, dalam pendidikan di sekolah atau dalam kuliah, juga dalam pelayanan dan dalam menentukan target, dan lain sebagainya kita akan gagal terus menerus.
Ketakutan adalah penjara yang dibangun diri sendiri yang akan
menghalangi kita untuk menjadi apa yang Tuhan maksudkan bagi kita. Sebenarnya Tuhan menginginkan kita untuk menjadi orang yang luar biasa (extraordinary man), tetapi kita yang menghalangi keinginan Tuhan tersebut dengan perbuatan kita sendiri, yaitu ketakutan. Saya pernah mendapatkan quote, "Saya banyak mengalami kekuatiran, tetapi kebanyakan tak pernah terjadi." ~ Mark Twain. Menarik bukan? bahwa ternyata seringkali kekuatiran atau ketakutan kita itu bahkan tidak pernah terjadi setelah kita mencobanya. Masalahnya kita yang dikuasai oleh ketakutan tersebut, sehingga kita yang seharusnya menjadi extraordinary man menjadi ordinary man.
Daud tidak takut menghadapi raksasa (goliat) yang berada di depannya,
tetapi dia berani menghadapinya dan akhirnya hal yang tidak mungkin terjadi di dalam hidup Daud. Daud berhasil mengalahkan goliat. Yang harus kita ingat, apabila kita menghadapi sesuatu hal yang mungkin kita takut gagal, kita harus berdoa minta penyertaan Tuhan, sehingga hal yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Ketakutan dapat membuat kita menyerah sebelum mencoba. Pada
saat kita menyerah, pada saat itu juga kita gagal. Jadi tidak ada tips yang menarik untuk hal ini, hanya apabila kita pernah gagal, jangan takut gagal lagi dan jangan sampai ketakutan tersebut menguasai kita. Cobalah berulang-ulang, dan jadikanlah kegagalan sebagai pelajaran yang berharga. Jangan pernah menyerah, keberhasilan mungkin sudah ada di depan mata kita, dan berikanlah yang terbaik setiap kali kita mencobanya. Tentunya, kita harus berdoa minta penyertaan Tuhan, keberhasilan pasti terjadi sesuai dengan kehendak Tuhan. Tidak ada yang salah dengan ketakutan, yang salah apabila hal itu menguasai kita.
Konklusi.
Kebocoran-kebocoran ini letaknya di masa lalu,
bukan di masa sekarang ataupun masa depan dan biarkanlah ada di masa lalu. Kita seharusnya belajar dari masa
lalu, bukan membawa masa lalu ke masa sekarang, karena akan merusak masa depan
kita.
Perbaiki pipa yang bocor, sehingga air bersih dapat kita nikmati, dan lakulanlah sekarang jangan menunggu hari esok, karena dengan menunda satu hari, sama saja dengan menambah penderitaan satu hari.
Seringkali kita hidup dikendalikan dengan masa lalu kita, sehingga kita
hidup diliputi dengan rasa bersalah, kebencian dgn seseorang, takut gagal, dll. Seperti yang saya sudah ketik diatas, bahwa kita memang hasil dari produksi masa lalu kita sendiri,
tetapi jangan sampai kita menjadi tawanan masa lalu kita. Hari ini/waktu sekarang (PRESENT) adalah kado/pemberian (PRESENT) dari
Tuhan. Jangan sia-siakan! Perbaikilah sekarang juga!
Tuhan Yesus memberkati.
No comments:
Post a Comment