II. To Do !
Setelah kita menyadari bahwa Ibadah adalah
anugerah dalam Salvage the Sunday part 1, maka selanjutnya, penulis akan
membahas tindakan praktis yang dapat kita lakukan.
1. Persiapan sebelum ibadah.
Ibr. 10:21 dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai
kepala Rumah Allah.
Ibr. 10:22 Karena itu marilah kita menghadap Allah
dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati
kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh
dengan air yang murni.
Dalam beribadah kita akan menghadap Imam Besar yang
sekaligus kepala Rumah Allah, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Sehingga kita harus mempersiapkan
diri dengan baik sebelum bertemu dengan Raja segala Raja. Mempersiapkan diri
dalam penampilan sangat penting, tetapi yang terutama adalah mempersiapkan hati
kita! (ay.22).
Appearance is
important, but more important is the heart.
Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mempersiapkan
hati sebelum beribadah. Berikut ini adalah beberapa contoh praktis yang dapat
kita lakukan untuk mempersiapkan diri, dengan meneladani dari beberapa penulis
buku yang terkenal.
1. John
Piper percaya, bahwa mematikan televisi adalah salah satu cara terbaik
mempersiapkan hati kita untuk menerima firman Allah.
2. Joshua
Harris menyarankan agar kita mempersiapkan hati untuk menerima firman Allah
tidak hanya dengan menghindari hiburan duniawi, tetapi juga menetapkan waktu
pada sabtu malam untuk membaca Firman Tuhan dan berdoa.
3. Pada
saat kita sudah sampai di Gereja, jauh lebih baik kita berdoa terlebih dahulu.
Sehingga hati kita tenang dan siap untuk beribadah.
2. Pada saat Ibadah.
Setelah kita mempersiapkan diri lewat penampilan dan hati
kita. Maka selanjutnya kita juga harus memperhatikan pada saat ibadah. Ada
beberapa hal yang harus kita perhatikan dan lakukan.
A. Berharap
kepada Tuhan.
Ibr. 10:23 Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan
tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.
Kita dapat mengutarakan seluruh harapan kita pada saat
Ibadah. Karena memang isi Firman Tuhan adalah janji-janji Tuhan. Kita dapat mengeluarkan
isi hati pada saat pujian dinaik-kan, pada saat menyembah Dia atau-pun pada
saat berdoa.
B. Memuji Tuhan
lewat nyanyian.
Maz.
148:13 Biarlah semuanya memuji-muji
TUHAN, sebab hanya nama-Nya saja yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi
bumi dan langit.
Pada saat ibadah dimulai, ingatlah bahwa tujuan kehadiran
kita bukanlah untuk dihibur, Gereja bukan gedung bioskop. Kita bukan bagian
dari penonton, tetapi kita adalah bagian dari jemaat yang merupakan satu tubuh
Kristus. Sehingga kita mengeluarkan suara nyanyian untuk memuji Tuhan. Kita
bernyanyi bukan karena suara kita bagus, tetapi karena hanya Tuhan-lah yang
layak menerima pujian tersebut. Jadi fokus pada saat kita bernyanyi bukan
kepada diri kita, tetapi kepada kebesaran Tuhan dan kemuliaan hanya bagi Tuhan.
C. Mendengarkan
khotbah.
Mal. 2:2 Jika kamu tidak mendengarkan, dan jika kamu
tidak memberi perhatian untuk menghormati nama-Ku, firman TUHAN semesta alam,
maka Aku akan mengirimkan kutuk ke antaramu dan akan membuat berkat-berkatmu
menjadi kutuk, dan Aku telah membuatnya menjadi kutuk, sebab kamu ini tidak
memperhatikan.
Tatkala firman Allah dikhotbahkan, kita tidak sekadar menerima
informasi mengenai Allah, karena Allah sendirilah yang berbicara kepada kita
melalui firman-Nya. Sehingga kita harus menghormati siapa-pun yang dipakai
Tuhan utk berkhotbah. Mungkin pengkhotbahnya masih muda, tidak lucu, tidak
terkenal, khotbahnya singkat, dll.
Suatu kali, saya pernah mendengarkan pengkhotbah yg
biasanya menjenuhkan. Setiap kali saya tahu bahwa giliran pendeta tersebut yang
berkhotbah, maka dalam pikiran saya langsung ada penolakan secara tidak
langsung. Jujur saja, saya benar-benar jenuh mendengarkan khotbahnya, mungkin
pembawaannya yang kurang baik, sehingga membuat orang yang mendengarnya jenuh. Tetapi setelah saya belajar di posisi jemaat
yang benar-benar mau belajar mendengarkan, saya mendapat pelajaran yang baru
dari khotbah tersebut, walaupun pembawaannya masih tetap sama.
Dari cerita ini saya belajar, bahwa seringkali kita tidak
mendapatkan pelajaran apa-apa pada saat khotbah, karena kita tidak mendengarkan
dengan baik. Jadi letak kesalahan seringkali bukan di Pendetanya, tetapi sikap
kita sebagai jemaat yang mem-vonis bahwa pendeta ini tidak pantas, tidak lucu,
tidak enak didengar, dll. Sesungguhnya beban tanggung jawab yang harus
ditanggung setiap ibadah berlangsung, bukanlah bagaimana penampilan sang
pengkhotbah, melainkan bagaimana jemaat mendengarkan.
The important
thing is not how the appearance of a preacher, but how the church listening.
Saya tidak membela siapa-pun dalam hal ini, namun para Pendeta
harus berjuang keras untuk membuat khotbah mereka mudah dimengerti dan menarik,
tetapi akhirnya, mendengarkan dengan saksama dan menerapkan kebenaran firman
Tuhan yang mereka dengar tetap menjadi tanggung jawab jemaat. Jadi pertumbuhan
rohani ditentukan bagaimana kita mendengarkan firman Tuhan dengan baik yang
dipenuhi dengan rasa hormat.
D. Mempersembahkan
korban bakaran.
Mal 1:7 Kamu membawa roti cemar ke atas mezbah-Ku,
tetapi berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami mencemarkannya?"
Dengan cara menyangka: "Meja TUHAN boleh dihinakan!"
Mal 1:8 Apabila kamu membawa seekor binatang buta
untuk dipersembahkan, tidakkah itu jahat? Apabila kamu membawa binatang yang
timpang dan sakit, tidakkah itu jahat? Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu,
apakah ia berkenan kepadamu, apalagi menyambut engkau dengan baik? firman TUHAN
semesta alam.
Mal 1:10 Sekiranya ada di antara kamu yang mau menutup
pintu, supaya jangan kamu menyalakan api di mezbah-Ku dengan percuma. Aku tidak
suka kepada kamu, firman TUHAN semesta alam, dan Aku tidak berkenan menerima
persembahan dari tanganmu.
Ketika kolektan berkeliling dengan kantong persembahan,
sudahkah kita menyiapkan persembahan yang terbaik? Ingatlah, bahwa cara kita
memberi merupakan perhatian mendalam bagi Tuhan. Dia sangat peduli pada cara
kita mempersembahkan sesuatu kepadaNya. Tuhan tidak suka dengan persembahan
yang cacat. Dalam hal ini, maksudnya adalah, (Ay.8) Tuhan akan menolak
persembahan yang diberikan dengan asal-asalan. Seperti perbuatan umat Israel dalam kisahnya
di kitab Maleakhi 1:7-10. Jadi berikanlah persembahan yang terbaik bukan yang
termahal. Karena mungkin nominal kolekte kita tidak banyak, tetapi apabila kita
mempersiapkannya dengan baik dan dengan hati yang tulus, maka kita sudah
memberikan yang terbaik untuk Tuhan.
3. Setelah Ibadah.
Yak. 1:22.
Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja;
sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.
Yos. 1:8 Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab
Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak
hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian
perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.
Setelah kita mempersiapkan diri dengan baik sebelum
beribadah dan memperhatikan apa saja yang harus dilakukan dengan baik pada saat
ibadah, maka yang harus diperhatikan juga adalah apa yang harus kita lakukan
setelah beribadah. Hal ini tidak kalah pentingnya, yaitu menjadi pelaku firman
Tuhan. Untuk menjadi pelaku firman Tuhan, tidak cukup hanya mendengar, tetapi
juga harus merenungkan firman tersebut siang dan malam dan meng-aplikasikan ke
dalam kehidupan sehari-hari.
Suatu saat ada seorang bernama Alex, dia adalah seorang
karyawan dalam satu perusahaan. Ada hal yang dilakukan Alex dengan luar biasa
setelah mendengarkan firman Tuhan hari
minggu. Hari senin ia datang pagi-pagi ke kantor untuk merenungkan kembali firman
Tuhan yang telah diberitakan hari minggu kemarin dan mempraktekannya.
Dalam Alkitab, tidak ditulis bacalah firman Tuhan siang
dan malam, tetapi renungkanlah siang dan malam (Yos.1:8). Merenung jauh lebih
baik dari pada membaca, karena dengan merenung, kita tidak sekadar membaca,
tetapi mengerti, mendalami, mengupas apa yang kita baca dan dalam perenungan
kita akan mendapatkan pengalaman rohani yang luar biasa. Tentunya setiap
individu yang merenungkan firman Tuhan akan mendapatkan makna yang berbeda. Membaca
dan Mendengarkan firman Tuhan membutuhkan tempat dan waktu, tetapi istimewa dari merenung
adalah tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Kita dapat merenungkan firman Tuhan
kapan saja dan dimana saja, itulah sebabnya kita harus merenungkan firman Tuhan
siang dan malam. Jadi jangan pernah biarkan firman Tuhan setiap ibadah berlalu
seperti angin.
4. Berkomunitas.
Ibr. 10:24 Dan marilah kita saling memperhatikan supaya
kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
Ibr. 10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari
pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi
marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari
Tuhan yang mendekat.
Gereja dalam bahasa inggris, diterjemahkan Church,
sedangkan Jemaat diterjemahkan Church. Berarti dapat diartikan, berjemaat dalam
satu Gereja sama dengan Berkomunitas. Dan setiap jemaat adalah bagian dari
Gereja tersebut, atau biasa yang disebut dengan tubuh Kristus, bukan
pengunjung. Sehingga sesama jemaat seharusnya saling memperhatikan satu dengan
yang lain. Komunitas yang benar dan baik adalah komunitas yang saling
memperhatikan, saling mendorong dan saling menasihati.
Saya sering memperhatikan orang-orang yang setelah pulang
dari Gereja, biasanya mereka langsung pergi tanpa memperdulikan jemaat yang
lain. Karena mungkin di kota Jakarta adalah kota yang sibuk, sehingga hari
minggu bagi beberapa orang, bukan sekadar ke Gereja, tetapi waktu dimana mereka
liburan atau waktu bersama keluarga. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan hal
itu, tetapi kita harus mengingat diri kita sebagai anggota jemaat. Kita adalah
bagian dari Gereja, bukan penonton atau bahkan pengunjung, sehingga seharusnya
kita meluangkan waktu sejenak dengan sesama jemaat. Karena, bagaimana kita bisa
saling menasihati, apabila bertegur sapa antar jemaat saja tidak pernah. Mari kita
luangkan waktu setelah ibadah selesai untuk berkomunitas.
Konklusi.
Ibr. 10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari
pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi
marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari
Tuhan yang mendekat.
Selamatkanlah hari minggu atau setiap ibadah yang anda
jalani dengan penuh ucapan syukur, dan dengan cara memaksimalkan 2 jam selama
ibadah berlangsung. Sehingga kita tidak menjalani ibadah hanya sekadar
rutinitas yang kita lakukan sebagai orang Kristen. Lakukanlah dengan
giat menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Selamat hari minggu!
Selamat beribadah!
Tuhan Yesus memberkati
No comments:
Post a Comment