Dodi sebenarnya mahasiswa yang pintar, namun kebiasaannya yang suka menunda setiap tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya, akhirnya ia diberi label "sang pemalas", oleh teman-temannya sendiri. Suatu hari, Dodi mendapatkan tugas kuliah dari dosennya. Ia pun berjanji akan menyelesaikan tepat pada waktu yang telah ditetapkan oleh dosennya. Namun, ia menunda tugas kuliah tersebut sampai berbulan-bulan. Sampai akhirnya dia sadar, bahwa apa yang dilakukannya salah. Lalu Dodi bergegas untuk menyelesaikan tugas tersebut dalam satu hari. Ternyata tugas tersebut rampung hanya dalam sekitar 5 jam saja. Seandainya Dodi berkonsentrasi untuk mengerjakan tugas tersebut dari jauh-jauh hari, ia tidak perlu menelan omelan dari dosennya. Lagipula, pada akhirnya ia pun juga harus menyelesaikannya.
“Entar dulu!” Adalah kata-kata yang sering dipakai oleh seorang penunda waktu. Seolah-olah tanggung jawab yang dipikul akan lebih ringan, bila mengatakan hal tersebut. Pekerjaan yang bertumpuk adalah harga yang harus dibayar dengan kerja lebih keras. Orang yang bekerja keras untuk hal ini bukan disebut rajin, tetapi disebut bodoh, karena seharusnya ia dapat mengerjakan hal tersebut dari jauh-jauh hari. Menunda bukan berarti meniadakan pekerjaan, tetapi menambah pekerjaan yang baru! Sehingga kita harus dua kali kerja lebih keras untuk menyelesaikannya, karena pekerjaan yang lama dan pekerjaan yang baru bercampur menjadi satu. Pada saat kita melihat tumpukan pekerjaan tersebut, hal itu akan membuat sakit kepala dan jadi malas untuk menyelesaikannya.
Amasa adalah contoh dari orang yang suka menunda-nunda dari waktu yang telah ditetapkan. Sikap menundanya ini, akhirnya mendatangkan akibat yang sangat fatal dalam hidupnya. Suatu kali, Raja Daud berkata kepada Amasa, “Kerahkanlah bagiku orang-orang Yehuda dalam tiga hari, kemudian menghadaplah lagi ke mari!” Amasa tidak langsung mengerjakan perintah Raja Daud, ia menunda-nunda tugas itu sampai melewati batas waktu yang telah ditetapkan raja baginya. Memang tidak jelas, kenapa Amasa diberi tugas seperti itu oleh Raja Daud. Tetapi, bila Raja Daud sudah memberi perintah, berarti perintah itu sangat penting. Sudah sepantasnya Amasa taat pada perintah Raja Daud. Yang jelas, akibat dari perbuatannya yang menunda-nunda adalah kematian. Yoab menikam Amasa dengan pedang ke perutnya, sehingga isi perutnya tertumpah ke tanah. Mayat Amasa yang bermandikan darah itu tergeletak di tengah-tengah jalan.
Kesempatan sekecil apa pun jangan pernah ditunda-tunda, karena akibatnya sangat fatal dikemudian hari. Mungkin kita terasa ringan sementara, tetapi kita harus membayar dengan harga yang lebih mahal dikemudian hari. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang tidak menunda-nunda tanggung jawabnya.
Orang bodoh akan berpikir bahwa dengan menunda
akan mengurangi beban pekerjaan.
No comments:
Post a Comment