Bagi orang percaya, nama Salomo sudah tidak asing lagi di telinga. Dia adalah Raja Israel yang berkuasa, persediaan makanannya lebih dari cukup, memiliki hikmat yang luar biasa, menggubah tiga ribu amsal, kaya, penulis sebagian dari Kitab Mazmur, penulis Kitab Amsal, Kitab Kidung Agung, dan Kitab Pengkhotbah. Ia juga mendirikan Bait Suci, memiliki tujuh ratus istri dan tiga ratus gundik. Melihat prestasinya, tentu banyak hal yang dapat dipelajari dari Raja Salomo. Kali ini kita belajar dari Raja Salomo di masa tuanya. Kitab Pengkhotbah adalah kitab yang ditulis oleh Raja Salomo di usianya yang sudah lanjut. Dalam kitab ini banyak sekali kata-kata ungkapan penyesalan dari seorang Raja Salomo karena perbuatan di masa mudanya. Ungkapan tersebut antara lain adalah "segala sesuatu adalah sia-sia", "segala sesuatu menjemukan", dan "usaha yang dilakukannya adalah usaha menjaring angin".
Kenapa Salomo sampai bisa berkata seperti itu? Bukankah ia seorang raja yang punya segalanya? Di dalam Pkh 12:1 dikatakan, "Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!" Salomo menyesal di dalam hidupnya, karena ia tidak berpegang pada perintah Tuhan di masa mudanya. Seandainya Salomo berpikir dua kali atau think twice dan mengingat kepada Sang Pencipta, dia tidak akan menyesali masa mudanya.
Banyak hal yang akhirnya kita sesali karena kita tidak berpikir jauh ke depan pada saat melakukan sesuatu. Padahal, berpikir dua kali tidak memerlukan waktu yang lama, paling hanya membutuhkan beberapa detik. Waktu kita mengalami suatu kejadian, kita harus memikirkan tindakan kita, kira-kira apa akibat yang akan terjadi apabila kita melakukan tindakan itu dan pikirkanlah, apakah Tuhan berkenan atas tindakan kita? Misalkan, apabila kita sedang mengendarai mobil, lalu diserempet mobil lain, respons pertama kita tentu akan marah. Dan rasanya ingin turun dari mobil, lalu langsung menghajar orang yang menyerempet mobil kita. Tetapi dengan berpikir dua kali, yang hanya membutuhkan beberapa detik, maka kita dapat berpikir jauh ke depan. Seandainya kita memukulnya, lalu apa yang akan kita dapatkan? Tentu hanya kepuasan sementara. Dengan berpikir dua kali, kita akan menyadari betapa bodohnya apabila kita melakukan hal tersebut, karena tindakan tersebut akan merugikan diri kita sendiri pada akhirnya nanti. Untuk itu, sangat penting untuk think twice.
Berpikir dua kali hanya menghabiskan beberapa detik dari 86.400 detik yang tersedia setiap hari, tetapi mempunyai kekuatan yang luar biasa apabila kita menggunakannya dengan baik. Seandainya Salomo sudah belajar tentang hal ini, ia tidak perlu bertobat di usianya yang sudah tua. Ia dapat melakukannya di usianya yang masih muda! Kita beruntung dapat belajar hal ini sekarang, sehingga kita tidak perlu menyesal di kemudian hari. Berpikirlah dua kali!
Bertindak tanpa berpikir dua kali
akan membuat hidup kita penuh penyesalan.
Sumber:
1. Wisdom Of God.
2. Renungan Harian Manna Sorgawi Senin, 24 Februari 2014