Mat 7:3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
Mat 7:4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
Mat 7:4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
Kerap kali ayat ini hanya dijadikan pedoman orang Kristen bahwa sebelum menghakimi orang lain, lihat dulu apa yang kita lakukan (balok), sehingga kita dituntut untuk menjadi orang yang sempurna terlebih dahulu, sebelum menegur kesalahan orang lain. Boleh dikatakan, jika belum sempurna, lebih baik tidak usah menegur!
Sadarlah, bahwa ayat ini bukan hanya mengajarkan kita untuk menjadi seorang yang benar-benar sempurna adanya. Karena kenyataannya, selama di dunia manusia tidak bisa menjadi sempurna, selalu ada kekurangan (balok) dalam dirinya, bahkan ada masa lalu yang tidak mengenakkan (balok).
Jadi bukan berarti kita berusaha supaya tidak ada “balok” dalam diri kita, tetapi berusaha supaya kita menyingkirkan “balok” itu dari mata kita dengan cara mengakui segala kekurangan kita. Sehingga kekurangan serta masa lalu yang buruk itu tidak menjadi batu sandungan di saat kita sedang mengajar orang lain.
Mengakui kekurangan, kesalahan, keterbatasan diri, dan masa lalu yang buruk membutuhkan hati yang besar! Namun orang seperti ini akhirnya mampu memenangkan hati orang lain!
Sadarlah, bahwa ayat ini bukan hanya mengajarkan kita untuk menjadi seorang yang benar-benar sempurna adanya. Karena kenyataannya, selama di dunia manusia tidak bisa menjadi sempurna, selalu ada kekurangan (balok) dalam dirinya, bahkan ada masa lalu yang tidak mengenakkan (balok).
Jadi bukan berarti kita berusaha supaya tidak ada “balok” dalam diri kita, tetapi berusaha supaya kita menyingkirkan “balok” itu dari mata kita dengan cara mengakui segala kekurangan kita. Sehingga kekurangan serta masa lalu yang buruk itu tidak menjadi batu sandungan di saat kita sedang mengajar orang lain.
Mengakui kekurangan, kesalahan, keterbatasan diri, dan masa lalu yang buruk membutuhkan hati yang besar! Namun orang seperti ini akhirnya mampu memenangkan hati orang lain!
http://paulusutedjo.weebly.com/my-blog/balok-di-mataku